Santap nasi kenduri, 40 warga Batang Jateng mendadak keracunan
Merdeka.com - Keracunan massal terjadi di Desa Tambak Boyo, Kecamatan Reban, Kabupaten Batang, Jawa Tengah pada Selasa (15/4). Sebanyak 40 warga setempat muntah-muntah dan pusing-pusing usai menyantap nasi selamatan di salah satu warga yang usai meninggal dunia.
Tidak ada korban jiwa dalam aksi keracunan massal tersebut. Namun, puluhan warga harus dilarikan ke empat Puskesmas yang ada di sekitar Kabupaten Batang, Jawa Tengah untuk menjalani perawatan.
Dari informasi yang dihimpun merdeka.com, keracunan massal berawal usai maghrib sekitar pukul 18.30 WIB ada salah satu anggota keluarga meninggal. Kemudian keluarga tersebut mengundang puluhan warga sekitar untuk mengikuti acara doa selamatan. Tujuannya untuk membacakan yasin dan tahlil secara bersama-sama supaya arwah yang meninggal tenang dan diterima di sisi-Nya.
"Usai doa bersama selesai, puluhan warga menerima nasi berkat besekan atau nasi kardus yang dibagikan tuan rumah selamatan. Mereka kemudian pulang ke rumah masing-masing, kemudian setelah 30 menit kemudian menjelang Isya warga pada keracunan," ungkap Memed salah seorang warga sekitar saat dikonfirmasi merdeka.com Selasa (15/4) malam.
Namun, sesampainya di rumah itu, mereka masing-masing menyantap nasi dengan menu mie. Seketika beberapa warga mengalami muntah-muntah, mukanya pucat dan diare terus menerus. Bahkan beberapa warga ada yang langsung pingsan karena mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan.
Awalnya hanya belasan warga yang mengalami keracunan. Mereka juga berupaya untuk menetralisir dengan air kelapa muda atau biasa disebut air degan. Namun, upaya warga tersebut tak bisa menolong dan harus dilarikan ke Puskesmas Reban untuk mendapatkan perawatan medis.
"Awalnya hanya beberapa warga yang mencoba dengan menetralisir racun dari nasi yang ada masakan mienya. Tapi karena korban bertambah akhirnya semua korban dilarikan ke beberapa puskesmas terdekat," ujarnya.
Semakin malam, jumlah korban semakin bertambah hingga mencapai 40 orang. Sehingga mereka harus dilarikan ke tiga Puskesmas lainnya seperti Puskesmas Limpung, Puskesmas Bawang dan Puskesmas Bandar yang masih ada di sekitar Kabupaten Batang, Jawa Tengah.
Kapolsek Reban AKP Bambang S membenarkan terkait kejadian keracunan massal akibat mengkonsumsi nasi kenduri selamatan tersebut. Bambang S menyatakan saat ini puluhan korban sudah dalam penanganan petugas medis Puskesmas setempat.
"Mohon maaf tidak usah diberitakan atau diblow-up. Korban sebagian sudah ditangani oleh Puskesmas sekitar dan saat ini sudah ada beberapa masyarakat yang menjadi korban keracunan pulang ke rumah mereka masing-masing untuk menjalani rawat jalan. Kecuali kalau ada yang menonjol atau unik silakan di beritakan," tuturnya.
Hingga kini masih ada sekitar 10 warga yang menjalani perawatan guna pemulihan kondisi usai mengalami keracunan massal itu. Saat ini, kasus ini masih intensif ditangani dan dalam proses penyelidikan oleh anggota Kepolisian Resort (Polres) Batang, Jawa Tengah.
(mdk/gib)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tiga orang emak-emak di Garut Jawa Barat tertabrak mobil saat menyeberang usai menghadiri kegiatan pengajian
Baca SelengkapnyaSejak tahapan kampanye Pemilu 2024 dimulai pada 28 November 2023, Bawaslu Jawa Barat mencatat 10 jenis dugaan pelanggaran di 22 kota dan kabupaten.
Baca SelengkapnyaPenangkapan di beberapa tampat baru-baru ini semakin menguatkan rasa aman bagi masyarakat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pemerintah mulai menyalurkan bantuan pangan cadangan beras untuk periode Januari hingga Juni 2024.
Baca SelengkapnyaKonon apabila ada pejabat yang datang ke sana, ia akan langsung turun pangkat atau dipindahtugaskan.
Baca SelengkapnyaKepala Desa Mayang Ely Febriyanto mengatakan warganya melakukan bakti sosial dengan membagi-bagikan takjil di tepi jalan secara gratis.
Baca SelengkapnyaMasyarakat Jawa Tengah punya beragam cara merayakan Lebaran
Baca SelengkapnyaAda banyak cara yang dilakukan warga Jateng dalam menyambut datangnya Bulan Suci Ramadan
Baca SelengkapnyaDaratan hingga rumah penduduk terancam hilang akibat abrasi yang terus terjadi
Baca Selengkapnya