Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Si Manis yang Naik Kelas dari Bantul, Hasil Berdaya Perempuan Sanden

Si Manis yang Naik Kelas dari Bantul, Hasil Berdaya Perempuan Sanden

Si Manis yang Naik Kelas dari Bantul, Hasil Berdaya Perempuan Sanden

Lewat inovasi, mereka punya mimpi untuk mengangkat adrem lebih tinggi.

Si Manis yang Naik Kelas dari Bantul, Hasil Berdaya Perempuan Sanden

Yogyakarta terkenal dengan oleh-oleh khasnya bernama bakpia. Kue berbentuk bundar itu selalu jadi buruan para wisatawan yang datang. Namun siapa sangka jika di sana terdapat camilan otentik lainnya bernama adrem.

Kue unik ini belakangan mulai banyak ditemukan di acara pariwisata dan kebudayaan khas Yogyakarta, seperti Pasar Kangen, Bantul Expo dan lain sebagainya. Cita rasa yang manis dan sedikit gurih membuat adrem mulai digemari para wisatawan.

Atha Dewi Prihantini (38) jadi salah satu pelestari adrem yang belakangan mulai terangkat ke permukaan. Ibu rumah tangga asal Pedukuhan Piring II, Desa Murtigading, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul ini mendirikan tempat produksinya di rumah pribadi sejak 2015 lalu.

“Awalnya kan ada pelatihan dari Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul, lalu saya mencari apa makanan khas yang bisa diangkat. Kemudian saya tepikir adrem,” kata perempuan yang akrab disapa Dewi, Sabtu (8/12).

Merdeka.com/Nurul Diva Kautsar

“Awalnya kan ada pelatihan dari Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul, lalu saya mencari apa makanan khas yang bisa diangkat. Kemudian saya tepikir adrem,” kata perempuan yang akrab disapa Dewi, Sabtu (8/12).

Jadi kue khas Bantul

Adrem merupakan kue tradisional yang berasal dari Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul yang terbuat dari tepung beras, terigu, air, garam, kelapa dan gula jawa atau gula pasir. Semua bahan dicampur di wadah lalu diberi air dan digoreng.

Selama direndam minyak panas, kue adrem akan dibolak-balik menggunakan sumpit hingga bentuknya bulat mengerucut dengan lipatan-lipatan unik.

Dahulu, adrem hanya memakai gula Jawa yang dicairkan dan sulit ditemukan. Warna cokelat pekat dengan tekstur yang lembut jadi ciri khasnya.

“Itu kan awalnya saya bikin yang versi original, pakai gula jawa. Terus saya dapat pesanan lagi yang pakai gula pasir,” kata Dewi.

Viral karena punya nama tolpit

Viral karena punya nama tolpit

Menurut Dewi, usaha adremnya ia bangun dari bawah. Dewi ingin mengenalkan kue tradisional ini kepada masyarakat luas.

Pemasarannya Dewi lakukan ke para penjual makanan di wilayah Bantul, sampai pedagang sayur keliling agar makin dikenal.

“Kalau pemasarannya ke pasar-pasar tradisional, sama pembelinya akan langsung datang gitu ke rumah biar tahu kalau ada adrem,” katanya.

Adrem juga punya nama populer yakni tolpit dan lebih dikenal di kalangan milenial. Istilah ini tidak dipakai secara resmi karena dianggap tabu oleh masyarakat luas.

“Nah iya, itu sama. Ini jadi nama populernya ya, yang dikenalnya kan itu, pakai nama tadi (tolpit),” ujar Dewi.

Terdampak pandemi Covid-19

Terdampak pandemi Covid-19

Saat munculnya Pandemi Covid-19 dua tahun lalu, usaha adremnya sempat terpuruk. Penjualannya lantas menurun drastis.

Sebelum muncul Pandemi Covid-19, ia mampu memproduksi hingga 50 kilogram adrem setiap hari.

“Pas Pandemi Covid-19 itu benar-benar down, pagawainya saya rolling ada yang masuk ada yang libur. Kalau perbedaan penjualannya kurang lebih hana 20 kiloan,” kata Dewi.

Berinovasi dengan rasa

Salah satu upaya Dewi untuk mengangkat eksistensi adrem adalah berinovasi dengan rasa.

Ia lantas membuat varian rasa lain seperti melon, stroberi dan durian agar bisa menyentuh semua kalangan.

“Terus kadang nanti ada yang pakai nangka sama nanas sesuai pesanan. Dengan daya tahan bisa lima sampai enam hari,” lanjut Dewi.

Bangun paguyuban Adrem Mawar Merah bersama perempuan Sanden

Selain inovasi, Dewi juga merangkul para perempuan di Sanden dan sekitarnya untuk memproduksi adrem melalui paguyuban Mawar Merah. Dewi mengembangkan usaha ini bersama mereka agar penjualannya meningkat, karena produk adrem yang dibuat warga akan terserap.

“Dan di Sanden itu jadi sentra adrem dengan penjualannya di harga Rp6.500 per kotaknya,” cerita Dewi.

Karyawan Adrem yang bekerja di tempat Dewi seluruhnya merupakan kaum perempuan dan berjumlah enam orang.

“Kalau pas Lebaran itu produksinya bisa satu kuintal, dengan omzet kotor hingga Rp60 juta,” kata Dewi.

Si Manis yang Naik Kelas dari Bantul, Hasil Berdaya Perempuan Sanden

Gunakan fasilitas Kupedes BRI

Selama mengenalkan adrem sebagai kuliner khas Bantul, Dewi mencoba berbagai upaya, salah satunya fasilitas pinjaman Kredit Usaha Pedesaan (Kupedes) dari BRI.

Dewi kemudian mengajukan pinjaman sebesar Rp110 juta untuk investasi dalam mengembangkan usahanya.

“Saya yang dulu enggak ada mobil jadi punya, buat nganter barang. Sebelumnya itu saya pakai keranjang di motor dan itu sampai ke atas-atas gitu barangnya. Kalau hujan kasian yang ngantar, kuenya basah semua,” kata Dewi.

Proses pengajuannya mudah

Meminjam kebutuhan investasi ke Bank BRI rupanya tidak menyulitkan Dewi. Bahkan di masa Pandemi Covid-19, dia tidak kesulitan membayar cicilan kendati usahanya sedang turun.

“Keringanannya itu seperti saya bisa bayar bunganya saja saat drop karena Covid-19. Terus ditanyain bisa bayarnya berapa, saya bilang Rp1 juta lewat Rp50 ribu. Kan saya ambilnya Rp110 juta waktu itu,” kata Dewi.

Setelah memiliki kendaraan, Dewi jadi tenang dan mudah untuk mengirim pesanan kue adremnya. Dirinya tak khawatir produknya rusak terkena hujan, sehingga produknya sampai ke konsumen dengan kondisi baik.

“Dengan adanya pinjaman tersebut cukup membantu usaha saya, sejak pakai mobil ini di tahun 2020,” katanya.

Semangat ikuti pelatihan

Dewi menjadi salah satu pelaku UMKM yang ingin berkembang. Dewi lantas memupuk semangat untuk mengikuti pelatihan mulai dari packaging sampai pembukuan usaha yang diberikan BRI sebagai salah satu nasabahnya.

“Setelah ada pelatihan pembukuan ini, jadi bisa menentukan skala prioritas pembagian untung, modal, sebelumnya apa-apa ya tinggal ambil-ambil aja dari uang penjualan,” kata Dewi menambahkan.

Ia berharap agar adrem bisa terangkat dan sejajar dengan oleh-oleh khas Jogja lainnya seperti bakpia ataupun gudeg.

“Harapannya ya semoga semuanya lancar dan pemasarannya bisa ke segala penjuru, sampai go international,” imbuh Dewi.

Mengangkat adrem jadi jajanan populer di Yogyakarta

Sementara itu, Mantri UMKM BRI Sanden, Wahyuni Widayati, mengatakan bahwa pihaknya turut membantu UMKM lokal yang memiliki semangat untuk maju seperti Adrem Mawar Merah yang dikelola Dewi.

“Mbak Dewi juga berinovasi ya, ada rasa stroberi, durian, melon, jadi kalau yang muda-muda kan suka,” kata Wahyuni.

Pihaknya juga senantiasa mendampingi dan mendukung kebutuhan para mitranya agar produk yang dihasilnya bisa memiliki jangkauan yang luas.

“Jadi di BRI itu ada produk investasi namanya Kupedes atau kredit usaha pedesaan untuk menggaet UMKM yang lebih besar dalam mengembangkan usahanya, seperti pada Adrem Mawar Merah Ibu Dewi,” tambahnya.

Produk Adrem Mawar Merah sudah diikutkan di beberapa pameran dari BRI. Hal ini bertujuan untuk membantu pemilik usaha mengangkat produknya sehingga makin dikenal secara luas.

“Dari BRI sudah membantu ketika ada pameran, kami ikut sertakan, biar ketika masyarakat datang taunya Jogja enggak hanya bakpia, tetapi ada juga adrem yang merupakan khas Bantul selatan,” katanya.

Si Manis yang Naik Kelas dari Bantul, Hasil Berdaya Perempuan Sanden

Rumah produksi Adrem milik Dewi.

Niat Hati Bikin Inovasi Bagi Pejalan Kaki di Bali, Apa Daya Berujung Macet Tak Terkendali
Niat Hati Bikin Inovasi Bagi Pejalan Kaki di Bali, Apa Daya Berujung Macet Tak Terkendali

Dengan trotoar yang bertahap merambah ruang di jalan-jalan yang sudah sempit, para pengemudi dan penduduk setempat harus mengalami kemacetan yang kian parah.

Baca Selengkapnya
Soal Pembentukan Tim Pemenangan Muda, Ganjar: Mereka Punya Kemampuan & Pengalaman Sangat Bagus
Soal Pembentukan Tim Pemenangan Muda, Ganjar: Mereka Punya Kemampuan & Pengalaman Sangat Bagus

TPN Nasional membentuk TPM Ganjar-Mahfud dipimpin Dharmaji Suardika.

Baca Selengkapnya
Makna Prabowo-Gibran Kerap Pakai Baju Warna Biru
Makna Prabowo-Gibran Kerap Pakai Baju Warna Biru

Meski dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 nanti akan menjadi ajang adu inovasi dan ide, akan tetapi, ia ingin agar bisa berjalan damai dan sejuk.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Pertamina Hulu Rokan Paparkan Inovasi Lahan Basah untuk Kelola Limbah Air di Gelaran COP28
Pertamina Hulu Rokan Paparkan Inovasi Lahan Basah untuk Kelola Limbah Air di Gelaran COP28

PHR telah membangun lahan basah buatan seluas 5.000 m2 di salah satu wilayah kerja Blok Rokan.

Baca Selengkapnya
Bukan Tentara, Ini Sosok Penemu Ransum TNI saat Perang Kemerdekaan
Bukan Tentara, Ini Sosok Penemu Ransum TNI saat Perang Kemerdekaan

Kecerdikan Sardjito dalam membuat ransum melahirkan inovasi bernama 'Biskuti Sardjito'.

Baca Selengkapnya
Jenderal Bintang Dua Bebaskan Daerah buat Inovasi Lintasan Ujian Praktik SIM C, Ini Syaratnya
Jenderal Bintang Dua Bebaskan Daerah buat Inovasi Lintasan Ujian Praktik SIM C, Ini Syaratnya

Terkait dengan lintasan baru ujian praktik SIM C yang akan diterapkan pada Senin mendatang.

Baca Selengkapnya
Inovasi Metavor Alirkan Air bersih ke Dusun di Sulsel, Begini Cara Kerjanya
Inovasi Metavor Alirkan Air bersih ke Dusun di Sulsel, Begini Cara Kerjanya

Masyarakat di Dusun Tombiobong harus mengambil air di sungai sejauh sekitar 1 Km dari pemukiman dengan kondisi jalan yang sulit.

Baca Selengkapnya
Wakil Wali Kota Pasuruan Harap Sosialisasi dan Bimtek Inovasi Daerah Lahirkan Ide dan Gagasan Baru
Wakil Wali Kota Pasuruan Harap Sosialisasi dan Bimtek Inovasi Daerah Lahirkan Ide dan Gagasan Baru

Adi menyampaikan bahwa inovasi perlu untuk terus dilakukan dengan menggagas terobosan baru.

Baca Selengkapnya
Sederet Inovasi BUMN Semen, Sumbang Efisiensi Hingga Rp4,2 Miliar per Tahun
Sederet Inovasi BUMN Semen, Sumbang Efisiensi Hingga Rp4,2 Miliar per Tahun

Salah satu inovasi yang telah diciptakan perusahaan yaitu invovasi QMCC Eagle Eye 4.0.

Baca Selengkapnya