STIP Jakarta Jawab Kabar Tradisi Perpeloncoan Buntut Kematian Mahasiswa: Penyakit Turun Temurun Itu Sudah Dihapus
Polisi telah memeriksa 10 saksi untuk menyelidiki kasus tersebut.
Polisi telah memeriksa 10 saksi untuk menyelidiki kasus tersebut.
Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) buka suara terkait kematian salah satu mahasiswa berinisial P (19) diduga dianiaya senior.
STIP menegaskan budaya kekerasan atau aksi perpeloncoan senior kepada junior di kampus yang berada di bawah Kementerian Perhubungan tersebut, sudah hilang.
"Tidak ada budaya pelonco di kampus ini dan itu penyakit turun temurun yang sudah dihilangkan," kata Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Ahmad Wahid menanggapi tewasnya salah satu taruna di kampus itu pada Jumat pagi, di Marunda, Jakarta.
Wahid mengatakan sudah satu tahun di kampus ini dan tidak ada budaya pelonco tersebut.
"Budaya itu sudah kami hilangkan, itu murni 'person to person'," kata Wahid.
"Kami akan memberikan sanksi tegas kepada pelaku yang terbukti melakukan penganiayaan dengan mengeluarkan pelaku," kata dia.
"Kami tidak akan cuci tangan," kata Wahid.
Aksi pelonco berbalut kekerasan yang dilakukan senior kepada junior di STIP Marunda Jakarta Utara bukan yang pertama terjadi.
Kasus serupa pernah beberapa kali terjadi dan menewaskan taruna yang masih junior akibat aksi kekerasan tersebut.
Pada Jumat ini, seorang taruna angkatan satu (2023) berinisial P dari Bali tewas di kamar mandi kampus tersebut dan diduga karena dianiaya seniornya.
Sebelumnya, ada nama taruna STIP angkatan 2016 Amirullah Adityas yang tewas pada 10 Januari 2017.
Kemudian Dimas Dikita Handoko tewas pada 25 April 2014 setelah dianiaya senior bersama enam rekan seangkatan.
Setelah itu ada nama taruna STIP Daniel Roberto Tampubolon yang tewas pada 6 April 2015 dan taruna Agung Bastian pada 2008 yang tewas dianiaya senior dan terungkap setelah korban tiga hari dimakamkan.
Sebelumnya, Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Pol Gidion Arif Setyawan mengatakan telah memeriksa 10 orang saksi untuk menyidik kasus tersebut.
"Kami secara berjalan memeriksa 10 orang saksi untuk mengungkap kasus tewasnya taruna STIP dan memang ada dugaan penganiayaan dari seniornya," kata Gidion, Jumat (3/5).
Dugaan penganiayaan itu dikuatkan temuan sementara kepolisian pada tubuh korban terdapat luka lebam.
Baca SelengkapnyaPolisi sudah memeriksa 10 saksi terkait kematian mahasiswa tersebut.
Baca SelengkapnyaPihak keluarga korban sebelumnya mengancam menuntut kampus dan mendesak pelaku penganiayaan dihukum berat.
Baca SelengkapnyaKeluarga korban mengancam menuntut pihak kampus dan pelaku penganiayaan.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu terjadi di lingkungan kampus pada Jumat (3/5) pukul 08.00 WIB.
Baca SelengkapnyaPenghapusan sejumlah aturan tersebut diberlakukan menyusul seorang mahasiswa STIP Jakarta tewas dianiaya senior.
Baca SelengkapnyaSekujur tubuh mahasiswa STIP tewas penuh luka bekas penganiayaan
Baca SelengkapnyaPolisi belum bisa merinci penyebab dan kronologi peristiwa tersebut. Saat ini, jenazah korban telah dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati.
Baca SelengkapnyaPolisi mengembangkan kasus penganiayaan taruna di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta yang berujung kematian juniornya.
Baca Selengkapnya