Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Melihat Kehidupan Nelayan Pesisir Utara Jawa di Masa Kolonial, Alami Kondisi Serba Sulit

Melihat Kehidupan Nelayan Pesisir Utara Jawa di Masa Kolonial, Alami Kondisi Serba Sulit

Melihat Kehidupan Nelayan Pesisir Utara Jawa di Masa Kolonial, Alami Kondisi Serba Sulit

Masuknya modal asing dan kapitalisme modern mendorong munculnya pranata ekonomi baru di kalangan masyarakat nelayan.

Pada tahun 1743 Masehi, daerah pesisir pantai utara Jawa yang sebelumnya masuk wilayah kekuasaan Kerajaan Mataram Islam mulai dikuasai VOC.

Kondisi ini menandai era baru kehidupan para nelayan di kawasan tersebut. Mereka mau tak mau harus mengikuti kebijakan yang diterapkan oleh perusahaan Belanda. 

Selain itu, eksistensi kapal-kapal tradisional mulai digantikan dengan model kapal barat yang dinilai lebih mudah bermanuver.

Kegiatan perdagangan menggunakan perahu-perahu kecil dan sedang tetap populer meskipun untuk perdagangan jarak jauh sudah dikuasai bangsa asing yaitu Inggris dan Belanda.

Melihat Kehidupan Nelayan Pesisir Utara Jawa di Masa Kolonial, Alami Kondisi Serba Sulit

Dilansir dari Kemdikbud.go.id, monopoli harga kayu jati oleh pemerintah kolonial mengakibatkan nelayan tradisional kesulitan untuk bersaing dengan perusahaan galangan kapal asing. Kondisi ini semakin mempersulit ekonomi mereka.

Dalam disertasinya, akademisi Doktor Pujo Semedi Hargo Yuwono mengangkat kehidupan nelayan di Pekalongan di masa kolonial.

Pada saat itu, masuknya modal asing, perusahaan asing, serta kapitalisme modern mendorong munculnya pranata ekonomi baru di kalangan masyarakat nelayan.

Salah satu biang masalah dari kondisi baru tersebut adalah munculnya para pemungut cukai yang ingin meraup keuntungan sebesar-besarnya.

Mereka merangkap menjadi rentenir, menyediakan uang pinjaman yang diputar di tengah masyarakat nelayan, sekaligus memonopoli perdagangan garam.

Masalah itu semakin diperparah dengan menurunnya populasi ikan di Laut Jawa secara bertahap. Pada tahun 1865, estimasi tangkapan ikan di pantai utara Jawa sekitar 258.502 ton. Tapi pada tahun 1904 menyusut jadi hanya 77.000 ton saja.

Melihat Kehidupan Nelayan Pesisir Utara Jawa di Masa Kolonial, Alami Kondisi Serba Sulit

Dilansir dari Kemdikbud.go.id, penurunan tangkapan ikan, tekanan tengkulak, dan penguasaan komoditas untuk kegiatan ekonomi membuat masyarakat nelayan Jawa masa kolonial praktis tidak dapat berkembang menjadi masyarakat yang lebih makmur. Bahkan kondisi demikian masih dapat dilihat di masa kini.

Peran Besar Perahu Kecil

Meski tidak lagi menguasai lautan, para nelayan di pesisir utara Jawa tetap berinteraksi dengan laut. Mereka tetap berlayar di zona-zona tangkap tradisional mereka dan mempertahankan metode penangkapan ikan yang sudah dijalankan sejak dahulu.

Saat itu, ada beragam jenis perahu berukuran kecil yang digunakan para nelayan seperti perahu kolek, tembon, mayang, dan janggolan. Perahu mayang misalnya, desainnya tidak banyak berubah sejak abad ke-18.

Eksistensi perahu tradisional itu tak lepas dari keberhasilan desain perahu tersebut dalam menjawab tantangan geografis.

Ngobrol Bareng Nelayan Perahu Ketek Palembang, Ganjar Tawarkan KTP Sakti dan Bentuk Koperasi untuk Modal
Ngobrol Bareng Nelayan Perahu Ketek Palembang, Ganjar Tawarkan KTP Sakti dan Bentuk Koperasi untuk Modal

Solusi Ganjar itu mendapat respons positif nelayan.

Baca Selengkapnya
Perampok Sekap Remaja di Bali, Begini Kronologinya
Perampok Sekap Remaja di Bali, Begini Kronologinya

Korban disekap saat kedua orangtuanya tidak ada di rumah. Pelaku menggasak sejumlah harta benda orangtua korban.

Baca Selengkapnya
Nelayan Indramayu Curhat Dipalak Bajak Laut, Ganjar: Kita Sikat
Nelayan Indramayu Curhat Dipalak Bajak Laut, Ganjar: Kita Sikat

Ganjar mengapresiasi keberanian nelaysn menungkap praktik pungli.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Nelayan Keluhkan Harga Ikan Anjlok, Kaesang Janji Sampaikan ke Prabowo-Gibran
Nelayan Keluhkan Harga Ikan Anjlok, Kaesang Janji Sampaikan ke Prabowo-Gibran

Janji itu disampaikan Kaesang ketika bertemu dan mendengarkan keluhan nelayan di Kompleks Pelabuhan Perikanan Tasikagung, Rembang, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya
Kisah Pria Lulusan SMP Asal Kediri Sukses Jadi Peternak dan Petani, Punya 500 Sapi dan 300 Hektare Kebun Nanas
Kisah Pria Lulusan SMP Asal Kediri Sukses Jadi Peternak dan Petani, Punya 500 Sapi dan 300 Hektare Kebun Nanas

Ia berasal dari keluarga dengan kondisi ekonomi kurang mampu.

Baca Selengkapnya
Jalankan Bisnis Bareng Sejak Kuliah, Pasutri Asal Malang Mengaku Rezekinya Mengalir Deras setelah Punya Anak
Jalankan Bisnis Bareng Sejak Kuliah, Pasutri Asal Malang Mengaku Rezekinya Mengalir Deras setelah Punya Anak

Saat pertama kali berkenalan, keduanya sama-sama memiliki latar belakang ekonomi yang sulit.

Baca Selengkapnya
Puluhan Tahun Hidup Gelap Gulita tanpa Listrik dan Sinyal, Begini Nasib Warga di Kampung Terpencil Taman Nasional Baluran
Puluhan Tahun Hidup Gelap Gulita tanpa Listrik dan Sinyal, Begini Nasib Warga di Kampung Terpencil Taman Nasional Baluran

Kampung ini dulunya sangat susah dijangkau padahal punya pemandangan eksotis yang menyihir mata.

Baca Selengkapnya
Menyusuri Kampung Kapitan, Tempat Tinggal Etnis Tionghoa Pertama Masa Kolonial di Palembang
Menyusuri Kampung Kapitan, Tempat Tinggal Etnis Tionghoa Pertama Masa Kolonial di Palembang

Kawasan yang saat ini menjadi cagar budaya di Palembang dulunya sebuah lingkungan tempat tinggal bagi warga Tionghoa era kolonial Belanda.

Baca Selengkapnya
Ekonomi Kuartal III-2023 Turun, Masyarakat Lebih Banyak Bayar Cicilan Dibanding Belanja
Ekonomi Kuartal III-2023 Turun, Masyarakat Lebih Banyak Bayar Cicilan Dibanding Belanja

Indef menilai, ada perubahan pola konsumsi masyarakat yang mempengaruhi ekonomi.

Baca Selengkapnya