66 Imigran asal Iran-Irak di Surabaya kabur saat dipindahkan
Merdeka.com - 66 Imigran gelap asal Iran dan Irak yang dievakuasi dari Pulau Goa, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, pada Minggu sore kemarin. Mereka melarikan saat akan dievakuasi petugas dari Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Tanjung Perak menuju tempat penginapan atau hotel di Surabaya.
Kepala Imigrasi Klas I Tanjung Perak, Dwi Widodo saat dikonfirmasi di kantornya mengatakan, mulanya para imigran gelap itu didamparkan Nahkoda Kapal Tongkang karena mereka menolak membayar ongkos kapal itu.
"Para imigran gelap ini sebelumnya melakukan perjanjian dengan pihak International Organization of Migration (Organisasi Perlindungan Imigran), yaitu bersedia ditempatkan di Rudenim Tanjung Perak bagi imigran yang tidak berkeluarga, dan yang sudah memiliki keluarga ditempatkan di hotel," terang Dwi kepada wartawan di Surabaya, Senin (30/7).
Saat dilakukan pemindahan itulah, lanjut dia, tiba-tiba terjadi pertengkaran dari pihak imigran yang ingin segera pindah ke hotel. "Dengan memanfaatkan situasi yang semakin panas, dan terbatasnya pengamanan petugas, para imigran tersebut berhasil kabur," tambahnya.
Pemindahan imigran gelap ke hotel ini, karena Rudenim Tanjung Perak sedang diperbaiki. "Gedung Rudenim sudah tidak layak huni lagi. Saat ini pihak Imigrasi Tanjung Perak sudah meminta bantuan pihak kepolisian daerah (Polda Jawa Timur ) untuk melakukan penangkapan terhadap imigran gelap tersebut," tambahnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, sekitar 66 imigran gelap yang terdampar di Perairan Goa diselamatkan dan dievakuasi kepolisian setempat. Imigran gelap yang hendak meminta suaka ke Australia ini, diantar melalui jalur darat menuju kantor Dit Polair Polda Jawa Timur menggunakan bus Akas N 7126 UR dan bus Polres Sumenep, pada Minggu sore.
Selanjutnya, oleh pihak Dit Polair, para imigran gelap ini diserahkan ke pihak imigrasi Tanjung Perak. Dan seperti biasa, para imigran gelap ini membuat ulah agar bisa melarikan diri dari kawalan petugas. Mereka membuat keributan dan kabur.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tiga pengungsi rohingya kabur dari gedung Balee Meuseuraya di Aceh saat salat subuh pada Selasa (22/1).
Baca SelengkapnyaTersangka diduga bekerja sama dengan sejumlah pihak, termasuk PJTKI yang sementara dalam pendalaman oleh pihak kepolisian.
Baca SelengkapnyaMereka berangkat dari Bangladesh dan tiba di Pekanbaru Rabu (13/12) malam.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
13 warga Rohingya tersebut untuk dibawa ke tempat yang semestinya.
Baca SelengkapnyaPolisi ungkap detik-detik peristiwa tewasnya eks calon siswa Bintara Iwan oleh anggota TNI AL Serda Adan.
Baca SelengkapnyaMbak Ita membawa sejumlah logistik bantuan berupa air bersih, sembako, selimut yang akan dibagikan kepada warga terdampak.
Baca SelengkapnyaKapolda Jatim Irjen Pol Imam Sugianto menaruh perhatian khusus pada kasus dugaan pencabulan anak tiri oleh anggota Kepolisian di Surabaya.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini ratusan pengungsi Rohingya masih berada di pesisir Kuala Parek.
Baca SelengkapnyaWen Pratama (33), warga Kota Medan, Sumatera Utara ditangkap polisi usai tega membunuh ibu kandungnya sendiri.
Baca Selengkapnya