Guru Besar UI Mengaku Diintimidasi Saat Serukan Petisi ke Pemerintah
Sejumlah Guru Besar Universitas Indonesia (GB UI) mengaku dintimidasi untuk tidak melakukan petisi pemulihan demokrasi yang ditujudukan kepada pemerintah.
Intimidasi yang didapat berupa kiriman pesan melalui aplikasi WhatsApp (WA). Pengirimnya merupakan alumni UI.
Hal itu diungkapkan Ketua Dewan Guru Besar (DGB) UI Harkristuti Harkrisnowo usai melakukan petisi di depan gedung Rektorat UI.
"Kami sudah agak diintimidasi juga sebenarnya," kata Harkristuti, Jumat (2/2).
Dia menjelaskan, ada beberapa guru besar UI yang mendapat WA dari salah seorang alumni Fakultas Hukum (FH) yang menyatakan kecewa.
Alumni itu menyatakan kecewa karena UI mengikuti langkah yang dilakukan UGM, UII dan universitas lainnya dengan membuat petisi.
"Kami mendapat WA dari salah seorang mahasiswa yang mengatakan bahwa dia kecewa kenapa UI ikut-ikut UGM, UII. Karena seharusnya kita bisa pergi ke pejabat yang berwenang untuk menyampaikan hal ini," ungkapnya.
Bahkan oleh alumni itu, DGB UI diminta tidak menggelar petisi hari ini. Kendati demikian, DGB UI tetap menyuarakan agar demokrasi berjalan dengan benar walau mendapat intimidasi.
"Dia meminta agar kita berusaha untuk tidak menjalankan apa yang kita lakukan hari ini," tukasnya.
berita untuk kamu.
Harkristuti melanjutkan, alumni tersebut diduga merupakan aparat. Namun dia mengaku tidak tahu detail.
"Dan kebetulan dia itu dari angkatan, tapi saya enggak tahu angkatan apa, tapi pakai seragam walaupun dia tidak sebut nama. Alumni, Fakultas Hukum. Capek-capek belajar hukum," pungkasnya.
- Nur Fauziah
Dalam pesan Whatsapp itu, dosen Fakultas Psikologi UGM ini dituding sebagai pendukung salah satu paslon capres dan cawapres.
Baca SelengkapnyaKetua Dewan Guru Besar Universitas Indonesia (UI), Harkristuti Harkrisnowo, mengatakan ada intimidasi yang diterima civitas akademika UI.
Baca SelengkapnyaKegiatan itu pun bisa diikuti secara daring melalui tautan yang sudah disiapkan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Dewan guru besar Universitas Indonesia prihatin melihat kondisi bangsa saat ini.
Baca SelengkapnyaVideo momen haru tersebut diunggah oleh akun TikTok @imdidiii.
Baca SelengkapnyaJaksa menilai terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana dengan sengaja dan rencana lebih dulu merampas nyawa orang lain.
Baca SelengkapnyaYogyakarta menjadi provinsi dengan tingkat hidup paling tinggi. Dibuktinya dengan banyaknya lansia yang masih hidup bahagia di provinsi ini.
Baca SelengkapnyaInspirasi mengejar mimpi bisa datang kapan saja dan di mana saja.
Baca SelengkapnyaAnies menilai sikap kritik dari civitas akademik sejalan dari apa yang selama ini disuarakan
Baca SelengkapnyaMomen perpisahan haru guru yang pensiun ini curi perhatian. Tak henti-hentinya nangis sesenggukan.
Baca Selengkapnya