Tidak Terjamah Bansos, Ujang dan Keluarga Andalkan Singkong untuk Makan
Merdeka.com - Kisah pilu keluarga miskin di Tangerang Selatan, menjadi catatan buruk pemerintah kota. Alih-alih bantuan sosial yang digembar-gemborkan bisa meringankan beban kebutuhan pangan warga, ternyata belum sepenuhnya benar-benar merata penyalurannya.
Bahkan kenyataan pahit harus dirasakan keluarga Ujang Pendi, petani penggarap yang terdaftar program keluarga sejahtera, sudah sejak dua tahun lalu tidak memperoleh bantuan sosial dari pemerintah.
"Saya hanya mengandalkan apa yang saya tanam, kalau laku dijual uangnya buat makan. Tapi kalau belum, saya makan singkong dan pisang yang ada," ucap suami Titin Lilis saat ditemui di rumahnya, wilayah Kecamatan Setu, Tangerang Selatan, Minggu (7/6).
Dia mengaku, kehidupannya sekarang sangat kekurangan. Tempat tinggalnya berdiri ala kadarnya di lahan garapan, yang sewaktu-waktu bisa diusir sang pemilik.
"Ini lahan Puspiptek, lahannya dari pada kosong saya tanami singkong, pisang dan kambing titipan orang yang saya urusi. Termasuk tempat yang saya tinggali bersama keluarga," jelas ayah lima anak ini.
Bahkan untuk kondisi tempat tinggal yang berdiri di atas lahan Puspiptek itu, terlihat sangat tidak layak.
Berdiri di atas lahan sekitar 4x4 meter, Ujang tinggal bersama istri dan lima orang anaknya. Beralas tanah dengan dinding dan atap berlapis triplek dan plastik terpal, Ujang mengaku tidak bisa berbuat banyak.
"Sudah lama saya tinggal di sini. Saya menggarap lahan di sini. Saya warga Tangsel yang sebelumnya dapat bantuan, tapi sejak tahun 2018 sudah tidak pernah lagi, padahal semua tetangga yang masuk keluarga sejahtera tetap dapat bantuan," ucap dia.
Terlebih kondisi ketidakpastian seperti saat ini, dia mengaku sama sekali sangat berharap bantuan pemerintah. "Bantuan Covid sama sekali enggak ada, paling kalau ada yang kasih bantuan itu dari orang pribadi. Kalau Bansos enggak pernah sejak dua tahun lalu, 2018 itu terakhir," tegasnya.
Ujang mengaku sangat berharap bisa memperoleh bantuan pemerintah, seperti sejumlah warga Tangsel lainnya yang menerima berbagai bantuan.
"Kalau saya enggak paham kenapa tidak dapat. Padahal KTP saya Tangsel, tapi tetangga-tetangga pada dapat," terangnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masyarakat terkini itu sudah cerdas dan pandai memilah dan menjadi wewenang rakyat juga untuk memilih paslon tertentu.
Baca SelengkapnyaSaat ini banyak rakyat atau keluarga miskin yang membutuhkan bantuan akibat kenaikan harga bahan-bahan pokok.
Baca SelengkapnyaGanjar sudah memprediksi penyaluran bantuan sosial (bansos) kerap dimanfaatkan para pejabat untuk mengkampanyekan salah satu paslon.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pemerintah mulai menyalurkan bantuan pangan cadangan beras untuk periode Januari hingga Juni 2024.
Baca SelengkapnyaAtikoh berasal dari keluarga yang tumbuh di lingkungan pesantren sederhana.
Baca SelengkapnyaPemerintah mempertimbangkan untuk menghentikan sementara penyaluran bantuan pangan beras saat hari tenang hingga pencoblosan pemilu yakni 11-14 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaDinas Sosial Kota Tangerang Selatan mengakui tidak teliti dalam pemberian paket bantuan bagi masyarakat korban banjir.
Baca SelengkapnyaAnggaran tersebut mencakup kucuran bansos hingga Juni 2024. Namun, Kemenkeu akan melakukan tinjauan setelah tiga bulan.
Baca SelengkapnyaAirlangga menjanjikan bakal memberikan bantuan untuk meringankan kesulitan warga.
Baca Selengkapnya