Tarif parkir di stasiun mahal, wali kota Solo panggil PT KAI

Merdeka.com - Mahalnya tarif parkir di Stasiun Purwosari dan Stasiun Solo Balapan dikeluhkan banyak pihak. Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo (Rudy) yang mengaku mendapatkan laporan dari berbagai pihak pun berang.

Pria berkumis tebal itu berjanji akan memanggil PT. Kereta Api Indonesia (KAI) Daop VI Yogyakarta. Pemanggilan tersebut untuk memperjelas ketentuan tarif parkir progresif yang ditetapkan di Stasiun Purwosari dan Balapan.

"Kami menerima banyak keluhan masyarakat soal penetapan tarif parkir progresif tersebut. Saya telah meminta Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) segera memanggil PT. KAI Daop VI Yogyakarta," ujar Rudy, Jumat (12/12).

Ia mengaku kecewa dengan penetapan tarif parkir progresif yang diberlakukan PT. KAI di Stasiun Purwosari dan Balapan. Menurut dia penerapan tarif parkir progresif tidak sesuai dengan visi dan misi PT. KAI sebagai salah satu pelayanan publik.

"Kami minta PT.KAI mengkaji ulang ketentuan tarif parkir. Stasiun itu bukan mal yang cari profit, tapi masuk pelayanan publik. Jadi ya tarifnya tidak seperti mal," ujarnya.

Rudy memerintahkan Dishubkominfo untuk menegur Daop VI Yogyakarta yang menetapkan tarif parkir progresif di stasiun dengan semau sendiri.

"Jangan buat masyarakat resah dengan tarif parkir. Wong itu ya untuk masyarakat, mosok ditetapkan progresif yang memberatkan," kata Rudy kesal.

Sementara itu, Kepala Dishubkominfo Kota Solo, Yosca Herman Soedrajat berencana akan memanggil PT. KAI Daop VI/ Yogyakarta pekan depan. Dia mengaku terkejut dengan ketentuan tarif parkir progresif.

"Seharusnya ketentuan tarif parkir disesuaikan dengan parkir yang berada di lingkungan sekitar. Untuk Stasiun Balapan, masuk zona D di mana tarif parkir untuk mobil Rp 2 ribu per jam dan motor Rp 1.500 per jam. Untuk Stasiun Purwosari masuk zona C dengan ketentuan tarif parkir mobil Rp 3 ribu per jam dan motor Rp 2 ribu per jam," tuturnya.