Kisah Dipo Alam jual lukisan demi riset soal tsunami
Merdeka.com - Mantan Sekretaris Kabinet (Seskab) era Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Dipo Alam punya kisah sendiri tentang peristiwa tsunami. Dipo bahkan mengadakan sayembara akan membiayai seluruh disertasi yang penelitiannya berkaitan dengan tsunami.
Dipo mengisahkan, empat hari setelah kejadian tsunami di Sendai, Provinsi Miyagi, Jepang pada 2011 lalu, pihaknya langsung meninjau ke lokasi. Bersama dengan Presiden SBY kala itu, dia melihat betapa luluh lantahnya daerah Sendai diterjang ombak besar tsunami.
Terbesit dalam hatinya ingin membuat kenangan dalam insiden tersebut. Dipo yang memang sudah sejak kecil mahir melukis, akhirnya memutuskan untuk melukis sebuah gambar tentang tsunami.
"Waktu terjadi tsunami di Sendai, Jepang, hari keempat saya ke sana dengan presiden SBY, saya memang punya talent melukis sejak kecil, sejak itu tergerak apa yang saya lihat tergerak untuk melukiskan," kata Dipo saat berbincang dengan merdeka.com, Selasa (23/12) lalu.
Dalam lukisan itu, Dipo mengisahkan melalui guratan kanvas lukisnya ada seorang gadis cantik mengenakan Kimono baju khas wanita Jepang sedang melukis sebuah peristiwa tsunami. Dalam lukisan itu, terbangun masjid megah di tengah banjir yang melandang di sekelilingnya.
Lukisan di dalam lukisan Dipo itu mirip insiden tsunami Aceh pada tahun 2004. Saat itu, hanya masjid Rahmatullah yang berdiri tegak di antara puing-puing bangunan yang luluh lantah diterjang tsunami. Lukisan itu diberina nama 'Nona Jepang'.
"Nona Jepang itukan kalau dilihat ketika saya dan Pak SBY ikut meninjau ke tsunami di Sendai. Kita berterima kasih karena Jepang juga waktu itu bantu (tsunami Aceh), seluruh dunia juga bantu," terang Dipo.
Dalam rangka memperingati 10 tahunnya peristiwa tsunami Aceh yang jatuh pada 26 Desember, Dipo berniat melelang lukisan 'Nona Jepang' tersebut. Jika laku terjual, duit hasil lelang itu disumbangkan untuk program S3 yang mengangkat tema berkaitan dengan tsunami.
"Saya akan open, saya open option saja di Twitter di website saya. Kalau memang laku, saya akan membantu untuk anak-anak S3," imbuhnya.
Dipo menjelaskan, pihaknya akan membiayai seluruh keperluan disertasi bagi yang punya penelitian tentang tsunami. Dipo membebaskan, apapun fokus penelitian yang dibahas dalam penelitian tersebut.
"Apakah dari sisi psikologinya, sejarah, Iptek, Sosiologi, geologi dan sebagainya. Saya mau terus bantu, bantu riset, beli buku, foto kopi," terang Dipo.
Dipo merasa optimis jika lukisannya tersebut laku terjual minimal Rp 100 juta. Dia akan mengundang peneliti tersebut bersama pembimbingnya sebelum memutuskan akan membiayai seluruh risetnya.
"Kalau make sure lukisan saya enggak murah, saya buka harga Rp 100 juta, mudah-mudahan akan naik. Saya yakin, minimal Insya Allah (Rp 100 juta)," pungkasnya.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saking bersihnya, selokan di Jepang hidup puluhan ekor ikan berharga fantastis.
Baca SelengkapnyaKisah lansia 80 tahun rela berjualan kerupuk demi hidupi anak ODGJ ramai disorot warganet. Begini informasinya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Belut Jepang, juga dikenal sebagai unagi, memiliki harga yang relatif mahal di Jepang.
Baca SelengkapnyaSetiap orang memiliki besaran rezekinya masing-masing.
Baca SelengkapnyaProyek tersebut butuh waktu tidak sebentar hingga dana jumbo senilai USD60 miliar, atau setara Rp934,5 triliun.
Baca SelengkapnyaRela merantau, ia setiap harinya harus menjual dagangan baksonya.
Baca SelengkapnyaBak durian runtuh, dia dan sang suami mendapat banyak keuntungan.
Baca SelengkapnyaJika Anda butuh hiburan disaat bosan, pantun lucu bikin ngakak sampe sakit perut adalah solusinya.
Baca Selengkapnya