Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Masalah Sampah di Indonesia: TPA Terbatas, Minim Kesadaran Warga dan Sistem Manajemen Lemah

Masalah Sampah di Indonesia: TPA Terbatas, Minim Kesadaran Warga dan Sistem Manajemen Lemah

Masalah Sampah di Indonesia: TPA Terbatas, Minim Kesadaran Warga dan Sistem Manajemen Lemah

Sejumlah TPA mengalami kebakaran.

Masalah Sampah di Indonesia: TPA Terbatas, Minim Kesadaran Warga dan Sistem Manajemen Lemah

Persoalan sampah masih terus ditemui di kota-kota besar di Indonesia. Masalah ini dipicu banyak faktor, diantaranya sistem manajemen yang kurang menunjang, lemahnya pengaturan dan minimnya kesadaran masyarakat soal sampah.

Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2022 mencatat jumlah timbunan sampah nasional dari 309 kabupaten/kota se-Indondesia mencapai 35,9 juta ton.

Masalah Sampah di Indonesia: TPA Terbatas, Minim Kesadaran Warga dan Sistem Manajemen Lemah

Dari total tersebut, sebanyak 62,51 persen (22,4 juta ton) dapat terkelola, sedangkan sisanya 37,49 persen (13,4 juta ton) belum terkelola dengan baik.

Jenis sampah sisa makanan masih mendominasi dengan angka 40,6 persen. Menyusul di urutan kedua ada sampah plastik yang menyumbang 18,1 persen.

Selain mengotori lingkungan, sampah plastik yang tidak terurai, dengan mudah mencemari tanah, air, sungai hingga laut.

Kesehatan manusia juga terancam jika mengonsumsi ikan yang telah terpapar mikroplastik yang terbuang ke laut.

Persoalan sampah juga tidak merambat sampai ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Tahun ini saja setidaknya ada 3 TPA kebakaran. Belum lagi daya tampung yang sudah melampaui batas yang akhirnya seringkali menimbulkan antrian panjang kendaraan truk sampah.

Masalah Sampah di Indonesia: TPA Terbatas, Minim Kesadaran Warga dan Sistem Manajemen Lemah

Kebakaran dan TPA

Di samping itu, kebakaran di tempat penampungan akhir (TPA) juga kerap terjadi dan sulit dikendalikan. Seperti kebakaran di TPA Sarimukti, Kabupaten Bandung Barat, yang dilaporkan terjadi sejak 19 Agustus 2023.

Karena hal ini, Kota Bandung memberlakukan masa darurat sampah yang saat ini sudah diperpanjang hingga 26 Desember 2023.

Kejadian serupa terjadi di TPA Rawa Kucing, Kedaung Wetan, Neglasari, Tangerang, yang terbakar pada Jumat 20 Oktober 2023.

Luas area yang terbakar disebutkan mencapai 27 hektare daro total 34 hektare lahan TPA. Proses pemadaman berlangsung selama 13 hari. Selama itu pemerintah daerah memberlakukan status tanggap darurat kebakaran.

Masalah Sampah di Indonesia: TPA Terbatas, Minim Kesadaran Warga dan Sistem Manajemen Lemah
Masalah Sampah di Indonesia: TPA Terbatas, Minim Kesadaran Warga dan Sistem Manajemen Lemah

Menilik banyaknya peristiwa yang terjadi di berbagai daerah, tak bisa dipungkiri jika Indonesia saat ini sedang mengalami darurat sampah. Mulai dari Batam, Bandung, Tangerang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar sedang terjadi penumpukan sampah.

Masalah Sampah di Indonesia: TPA Terbatas, Minim Kesadaran Warga dan Sistem Manajemen Lemah

Volume sampah harian yang terus meningkat dan daya tampung TPA yang terbatas, masalah sampah menjadi bom waktu yang siap meledak.

Inovasi Pengelolaan Sampah

Berbagai inovasi pengolahan sampah, menjadi salah satu upaya yang terus digenjot pemerintah untuk penanganan, termasuk di Ibukota Negara Nusantara (IKN). Nantinya sistem pengelolaan sampah di IKN akan diolah terlebih dahulu, jadi tidak langsung dibuang begitu saja di TPA tanpa diolah alias open dumping.

Berbicara pengolahan sampah, sebuah perusahaan teknologi hijau berbasis di Indonesia, Greenhope, menawarkan solusi inovatif untuk permasalahan limbah plastik. Inovasi plastik ramah lingkungan ini sangat diperlukan untuk masa depan yang berkelanjutan.

Para pendiri perusahaan telah mendapatkan paten untuk dua merek, yaitu Oxium dan Ecoplas. Oxium adalah aditif biodegradable. Sedangkan, Ecoplas adalah plastik biodegradable berbasis singkong.

"Inovasi ini berhasil menghadirkan plastik yang mampu terdegradasi secara alami dalam 2-5 tahun. Dengan demikian, dunia tidak perlu lagi menunggu 1000 tahun untuk menguraikan selembar plastik," kata CEO Greenhope Tommy Tjiptadjaja.

Menurutnya, masalah limbah plastik harus diatasi dengan 4R bukan lagi 3R. Pendekatan perlu lebih berorientasi pada ekologi, bukan ego.

Kini 4R, Bukan 3R Lagi

Bagi Greenhope, 3R, yaitu reduce (mengurangi), reuse (menggunakan ulang), recycle (mendaur ulang), kurang efektif. Terlebih lagi, saat ini, sebagian besar plastik tidak dapat didaur ulang. Inilah yang kemudian mengakibatkan plastik memenuhi area tempat pembuangan sampah hingga perairan.

"Kami menemukan bahwa membutuhkan setidaknya 4R; mengurangi, menggunakan ulang, mendaur ulang, dan memulihkan atau mengembalikan ke bumi," ujar Arsika Ahmad (Head of Sales and Marketing Greenhope) mengenai produk patennya yang biodegradable.

Namun, yang tidak kalah penting, menjaga keseimbangan antara inovasi teknologi dan praktik pengelolaan limbah yang bijaksana.

"Hanya dengan pendekatan komprehensif dan kolaboratif, kita dapat mencapai tujuan bersama dalam mengurangi pencemaran plastik dan melindungi bumi kita untuk generasi mendatang," pungkas dia.

Raih Suara Tertinggi, Indonesia Kembali Terpilih Sebagai Anggota Dewan HAM PBB
Raih Suara Tertinggi, Indonesia Kembali Terpilih Sebagai Anggota Dewan HAM PBB

Ini merupakan keenam kalinya Indonesia terpilih menjadi anggota Dewan HAM PBB.

Baca Selengkapnya
Cak Imin Ingin Dana Desa Diterapkan Sistem Hukuman: Kalau Enggak Bener Diperkecil
Cak Imin Ingin Dana Desa Diterapkan Sistem Hukuman: Kalau Enggak Bener Diperkecil

Meski ia mendukung untuk diperbesar. Awalnya ia mengusulkan Rp5 miliar per desa. Tetapi penggunaannya harus bebas korupsi.

Baca Selengkapnya
Din Syamsuddin Dukung Anies: Pemimpin Nasional Terlalu Muda Tapi Minim Pengalaman, Justru Bahaya
Din Syamsuddin Dukung Anies: Pemimpin Nasional Terlalu Muda Tapi Minim Pengalaman, Justru Bahaya

Menurut Din, Indonesia membutuhkan pemimpin nasional yang segar dan muda. Tetapi juga tidak terlalu muda. Karena terlalu muda, masih sedikit pengalaman.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Kemenkum HAM: Mentan Syahrul Yasin Limpo Belum Masuk Indonesia, Terakhir di Roma
Kemenkum HAM: Mentan Syahrul Yasin Limpo Belum Masuk Indonesia, Terakhir di Roma

Kemenkum HAM memastikan, Syahrul Yasin Limpo belum masuk ke Indonesia.

Baca Selengkapnya
Respons KPK soal Mentan Syahrul Yasin Limpo 'Hilang' di Tengah Pusara Kasus Korupsi Kementan
Respons KPK soal Mentan Syahrul Yasin Limpo 'Hilang' di Tengah Pusara Kasus Korupsi Kementan

Seharusnya, Syahrul Yasin Limpo kembali ke Indonesia paling lambat Minggu, 1 Oktober 2023.

Baca Selengkapnya
Lewat Bandara Soekarno-Hatta, Mentan Syahrul Yasin Limpo Tiba di Indonesia
Lewat Bandara Soekarno-Hatta, Mentan Syahrul Yasin Limpo Tiba di Indonesia

Mentan sempat hilang kontak di Eropa usai dikabarkan jadi tersangka.

Baca Selengkapnya
Aturan Baru, Rumah Mewah Dengan Kolam Renang Harus Izin ESDM Untuk Ambil Air Tanah
Aturan Baru, Rumah Mewah Dengan Kolam Renang Harus Izin ESDM Untuk Ambil Air Tanah

Selain kelompok rumah tangga kaya, pemberlakuan izin air pengambilan tanah berlaku untuk pertanian rakyat di luar sistem irigasi yang sudah ada.

Baca Selengkapnya
Ganjar Pranowo: Basmi Korupsi untuk Mengembalikan Kepercayaan Rakyat
Ganjar Pranowo: Basmi Korupsi untuk Mengembalikan Kepercayaan Rakyat

Sisi penegakan hukum utamanya bisa berkeadilan dan dilakukan demi meminimalisasi korupsi di Indonesia.

Baca Selengkapnya