Pulang dari Wakatobi, Wa Ode kembali masuk bui

Merdeka.com - Tersangka kasus dugaan suap Dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah (DPID), Wa Ode Nurhayati akhirnya kembali balik ke jeruji besi setelah sempat diizinkan keluar tahanan untuk melayat neneknya yang meninggal di Wakatobi, Sulawesi Tenggara.

Politikus PAN itu kini sudah mendekam lagi di Rumah Tahanan Pondok Bambu, Jakarta.

"Ibu Wa Ode sudah berada di rutan sekarang," ujar salah satu kuasa hukumnya, Sulistyowati, via telepon kepada merdeka.com, Minggu (27/5) malam.

Menurut Sulistyo, pesawat yang membawa rombongan Wa Ode dari Wakatobi ke Jakarta tersebut sempat delayed sehingga anggota Banggar DPR itu datang terlambat. "Memang agak terlambat tadi pulangnya," ujarnya.

Seperti diketahui, Wa Ode pada hari Jumat (25/5) diizinkan keluar dari tahanan untuk melayat sang nenek yang meninggal dunia. Wa Ode diizinkan ini dengan syarat harus ada pengawalan yang ketat dari pengawal tahanan KPK.

"Kemarin dikawal petugas dari KPK beberapa orang," kata Sulistyo.

Kerabat Wa Ode pun turut menemani satu pesawat dengan dirinya saat berangkat ke Wakatobi dengan menggunakan pesawat Lion Air. Namun Sulistyowati mengaku tidak tahu berapa sanak-saudaranya yang ikut menemani Wa Ode ini.

"Saudaranya yang bareng dia, persisnya saya ga tahu siapa dan berapa orang," ujarnya.

Wa Ode Nurhayati ditetapkan sebagai tersangka pada tanggal 9 Desember 2011 lalu. Politisi dari fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) ini diduga menerima pemberian berupa uang Rp 6 miliar dari pengusaha Fahd A Rafiq yang juga telah ditetapkan sebagai tersangka, terkait penetapan tiga kabupaten di Aceh, yaitu Pidi, Benar Meriah dan Aceh Besar, sebagai daerah penerima DPPID.

Diketahui, dana tersebut merupakan commitment fee sebanyak 5-6 persen dari DPPID untuk tiga kabupaten di Aceh dengan total nilai Rp 40 miliar. Tetapi, dikabarkan, sebagian dana yang diterima tersebut sudah dikembalikan karena salah satu kabupaten gagal mendapatkan alokasi anggaran DPPID.