Keluarga korban dukun jagal curigai ada sindikat duplikasi uang
Merdeka.com - Fardan Nawawin, juru bicara dari keluarga Yulanda Rifan, korban dukun jagal Muhyaroh mencurigai sindikat dibalik kejahatan pelaku duplikasi uang itu. Fardan menyakini, pembunuhan itu dilakukan oleh lebih dari satu pelaku.
"Tersangka Muhyaro yang nekat meloncat ke jurang menunjukkan sebenarnya ini sudah terorganisasi," kata Fardan seperti dikutip Antara, Minggu (28/7).
Fardan menjelaskan Yulanda yang merupakan putra Guru Besar Undip Semarang Barda Nawawi ini sudah menghilang sejak 5 Juli lalu. Saat itu, lanjut dia, kepergian Yulanda berkaitan dengan masalah bisnis yang dijalaninya.
"Waktu itu pergi ke Solo lalu ke Magelang untuk mencari seseorang yang bernama Novan," katanya.
Sejak kepergian itu, keluarga Yulanda kehilangan kontak. Fardan menuturkan Yulanda pernah membalas sekali melalui pesan singkat ponselnya, namun pihak keluarga menduga bukan korban yang menulis SMS itu.
Sementara itu, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jawa Tengah Komisaris Besar Purwadi menyatakan polisi masih menyisir lokasi penemuan tiga mayat di Desa Ngemplak, Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang.
Hal tersebut dilakukan, kata dia, untuk menelusuri kemungkinan adanya korban lain. Adapun dua jenazah lain yang ditemukan bersama Yulanda, saat ini masih dalam proses autopsi.
Sebelumnya, Yulanda ditemukan tewas di ladang sayur milik Muhyaroh pada kedalaman kedalaman 60 centimeter.
Dari keterangan polisi didapat bahwa satu di antara tiga kerangka tersebut adalah Yulanda Rifan anak dari Guru Besar Undip, Barda Nawawi. Pernyataan polisi ini diperkuat dari kesaksian adik Muhyaroh, Rizal, yang juga ikut dalam penggalian.
"Dua di antara tiga korban belum diketahui identitasnya, sedangkan satu korban diduga Yulanda, yang diketahui dari ciri fisik, sabuk, celana, dan kaus yang dikenakan korban," jelas Kapolres Magelang AKBP Murbani Budi Pitono seperti yang dikutip Antara.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seorang guru SD swasta di Kecamatan Taebenu, Kabupaten Kupang, NTT, DOS (56) dilaporkan ke Polres Kupang, karena diduga mencabuli empat siswanya.
Baca SelengkapnyaPria pengangguran itu telah menghilangkan nyawa KRA dengan cara sadis.
Baca SelengkapnyaSeorang pembudidaya belut mampu kembangkan hingga 200 kolam meski sempat diremehkan hingga merugi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tersangka telah merugikan keuangan Negara sebesar Rp172.760.000.
Baca SelengkapnyaIstrinya meninggal 3 minggu sebelum dikukuhkan, ini momen haru pengukuhan guru besar pasangan suami istri di UMM.
Baca SelengkapnyaMereka baru pertama kali akan menggunakan hak pilih dan hak suaranya di Pilpres 2024
Baca SelengkapnyaKeluarga ini tinggal di sebuah gubuk di pinggir kali yang rawan banjir dan longsor, beratap terpal dan beralas kardus.
Baca SelengkapnyaPeristiwa memilukan itu terjadi minggu petang sekitar pukul 18.30 WIB.
Baca SelengkapnyaMeski hanya diurus sang ayah, bocah tersebut terlihat terawat.
Baca Selengkapnya