Tersangka kasus suap, Kajari Praya tak akan terima gaji

Merdeka.com - Kajari Praya Lombok Tengah, Subri SH ditangkap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di hotel kawasan Senggigi, Lombok saat bertransaksi dengan pengusaha Lusita Ani Razak. Subri sudah dinonaktifkan dari jabatannya dan tak akan terima gaji dari Kejaksaan.

"Sesuai PP 53/2010 selama yang bersangkutan dalam proses perkara, dia akan diberhentikan sementara. Dengan serta merta gajinya tidak dibayarkan," ujar Jaksa Agung Muda Intelejen Kejaksaan Agung Ajat Sudrajat di Jakarta, Minggu (15/12).

Ajat mengatakan jika dalam persidangan Subri terbukti bersalah, maka pihaknya akan memecatnya secara tidak terhormat. "Nanti akan diberhentikan tetap kalau putusan hukumnya tetap," ujar Ajat.

Ajat menegaskan kasus ini menjadi pelajaran Kejagung agar pegawai yang lain tidak korupsi. Pihaknya akan menghormati proses hukum di KPK, dan menyerahkan kasus ini ditangani oleh KPK.

"Dengan kejadian tersebut seluruh pegawai kejaksaan bisa ambil hikmahnya. Sehingga sikap korup jangan terulang kembali di institusi kejaksaan," ujar Ajat.

Sementara itu, Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto mengatakan, Subri dan Lusita akan ditahan KPK usai pemeriksaan. "Keduanya akan langsung ditahan. Berkaitan dengan pengurusan perkara tindak pidana umum pemalsuan dokumen sertifikat tanah di wilayah kabupaten Lombok Tengah," ujar Bambang saat konpers di KPK, Minggu (15/12).