Timnas AMIN Kritik IKN: Masyarakat Indonesia Banyak yang Miskin, Masa Kita Buat Istana Megah
Sikap Capres nomor urut 1 Anies Baswedan mengkritik keras proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) kini diikuti tim kampanyenya.
Sikap Capres nomor urut 1 Anies Baswedan mengkritik keras proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) kini diikuti tim kampanyenya.
Asisten pelatih Timnas pasangan capres-cawapres Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN), Jazilul Fawaid sepakat dengan Anies. Alasannya, masih banyak warga miskin di Indonesia, tetapi malah bangun IKN yang megah.
"Kita ini masyarakat Indonesia secara besar ini kan hidupnya masih banyak yang miskin, masa iya sih kita buat istana begitu yang besar seperti itu, itu moral ya bukan soal UU," ujarnya ditemui di Hotel Aryaduta, Jakarta, Minggu (26/11).
Asisten pelatih Timnas AMIN, Jazilul Fawaid.
Dia membuka peluang bahwa bisa saja UU IKN akan direvisi kembali di DPR. Jazilul menargetkan Anies-Muhaimin menang pilpres agar bisa mengambil keputusan terbaik terkait IKN.
"Kan tentu IKN itu dibahas di UU kan, sikapnya sudah ada di DPR waktu itu, masing-masing partai. Kalau UU kan biasa, bisa direvisi, bisa diperbaiki," ujarnya.
"Ya makanya kita menangkan dulu supaya keputusannya bisa diambil yang terbaik," pungkas Waketum PKB ini.
Sebelumnya, Anies Baswedan mengkritik keras proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) di depan puluhan ribu warga Muhammadiyah saat acara Dialog Terbuka Muhammadiyah Bersama Calon Pemimpin Bangsa. Acara tersebut digelar di Edutorium Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Rabu (22/11).
Calon presiden nomor urut 1 itu menegaskan, membangun IKN hanya akan menimbulkan ketimpangan yang baru di Indonesia.
"Membangun kota di tengah hutan ini hanya akan menimbulkan ketimpangan di kota tersebut. Jadi tujuan dengan langkah yang dikerjakan enggak nyambung. Ini problem, ini harus dikaji secara serius," ujar Anies disambut riuh tepuk tangan mahasiswa, pelajar dan hadirin.
Sebab, lanjut Anies, saat tujuan membangun ibu kota baru dengan alasan pemerataan, maka sebenarnya tidak akan menghasilkan pemerataan. Yang dihasilkan hanya sebuah kota yang baru dan timpang dengan daerah-daerah di sekitarnya.
Menurutnya, saat ingin melakukan pemerataan di Indonesia, harus dimulai dengan membangun kota kecil menjadi menengah dan kota menengah menjadi besar.
Apalagi, Anies menilai saat ini tujuan dari Indonesia adalah membangun Indonesia yang setara dan merata.
"Memang argumennya sama, tapi langkahnya bukan dengan membangun satu kota, tapi justru membesarkan semua kota yang ada di Indonesia,” tegasnya.
Anies Baswedan mengkritik keras proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) di depan puluhan ribu warga Muhammadiyah.
Baca SelengkapnyaApabila tujuannya pemerataan, maka pemerintah harusnya fokus membangun kota kecil di Indonesia.
Baca SelengkapnyaMenurut Anies saat ingin melakukan pemerataan di Indonesia, harus dimulai dengan membangun kota kecil menjadi menengah dan kota menengah menjadi besar.
Baca SelengkapnyaMegawati ingin para petani menikmati hasil kerjanya, sehingga pemerintah tidak perlu melakukan impor beras
Baca SelengkapnyaMasih banyak warga Indonesia belum bijak dalam menyampaikan kritik di media sosial.
Baca SelengkapnyaPemerintah mengeluarkan aturan menteri dan walikota yang maju Pemilu tak harus mundur dari jabatan. Hal ini tertuang dalam PP Nomor 53 Tahun 2023.
Baca SelengkapnyaAnies bercerita, di masa lampau para pendiri negara disegani karena memegang integritas.
Baca SelengkapnyaIndonesia menghadapi tantangan demokrasi yang sedang tidak baik-baik saja.
Baca SelengkapnyaMahfud mengatakan, masih banyak tersangka KPK yang belum dibawa ke pengadilan karena kurang bukti.
Baca Selengkapnya