Lokalisasi ditutup, mucikari tuntut uang saku Rp 10 juta
Merdeka.com - Menteri Sosial (Mensos) Salim Segaf Al-Jufri dijadwalkan menghadiri penutupan lokalisasi Kremil di Tambakasri, Kota Surabaya hari ini. Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Supomo mengatakan bahwa penutupan lokalisasi Kremil tersebut sudah direncanakan sejak lama.
"Kami sudah koordinasi dengan sejumlah pihak terkait dengan rencana itu. Jadi semua sudah kami libatkan," katanya saat dengar pendapat di ruang Komisi D DPRD Surabaya, Senin (27/5).
Pihaknya juga mengaku memikirkan dampak pasca ditutupnya lokalisasi tersebut. Sebetulnya, lanjut dia, sudah ada aturan lokal yang disepakati semua pihak sejak lama mulai dari pemilik wisma atau mucikari, pekerja seks komersial, RT RW, camat, Polsekta, Koramil.
"Kesepakatan itu ialah agar tidak ada lagi penambahan PSK," katanya.
Sementara itu, salah seorang mucikari Sulikah mengatakan bahwa Wali Kota Surabaya Tri Rismaharani pada saat mendatangi lokalisasi Kremil beberapa waktu lalu sempat mengatakan bahwa para mucikari akan diberi tali asih sebesar Rp 10 juta per orang.
"Tapi sampai sekarang saya belum mendapatkannya. Padahal saya sudah menutup wisma saya sejak lama," katanya.
Saat itu, pihaknya mendapatkan arahan bahwa jika bersedia menutup wismanya maka akan diberikan modal usaha sebesar Rp 10 juta. "Makanya saya tagih janji itu. Anehnya ada sepuluh mucikari termasuk saya yang belum mendapatkannya sedangkan yang lain sudah," katanya.
Hal sama diungkapkan mucikari lainnya, Endang. Ia mendapatkan informasi dari pihak kelurahan bahwa penutupan lokalisasi Kremil tahap pertama dan kedua mendapatkan tali asih.
"Anehnya saya yang masuk program pertama malah tidak menerima," katanya.
Ketua Komisi D DPRD Surabaya Baktiono meminta agar penutupan lokalisasi Kremil ditunda dulu sampai semua mucikari dan PSK diberi ganti rugi atau tali asih. "Jika pemerintah sudah memberikan itu pada hari ini, silakan besok ditutup," katanya.
Baktiono menilai bahwa penutupan tersebut terkesan diskriminatif. Hal ini dikarenakan jika pada penutupan Lokalisasi di Dupak Bangunsari setiap mucikari diberi Rp10 juta, maka di Kremil hanya diberi Rp5 juta, bahkan ada juga yang Rp1 juta.
"Kami berharap tidak ada diskriminasi dan intimidasi," kata Baktiono.
Kepala Dinsos Supomo mengatakan bahwa mucikari yang tidak mendapatkan tali asih, karena memang tidak terdaftar di RW. "Pada saat pendataan, mereka sudah tutup semua sehingga didata oleh pihak RW bahwa wisma itu telah kosong," katanya.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Aksi yang dilakukan ini harapannya bisa membuat Pemilu 2024 berjalan damai.
Baca SelengkapnyaKapolsek menjelaskan, modus yang dilakukan sejoli ini dengan cara berpura-pura sebagai pembeli di minimarket.
Baca SelengkapnyaFirdaus mengatakan, setiap kali beraksi komplotan perampok ini selalu membekali diri dengan senjata tajam dan senjata api rakitan untuk mengancam pegawai.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pasar murah di Jakarta digelar mulai 26 Februari sampai 9 Maret 2024
Baca SelengkapnyaHari malang tak ada di kalender. Ungkapan ini seolah menggambarkan nasib seorang penjual es krim di Bekasi ini.
Baca SelengkapnyaWajib dicicipi saat mampir Cirebon dan lihat cara memasaknya yang unik
Baca SelengkapnyaHarum kelapa dari Kue Tapel amat terasa. Jajanan ini murah, enak dan nagih. Wajib dicoba.
Baca SelengkapnyaUntuk memudahkan koordniasi, Giyatono membuat paguyuban pembuat keris. Paguyuban itu telah terdaftar sebagai salah satu kluster BRI
Baca SelengkapnyaSeorang warganet mengabadikan keseruan itu dari jendela kamar kosnya.
Baca Selengkapnya