Menteri Tjahjo sentil calon wakil wali kota kabur Pilkada Surabaya
Merdeka.com - Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menyindir Parpol yang mengajukan calon kepala daerah ternyata tidak serius maju mendaftarkan dirinya ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). Dia berharap kejadian tersebut tak akan terulang lagi pada Pilkada selanjutnya.
"Tugas utama Parpol mempersiapkan calon kepala daerah, calon DPD atau DPR dan calon presiden. Nah kalau ada calon kepala daerah yang maju daftar ke KPU lalu dia secara tiba-tiba mengundurkan diri karena alasan restu keluarga. Ini kan bikin malu Parpol yang mengusungnya," kata Tjahjo di gedung Kemendagri, Jakarta Pusat, Rabu (5/8).
Tjahjo menyarankan kepada calon kepala daerah, sebelum maju di Pilkada seharusnya minta restu kepada keluarga sehingga tidak terjadi peristiwa memalukan.
"Saya sarankan kepada calon kepala daerah yang ingin maju sebaiknya minta doa restu kepada ibu, isteri dan keluarganya, sehingga enggak ada lagi calon yang mundur karena alasan belum dapat restu dari ibu-nya," kata Tjahjo sambil tersenyum.
Pemerintah tidak memberikan sanksi kepada calon kepala daerah yang tiba-tiba mundur karena alasan tertentu. "Tidak ada sanksi dari Parpol maupun dari Undang-undang. Yang ada berupa sanksi dari masyarakat dan partai pengusungnya akan malu," paparnya.
Menurut dia, masyarakat akan menilai mana calon yang serius dan tidak serius. "Korbannya adalah Parpol itu sendiri yang menanggung malu," ucapnya.
Dalam hal pencalonan kepala daerah, kata Tjahjo, pemerintah tidak ikut campur karena itu wewenang partai politik. "Pemerintah tidak bisa interpensi keinginan pimpinan Parpol. Dia mau ngajuin calon seperti apa itu hak partai," kata Tjahjo.
"Kalau ada Parpol yang mengabaikan konstitusi memang tidak ada saksi, masyarakat yang menilai," imbuhnya.
Sebelumnya, bakal calon wakil wali kota Haries yang hilang saat pendaftaran di KPUD Surabaya ternyata mengundurkan diri. Alasan mundur politisi usungan Partai Demokrat dan PAN karena dilarang ibu kandungnya.
Pendaftaran calon pasangan Dhimam Abror-Haries Purwoko sebagai lawan tunggal pasangan incumbent Tri Rismaharini-Whisnu Sakti Buana di Pilwali Surabaya, Jawa Timur bulan Desember mendatang, sangat mengejutkan publik Kota Pahlawan. Di tengah krisis calon hingga perpanjangan pendaftaran di hari terakhir, 3 Agustus 2015, Partai Demokrat dan Partai Amanah Nasional (PAN) mengusung nama Abror-Haries.
Namun secara tiba-tiba, saat bakal calon lawan Risma-Whisnu ini mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Surabaya di Jalan Adityawarman. Dalam proses pendaftarannya, bakal calon wakil walikotanya menghilang.
Sesaat setelah berada di ruang pendaftaran KPUD Surabaya di lantai tiga, Haries izin keluar dan tak pernah kembali sebelum dia menandatangani berkas kesediaannya sebagai kandidat Pilwali mendampingi Abror. Akibat ulah Haries ini, sempat terjadi kericuhan di dalam ruangan.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kota Palembang bukan hanya soal pempek, namun beberapa jenis kudapannya juga tak kalah lezat dan selalu diburu umat muslim sebagai menu berbuka puasa.
Baca SelengkapnyaKPK menetapkan Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali sebagai tersangka.
Baca SelengkapnyaSendi sebelumnya mengaku sudah mendapat restu dari Presiden Jokowi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Luas hamparan panen di Desa Pandere, Kecamatan Gumbasa seluas 266 hektar.
Baca SelengkapnyaSinggah di warung tenda pecel, sang jenderal menikmati hidangan dengan lahap.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo (Jokowi) pada tahun lalu juga menerbitkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 3 Tahun 2023 untuk penanganan jalan-jalan rusak di daerah.
Baca Selengkapnya"Pak Presiden tadi menitipkan kepada kami para kepala desa yang hadir ini untuk menjaga pemilu"
Baca SelengkapnyaBagja juga menyinggung saat Presiden Jokowi bertemu Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang juga capres nomor urut 02.
Baca Selengkapnya