Pagar DPR Aceh Dibuka, Mahasiswa Padati Halaman Ruang Paripurna
Merdeka.com - Mahasiswa mengepung gedung Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA). Halaman perkiraan tampak dipadati massa hingga ke Jalan T Nyak Arif, Kamis (26/9). Mobil komando peserta aksi sebelumnya sempat bertahan di luar pagar gedung. Sejurus kemudian petugas keamanan memberikan izin untuk masuk dan menggelar aksi di halaman ruang paripurna DPRA.
Selain berorasi, peserta aksi juga membawa spanduk dan poster. Aparat keamanan memasang pagar betis di depan ruang paripurna. Koordinator lapangan terus mengingatkan massa agar patuh satu komando.
Yel-yel penyemangat terus diteriakkan oleh koordinator lapangan dari mobil komando, disambut teriak bergemuruh dari peserta aksi.
Massa yang sudah berada di pekarangan gedung DPRA semua diminta untuk duduk. Hingga sekarang aksi masih berjalan tertib.
Tampak juga sejumlah anggota DPRA berada di lokasi. Namun belum menemui peserta aksi. Sementara mobil water cannon sudah disiapkan sisi kanan gedung dewan. Begitu juga sejumlah personel keamanan seperti motor trainal sudah berada di belakang gedung dewan tersebut.
Tuntutan massa hari ini masih sama seperti sebelumnya. Mereka memprotes sejumlah regulasi yang kontroversi. Termasuk menolak pelemahan KPK, di mana Undang-Undang sudah disahkan oleh DPR. Demikian juga sejumlah rancangan undang-undang lainnya yang dinilai bermasalah.
Mereka berteriak agar pemerintah membatalkan UU KPK yang nilai telah melemahkan pemberantasan korupsi di Indonesia.
Ada 4 poin tuntutan mahasiswa aksi yang berlangsung di Aceh, yaitu:
1. Meminta pemerintah (Presiden) untuk mengeluarkan Perppu pembatalan UU KPK serta menolak segala bentuk pelemahan terhadap upaya pemberantasan korupsi di Indonesia.
3. Meminta DPR membatalkan RUU KUHP yang bermasalah, di antaranya pasal 218, 220, 241 dan 340.
3. Meminta kepada DPR mengindahkan aspek transparansi, aspirasi dan partisipasi publik dalam proses pembahasan RUU.
4. Menuntut negara mengusut dan mengadili pihak tidak bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan di beberapa wilayah Indonesia.
Massa berteriak "keluar, keluar, keluar' hingga menggema di gedung dewan tersebut. Mereka meminta ketua DPRA Sulaiman menemui massa.
Personel polisi antihuru hara mulai masuk ke belakang gedung DPRA. Mereka lengkap dengan tameng atau perisai dan juga pentungan. Tiba di DPRA, mereka berbaris dan siaga di belakang gedung. Sedang di depan massa terus berorasi secara bergantian.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mahasiswa memaksa pengungsi naik ke truk yang telah disediakan. Semua barang milik pengungsi ikut diangkut
Baca SelengkapnyaSebelumnya diberitakan, aksi pengusiran paksa pengungsi Rohingya dilakukan mahasiswa dari berbagai kampus di Banda Aceh.
Baca SelengkapnyaRatusan mahasiswa tiba-tiba menggeruduk gedung DPR, Jumat (17/5) sore.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Massa akhirnya mundur secara perlahan dan membubarkan diri dari sekitar gedung DPR RI
Baca SelengkapnyaDede menilai kepastian regulasi yang mendukung anggaran PON 2024 diperlukan karena menyangkut persiapan dan teknis penyelenggaraan.
Baca SelengkapnyaPolisi akan melakukan pengamanan demi menjaga kondusifitas selama aksi unjuk rasa berlangsung.
Baca SelengkapnyaDengan adanya aksi bakar ban tersebut, membuat jalan arteri atau non-tol menuju arah ke wilayah Jakarta Barat yang melalui depan Gedung DPR/MPR RI ini pun ditut
Baca SelengkapnyaDua personel Polda Aceh, AKBP AP dan Aipda SS ditangkap tim dari Polresta Banda Aceh karena diduga terlibat peredaran narkoba.
Baca SelengkapnyaPara perajin tembaga dan warga sekitar sangat antusias menyambut kedatangan Ketua DPR RI itu.
Baca Selengkapnya