Alasan Faktor Ekonomi, Ibu di Gunungkidul Tega Bunuh Anak Keempat yang Baru Lahir
Seorang ibu berinisial I (39), warga Semanu, Gunungkidul, DIY, tega membunuh bayinya sendiri karena alasan faktor ekonomi.
Seorang ibu berinisial I (39), warga Semanu, Gunungkidul, DIY, tega membunuh bayinya sendiri karena alasan faktor ekonomi.
Kapolres Gunungkidul AKBP Edy Bagus Sumantri mengatakan, terungkapnya kasus pembunuhan terhadap seorang bayi laki-laki berawal dari laporan warga pada Jumat (4/8) yang lalu. Jasad bayi malang itu dibuang dalam tas kresek di Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul.
Edy menerangkan, dari hasil penyelidikan dan keterangan saksi-saksi ditemukan fakta-fakta tentang sosok pembuang mayat bayi itu. Saat itu petugas dari Polsek Semanu memeriksa sepasang suami istri.
"Hasil gelar perkara telah memenuhi unsur dan terpenuhi dua alat bukti. Penyidik Polsek Semanu menetapkan I (39) yang merupakan ibu dari bayi yang dibuang sebagai tersangka," kata Edy, Selasa (7/11).
Berdasarkan keterangan tersangka, motif pembunuhan bayi yang merupakan anak keempat dari tersangka I karena faktor ekonomi.
"Tersangka melahirkan bayi laki-laki di dalam dapur rumahnya tanpa dibantu siapa pun pada Kamis (3/8) sekitar pukul 23.00 WIB. Keesokan harinya, Jumat (4/8) tersangka membunuh bayinya dengan cara membekap mulutnya dan membungkus dengan handuk," tutur Edy.
"Kemudian jenazah bayi dimasukkan ke dalam kantong plastik. Kemudian dibuang oleh tersangka 50 meter dari rumahnya. Dibuang di sana untuk memudahkan saja," imbuh Edy.
Atas perbuatannya, I dijerat dengan Pasal 80 ayat (3) UU Nomor 17 Tahun 2016 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UU Nomor 1 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas UU Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Jo Pasal 341 KUHP.
OJK bersama DSN-MUI menyelenggarakan Kegiatan Pertemuan Tahunan (Ijtima Sanawi) DPS 2023.
Baca SelengkapnyaIKP nasional 2023 menurun disebabkan sejumlah faktor. Antara lain faktor politik, ekonomi, maupun hukum.
Baca SelengkapnyaSang suami dikenal tetangga rutin mengikuti jamaah tahlil, kerja bakti lingkungan dan salat berjamaah di masjid.
Baca SelengkapnyaRupiah masuk daftar mata uang paling tak berharga di dunia.
Baca SelengkapnyaDikenal sebagai seorang begawan ekonomi para era kolonial. Sosoknya memang berasal dari keluarga ningrat
Baca SelengkapnyaKehadiran SKT di Kudus juga menghasilkan dampak ekonomi lanjutan, yaitu multiplier effect melalui pertumbuhan dan geliat ekonomi.
Baca SelengkapnyaAnies-Cak Imin ingin menciptakan 15 juta lapangan kerja baru. Hal ini tertuang dalam Misi 2 poin 2 tentang penciptaan lapangan kerja berkualitas.
Baca SelengkapnyaHarga gula dunia terus mengalami peningkatan yang disebabkan beberapa faktor.
Baca SelengkapnyaRakernis tahun ini tema Penyidik Polri yang Presisi Siap Mengawal Pemilu 2024 dan Mendukung Kebijakan Ekonomi Nasional.
Baca Selengkapnya