Korban kekerasan GAM di Aceh masih menunggu keadilan
Merdeka.com - Para korban dan kekerasan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) hingga saat ini masih menunggu pihak berwenang Indonesia untuk menyediakan keadilan. Karena itu, banyak orang yang masih menderita akibat konflik tersebut.
"Para keluarga korban masih tidak tahu apa yang terjadi kepada orang hilang yang mereka cintai. Sementara mereka yang bertanggung jawab hidup bebas," ujar Deputi Direktur Asia-Pacific dari Amnesty International, Isabelle Arradon dalam laporannya yang berjudul 'Saatnya menghadapi masa lalu' (Time to face the past), di Hotel Aryaduta, Jakarta, Kamis (18/4).
Isabelle menambahkan Amnesty International dan kelompok hak asasi manusia lainnya telah mendokumentasikan serangkaian kejahatan yang dilakukan di Aceh. GAM juga melakukan penyanderaan dan pembunuhan terhadap mereka yang dianggap berhubungan dengan pemerintah.
"Banyak kejahatan atau kekerasan ini merupakan kejahatan di bawah hukum internasional. Untuk itu, Indonesia memiliki kewajiban untuk mengadili para pelaku," katanya.
Konflik Aceh bermula pada tahun 1976, dan memuncak selama operasi-operasi militer antara 1989 sampai perjanjian damai 2005. Untuk damai, dibutuhkan banyak korban dan kerusakan terhadap penduduk di Aceh.
Perjanjian damai 2005 menyerukan pembentukan yang baik suatu pengadilan HAM dan Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi bagi Aceh. Namun, keduanya hingga kini belum ada sehingga sulit bagi para pelaku dibawa ke muka hukum secara serius.
"Para korban yang berbicara dengan kami senang dengan relatifnya stabilitas sejak perjanjian damai 2005. Tetapi mereka tidak bisa mengerti mengapa hak mereka atas kebenaran dan keadilan tidak dihargai," tutur Isabelle.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perayaan malam tahun baru bertentangan dengan syariat Islam dan mengganggu ketertiban.
Baca SelengkapnyaMotif pelaku menghabisi keponakannya karena tergiur mencuri perhiasan emas yang dikenakan korban.
Baca SelengkapnyaWarga menilai pengungsi Rohingya memanfaatkan kebaikan orang Aceh.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Rombongan utama dapat melanjutkan kegiatan kampanye di Aceh dengan lancar.
Baca SelengkapnyaPengungsi Rohingya yang selamat mengatakan kapal tersebut sebenarnya mengangkut 151 orang, sedangkan yang sudah berhasil diselamatkan baru 75 orang.
Baca SelengkapnyaMelelehnya Es di Pegunungan Ungkap Temuan Ribuan Artefak Berburu Berusia 6.000 Tahun, Ada Mata Panah dan Tongkat
Baca SelengkapnyaPembunuhan terhadap Iwan Sutrisman Telaumbanua (21) memberi luka mendalam kepada keluarga korban.
Baca SelengkapnyaRahasia Hilangnya Kota Emas Firaun Terkuat di Mesir Selama 3.000 Tahun
Baca SelengkapnyaKapolda Jawa Barat, Irjen Akhmad Wiyagus menyatakan bahwa penurunan angka kecelakaan berada di angka 6 persen dibandingkan tahun 2022.
Baca Selengkapnya