Erick Thohir Wajar Jokowi Gunakan Kata Tabok: Semut Saja Diinjek Gigit
Merdeka.com - Presiden Jokowi tak bisa menahan kekesalannya lantaran terus menerus dituding dan dikaitkan dengan Partai Komunis Indonesia (PKI). Jokowi ingin mencari penyebar isu tersebut.
Pihak oposisi menganggap respons Jokowi menanggapi isu saat kunjungan ke Lampung Tengah itu berlebihan. Saat itu, Jokowi menyebut akan menabok si penyebar isu.
Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Erick Thohir menilai tidak ada yang salah dari pernyataan Jokowi itu. Termasuk penggunaan diksi 'tabok'. Erick menganalogikan sikap calon presiden nomor urut 01 itu dengan reaksi semut saat terdesak.
"Istilahnya semut itu kecil, diinjek saja dia gigit loh apalagi manusia. Saya rasa wajar," ujar Erick di Epicentrum, Jakarta Selatan, Selasa (27/11).
Erick melanjutkan, pernyataan Jokowi saat itu tidak belebihan karena didukung dengan reaksi tubuh dengan mengelus dada.
"Kan cara menyampaikannya beliau sabar sabar tapi masa enggak boleh ngomong," ujarnya seraya menirukan gerakan Jokowi mengelus dada.
Diketahui pernyataan tersebut disampaikan Jokowi saat membagikan 1.300 sertifikat tanah untuk warga Lampung Tengah di Lapangan Tenis Indoor Gunung Sugih, Lampung Tengah, Jumat (23/11).
"Coba lihat di medsos, Presiden Jokowi itu PKI. Fitnah-fitnah seperti itu," kata dia.
Jokowi berulang kali membantah bahwa dia bukan aktivis PKI. PKI sudah dibubarkan pada 12 Maret 1966, sedangkan Jokowi baru dilahirkan 21 Juni 1961.
"Saat PKI dibubarkan saya baru 4 tahun. Kok bisa diisukan Jokowi aktivis PKI, masak ada PKI balita," ujarnya.
Selama empat tahun menjadi Presiden, Jokowi mengaku selalu dikaitkan dengan PKI. Jokowi tak bisa lagi menyembunyikan kekesalannya. Kepala Negara menyatakan bakal mencari siapa yang menyebar isu bohong.
"Ini yang kadang-kadang haduh. Mau saya tabok orangnya di mana, saya cari betul," kata Jokowi.
"Saya ini sudah 4 tahun digini-giniin. Sabar, sabar ya Allah, sabar, sabar. Tapi sekarang saya berbicara karena jangan sampai ada 9 juta orang percaya terhadap berita-berita begini," sambungnya.
Tak hanya soal PKI, Jokowi juga menjawab isu pro asing. Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menegaskan dirinya justru telah merebut aset Indonesia yang selama ini dikuasai asing. Misalnya Blok Mahakam dan Blok Rokan yang kini di bawah kendali Pertamina. Sebelumnya, Blok Mahakam dikuasai oleh Prancis dan Jepang, sedangkan Blok Rokan dikuasai Amerika.
"Freeport juga yang sejak 1970 kita hanya dapat 9 persen dan diam saja, sekarang kita sudah dapat 51 persen. Antek asing yang mana?," ucap dia.
Selanjutnya Jokowi membantah tuduhan telah mengkriminalisasi ulama. Mantan Wali Kota Solo ini menegaskan dirinya tidak pernah mengkriminalisasi ulama.
Jokowi justru memiliki kedekatan dengan ulama, hal itu ditandai dengan seringnya Kepala Negara bersilaturahmi ke Pondok Pesantren.
"Saya setiap hari, setiap minggu ketemu ulama. Kriminalisasi yang mana? Masyarakat jangan mudah percaya," ucapnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ia menduga, wacana pemakzulan mungkin adalah taktik pengalihan isu atau refleksi kekhawatiran pendukung calon lain akan kekalahan.
Baca SelengkapnyaCalon Pesiden (Capres) nomor urut 03, Ganjar Pranowo mengkritik Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang kerap berubah pernyataan dan sikapnya.
Baca SelengkapnyaMenurut dia, Presiden Jokowi merupakan tokoh nasional.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tujuannya untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya.
Baca SelengkapnyaTim Hukum Nasional AMIN sudah menyiapkan format laporan terkait pernyataan Jokowi ke Bawaslu.
Baca SelengkapnyaKata Huda, anggota fraksi PKB sudah ada beberapa yang menandatangi hak angket.
Baca SelengkapnyaWajar jika Presiden Jokowi akan mendapat peran penting di pemerintahan Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaPihak Istana masih menunggu pembuktian atas tuduhan yang disampaikan persidangan.
Baca Selengkapnya