Kelakar Hashim Djojohadikusumo: Saya Ini Baru Tahu Pinjol, kan Saya Konglomerat
Hashim mengaku tidak tahu dengan yang namanya Pinjam Online (Pinjol).
Hashim mengaku tidak tahu dengan yang namanya Pinjam Online (Pinjol).
Anggota Dewan Pengarah TKN, Hashim Djojohadikusumo mengaku, tidak tahu dengan yang namanya Pinjam Online (Pinjol). Hal ini baru diketahui dirinya beberapa minggu lalu.
Apa yang dikatakannya ini berawal saat dirinya mengaku, tidak melihat adanya nelayan dan petani dalam acara Silaturahmi Jilid III Bidang Ormas Komandan Charlie TKN Prabowo-Gibran.
"Di sini saya tidak melihat petani dan nelayan, maaf saya tidak melihat petani atau nelayan. Tapi mungkin ada keluarga petani dan nelayan, ada? Ada kabar baik, untuk yang punya keluarga petani dan nelayan," kata Hashim di lokasi Wisma Laena, Tebet, Jakarta, Selasa (23/1).
Sambung Mahfud.
"Ibu-ibu, bapak-bapak tahu enggak pinjol itu apa? Tahu? Terus terang Pak Rosan saya baru tahu pinjol itu apa, 2-3 minggu lalu, iya beneran. Saya mungkin terlalu lugu, saya enggak tahu pinjol apa, iya pinjaman online," ungkapnya.
"Saya goblok, enggak ngerti saya, enggak perlu ke pinjol, kan saya konglomerat (tepuk tangan peserta hadir), Pak Rosan juga konglomerat enggak pernah ke pinjol," kelakar Hashim.
Hashim menegaskan, sebanyak 4 hingga 5 juta keluarga petani-nelayan terlilit utang berat terhadap pinjol hingga rentenir. Oleh karena itu, yang menjadikan alasan pihaknya akan menghapus utang dengan pemutihan saat nanti terpilih dan akan diterapkan pada minggu pertama menjadi pemimpin.
Dalam sambutannya itu, ia sempat kembali tidak mengerti dengan suatu istilah. Kali ini, istilah tersebut UMI atau Ultra Mikro.
merdeka.com
"Saya tanya, oh ada kredit Abah ya, yang macet kredit Abah ya? Pak, yang macet kredit UMI, enggak ada kredit Abah. Ini UMI apa ini, ini namanya Ultra Mikro, oh saya juga bingung, oh kredit Ultra Mikro pak," sambungnya.
Terkait dengan apa yang diajukan terhadap Prabowo, kata Hashim hanya ingin membantu rakyat yang tidak merusak perbankan nasional dan harus berhati-hati.
Apalagi, para petani-nelayan melakukan pinjaman uang disebutnya mulai dari Rp5 juta hingga Rp10 juta.
"Saya bilang tidak merusak, karena sebetulnya kredit macet ini Pak Rosan sudah diganti oleh asuransi kredit sudah bertahun-tahun yang lalu, sudah nih bagi bank enggak akan, enggak akan sakit, enggak akan terganggu, yang penting dilakukan pemutihan dan yang penting hak tagih juga dicabut. Jangan nanti ada yang tagih-tagih terus, ternyata masih ada tagih-tagih terus," ucapnya.
"So ini kalau ada kawan-kawan petani-nelayan tolong diberitahukan ya ibu-ibu bapak-bapak yang tadi ini," pungkasnya.
Jaksa KPK menuntut Hasbi Hasan 13 tahun dan 8 bulan pidana penjara
Baca SelengkapnyaPR Kemenko Polhukam mulai dari BLBI hingga kasus pelanggaran HAM Berat.
Baca SelengkapnyaMantan pejabat pajak kanwil Jakarta Selatan itu juga terbukti TPPU sebesar Rp14 miliar lebih
Baca Selengkapnya"Kita punya kuda hitam baru, Pak Erwin Aksa kemarin nyaleg di Jakarta Barat dan Jakarta Utara banyak suaranya. Itulah nanti kita lihat," kata Sekjen Golkar
Baca SelengkapnyaPangdam Jaya Mayjen TNI Mohamad Hasan memastikan tidak ada korban jiwa akibat Gudang Amunisi
Baca SelengkapnyaHadi menekankan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
Baca SelengkapnyaGibran tidak hadiri panggilan Bawaslu, TKN sebut belum terima surat resmi
Baca SelengkapnyaHadi menargetkan ada 100 kabupaten/kota Lengkap pada tahun 2024.
Baca SelengkapnyaPelaku nekat mencuri karena terjerat utang pinjaman online yang bunganya setiap hari bertambah.
Baca Selengkapnya