Bantaran Ciliwung boleh dinormalisasi asal jangan dibetonisasi
Merdeka.com - Peliknya masalah sungai Ciliwung hingga kini belum terobati. Banyak rancangan proyek oleh pemerintah baik pusat maupun daerah yang urung terlaksana lantaran saling lempar tanggung jawab untuk mengatasinya.
Sebagaimana kita tahu, saat musim penghujan tiba, warga DKI Jakarta berbondong-bondong mengungsi akibat arus di sungai yang kini mulai 'sakit' itu. Terutama, mereka yang tinggal di bantaran yang ogah pindah dengan berbagai alasannya.
Padahal, kalau dilihat dari kesehariannya, masyarakat yang menetap di bantaran juga turut berkontribusi dalam membuat Ciliwung menjadi sungai yang menakutkan. Mereka dengan mudahnya jadikan aliran sungai tersebut layaknya halaman belakang guna menunjang kehidupan tanpa perlu dipedulikan.
Penduduk bantaran Ciliwung, seolah memfungsikan sungai itu sebagai tong sampah terbesar dan juga merupakan kakus terpanjang. Segala macam benda bisa dan boleh dibuang di kali tersebut. Akibatnya, bila musim tiba banjir pun melanda bantaran kali Ciliwung.
Pemerintah sendiri selalu gembar-gembor ingin melebarkan dan menormalisasi Kali Ciliwung. Kementerian Pekerjaan Umum (KemenPU) berencana melebarkan bantaran Ciliwung khususnya di wilayah Kampung Pulo, Jakarta Timur, menjadi 50 meter dari panjang sekarang yang berkisar 10 meter.
"Ciliwung sekarang 10 m nantinya kita desain menjadi 50 m, di sebelahnya ada jalan inspeksi 7,5 m, target 2016," ungkap Unit Pelaksana Teknis Daerah Bendungan Pamarayan KemenPU, Hartanto, di Gedung BPPT, Jakarta, Senin (20/1) lalu.
Topik pilihan: Sodetan Ciliwung-Cisadane | Jokowi ahok
Rencana normalisasi Ciliwung tersebut mendapat banyak tanggapan, termasuk dari Komunitas Peduli Ciliwung (KPC). Pendiri KPC, Hari Yanto menilai, normalisasi biasanya dilakukan dengan cara membetonisasi bantaran.
Sebenarnya, kata Hari, cara tersebut dinilai malah makin memperparah kondisi Ciliwung. Sebab, karakteristik aliran sungai ini ialah deras dan curam dari hulu menuju hilir.
"Jangan betonisasi, tapi justru biarkan tanah-tanah yang kaya sekarang biar ada resapan. Terus ditumbuhi rindangan pohon di bantarannya. Paling tidak (air) masih bisa diserap oleh tanah. Kalau saat ini kan, jadi alih fungsi, privatisasi yang menyebabkan makan korban (jiwa)," kata Hari kepada merdeka.com, Selasa (21/1).
Maka dari itu, Hari mengharapkan agar KemenPU tidak sewenang-wenang melakukan normalisasi dengan caranya sendiri. Lantaran, bila bantaran sungai dibeton, maka derasnya aliran bakal bertambah cepat menuju hilirnya.
"Kembalikan lagi ke alamnya. Kalau beton, semakin cepat (aliran air) ke hilirnya," tegasnya.
Dirinya bahkan memberikan jalan alternatif kepada KemenPU guna melakukan normalisasi bantaran Ciliwung.
"Kalau pun mau dibeton, saran saya pake beronjong. Beronjong itu terbuat dari kawat baja yang diisi batu. Biar ada keluar masuknya air. Itu alternatifnya tidak ada yang lain. Paling di atasnya nggak masalah di semen (beton). Karena apa, ya itu biar ada air masuk dan keluar," terangnya
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Buang air besar lebih sering dibanding biasanya bisa terjadi akibat sejumlah hal atau perubahan yang kita lakukan.
Baca SelengkapnyaCuma dengan 2 bahan ini, bau tanah menyengat pada ikan patin dapat dinetralisir secara sempurna. Ini dia langkah-langkahnya.
Baca SelengkapnyaDi tengah paparan polusi udara, kita masih punya harapan untuk meminimalisir dampaknya dan mencegah situasi menjadi lebih kritis.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tercatat sebanyak 93 bangunan mengalami kerusakan akibat peristiwa itu.
Baca SelengkapnyaPesilat asal Lamongan disambut banjir air mata usai digelandang ke kantor polisi akibat terlibat kericuhan.
Baca SelengkapnyaKondisi ini terjadi ketika kelenjar keringat berproduksi lebih banyak dari yang dibutuhkan oleh tubuh untuk menjaga suhu tubuh normal.
Baca SelengkapnyaKondisi lelah yang kita alami di hari ini bisa terjadi akibat hal yang kita lakukan kemarin malam.
Baca SelengkapnyaAda beberapa langkah yang dapat diambil oleh individu yang mengalami kesulitan tidur untuk membantu mereka meraih tidur dengan cepat.
Baca SelengkapnyaTernyata cobek batu tak cukup hanya dibersihkan dengan air saja, butuh teknik tersendiri untuk merawatnya.
Baca Selengkapnya