Banyak perusahaan HTI nakal di Sumsel enggan bangun kanal & embung
Merdeka.com - Perintah Presiden Joko Widodo terkait kewajiban perusahaan perkebunan dan kehutanan membangun kanal dan embung, dalam rangka antisipasi kebakaran hutan dan lahan ternyata tak sepenuhnya digubris. Beberapa perseroan di Sumatera Selatan enggan menaati pemerintah, dengan dalih pembangunan kanal dan embung mesti merogoh kocek dalam.
Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sumsel, Sigit Wibowo mengungkapkan, tahun ini baru terdapat 695 unit kanal dan 341 embung, dibangun oleh sembilan perusahaan hutan tanaman industri (HTI). Di antaranya tiga di Kabupaten Ogan Komering Ilir dan enam perusahaan HTI di Musi Banyuasin.
"Masih ada (yang belum bangun), ya alasannya biayanya mahal, tapi tetap kita dorong. Karena jumlah kanal sekarang belum ideal," kata Sigit, Kamis (25/8).
Menurut Sigit, kanal dan embung dinilai tepat buat mengantisipasi Karhutla karena mampu menampung air dan dapat digunakan dalam pemadaman. Namun secara teknis, Sigit tak bisa menjabarkan bentuk dan luasan kanal dan embung yang dibangun.
"Saya tidak tahu berapa luasnya, berapa panjangnya, tanya sama perusahaannya, dari laporannya seperti itu," ujar Sigit.
Dia menambahkan, masih banyak perusahaan HTI yang belum melaksanakan instruksi presiden dengan beragam alasan. Mayoritas alasan yang disebutkan adalah tingginya biaya pembangunan.
"Untuk tahun 2016 ini ada sembilan perusahaan HTI yang sudah bangun kanal dan embung," ucap Sigit.
(mdk/ary)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Usaha pengoplosan bahan bakar minyak (BBM) dari sumur ilegal tak habis-habisnya di Sumatera Selatan. Teranyar, satu lokasi diungkap dan ditutup di Ogan Ilir.
Baca SelengkapnyaAda bangunan megah nan mewah di perkampungan Madura. Bangunan berlantai dua itu menelan biaya hingga miliaran rupiah.
Baca SelengkapnyaAgung menjelaskan, dari total biaya pembangunan IKN sebesar Rp467 triliun
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Efek kenaikan harga tanah disebabkan karena adanya rencana pembangunan fasilitas umum di Kelurahan Sumberarum.
Baca SelengkapnyaOtorita IKN Nusantara akan membangun kawasan hijau atau lindung seluas 177 ribu hektare.
Baca SelengkapnyaSempat hidup di jalanan, kini pria ini mampu bangkit dari keterpurukan dan berhasil membangun usaha sablon.
Baca SelengkapnyaSule blak-blakan mengenai biaya operasional setiap bulan yang harus dikeluarkan olehnya untuk urusan rumah.
Baca SelengkapnyaPelanggaran terbanyak adalah pemasangan APK dengan cara dipaku di pohon
Baca Selengkapnyaatoni mengajak seluruh pihak untuk mempertahankan kondusifitas daerah, menjaga Provinsi Sumsel agar aman dan damai.
Baca Selengkapnya