Dede Yusuf sampaikan pidato kekalahan di Pilgub Jabar
Merdeka.com - Calon incumbent Dede Yusuf bersama pasangannya Lex Laksmana kalah dalam perhitungan cepat (quick count) Pemilihan Gubernur Jawa Barat. Meski perhitungan cepat belum mencapai 100 persen, Dede sudah menerima kekalahannya dari pesaing ketatnya Ahmad Heryawan dan Rieke Diah Pitaloka.
"Kami paham sekali teknologi ini bisa dikatakan hampir mendekati hasil yang sebenarnya. Setelah saya melihat maka kami minta maaf tidak bisa melanjutkan sampai selesai," kata Dede yang mengenakan batik hijau dalam jumpa pers di rumah pemenangan, Bandung, Minggu (24/2).
Tampak kekecewaan di wajah Dede. Dia pun mengucapkan selamat pada pasangan yang nantinya keluar sebagai pemenang.
"Kami ucapkan selamat pada gubernur yang nantinya terpilih. Kami yakin siapapun yang terpilih adalah pilihan rakyat," jelas Dede.
Sebelum mengakhiri pidatonya, Dede yang didampingi Lex mengucapkan terima kasih atas partisipasi dan dukungan semua pihak.
"Pesta rakyat telah berlangsung aman dan damai. Kami ingin memberikan apresiasi dan rasa terima kasih kami kepada sahabat, teman, kader simpatisan dan pendukung yang telah bersama-sama berjuang dan melakukan dan berupaya untuk bisa melaksanakan pemilihan dengan baik," katanya.
"Saya minta maaf hasil belum bisa memberikan kontribusi yang baik," tambah Dede.
Hasil sementara perhitungan cepat versi lembaga survei LSI Dede dan Lex hanya memperoleh suara 25,29 persen.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pantas mengatakan, kemungkinan partainya bakal mengumumkan nama bakal calon gubernur pada Mei 2024 mendatang
Baca SelengkapnyaTaufik mengingatkan kepada masyarakat untuk memilih presiden dan wakil presiden berdasarkan kemampuan mengatasi permasalahan bangsa.
Baca SelengkapnyaFatoni berpesan kepada seluruh warga Sumsel untuk terus menjaga iklim kondusif dan menghindari konflik.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Masyarakat yang sudah masuk dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) pun diimbau dapat menggunakan hak pilihnya dalam Pemilu.
Baca SelengkapnyaKebijakan diputuskan sesuai dengan aspirasi publik.
Baca SelengkapnyaGanjar dan Mahfud Tebak Pilihan Jokowi: Ya Putranya kan Ada di Sana, Pasti ke Sana
Baca SelengkapnyaMenurut Mahfud, perdebatan keputusannya baru mundur menjelang pencoblosan atau sebelum dicalonkan sebagai cawapres Ganjar merupakan hal lazim dalam politik.
Baca SelengkapnyaTujuannya untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya.
Baca SelengkapnyaPerbedaan pilihan saat Pemilu lalu seharusnya bisa disikapi dengan bijak. Sudah saatnya semua pihak ikut menjaga situasi tetap tenang terlebih di bulan Ramadan.
Baca Selengkapnya