Fakta di Balik Tercemarnya Sungai Bengawan Solo, Bencana Rutin Tiap Tahun
Permasalahan Sungai Bengawan Solo selalu berulang dan belum ada solusi yang tepat.
Permasalahan Sungai Bengawan Solo selalu berulang dan belum ada solusi yang tepat.
Tercemarnya Sungai Bengawan Solo merupakan bencana rutin setiap tahun. Dari dulu, masalahnya selalu berulang dan terus berulang. Dampaknya, pelayanan air bersih terhadap warga jadi terganggu.
Pencemaran itu terjadi akibat limbah sampah rumah tangga. Air berubah warna menjadi hitam kecoklatan. Tak hanya itu, air juga mengeluarkan bau menyengat. Kondisi ini terpantau di daerah Jurug, Kecamatan Jebres, Kota Solo pada Minggu (17/12). Karena pencemaran ini, pengolahan air baku di Jurug dihentikan untuk sementara waktu sampai kondisi air kembali bersih dan normal.
Diduga pencemaran bersumber pada limbah tekstil dan alkohol. Pihak pengelola menyayangkan kejadian ini karena pencemaran air sudah terjadi tiga kali selama Desember.
“Ini adalah pencemaran yang ketiga. Dan pencemaran ini warnanya sangat pekat dan berbau sehingga tidak memungkinkan untuk kita olah,” kata Supervisor IPA Jurug dan Jebres Agung Susilo, mengutip YouTube Liputan6 pada Selasa (19/12).
Dampak penghentian pengolahan air bersih ini berdampak signifikan. Pihak pengelola air berencana men-dropping air bersih kepada warga untuk keperluan sehari-hari. Manajer Perumda Toya Wening Bengawan Solo selaku pengelola air, Rosyid Agung Priyadi, mengatakan bahwa ada 5.000-6.000 pelanggan yang mengandalkan air bersih dari IPA Jurug dan Jebres.
kata Rosyid terkait hal yang harus dilakukan saat mereka harus menghentikan pelayanannya.
Pencemaran air di Sungai Bengawan Solo sudah menjadi bencana rutin setiap tahun. Limbah berasal dari industri rumahan atau UMKM yang berada di aliran sungai. Masalah pencemaran tak hanya butuh koordinasi instansi terkait, tapi juga kesadaran pelaku UMKM untuk tidak membuang sampah ke aliran Bengawan Solo.
Pencemaran Sungai Bengawan Solo tak hanya berasal dari limbah rumah tangga. Aliran Sungai Bengawan Solo di Bojonegoro, Jawa Timur, tercemar oleh tanaman eceng gondok.
Panjang permukaan sungai yang tercemar eceng gondok mencapai lima kilometer. Masyarakat sekitar resah melihat fenomena ini. Keresahan ini membuat lebih dari 500 relawan yang berasal dari 67 organisasi berbeda melakukan aksi pembersihan.
Rizal selaku koordinator aksi relawan, mengatakan bahwa selain mengganggu ekosistem air, eceng gondok juga berpotensi menyumbat pintu air saat musim hujan tiba. Dampaknya bisa sangat serius.
Selain mengganggu ekosistem perairan di sana, banyaknya eceng gondok itu juga bisa menyumbat pintu air dan akhirnya mengakibatkan banjir di sekitar wilayah sungai.
Untuk itu mereka melakukan beberapa cara di antaranya menggunakan herbisida. Cara lain adalah mengangkat eceng gondok secara langsung dari lingkungan perairan. Selain itu, penggunaan predator alami pemakan eceng gondok, seperti ikan koan, bisa menjadi solusi yang efektif.
Masalah pencemaran Sungai Bengawan Solo ini sebenarnya pernah menjadi perhatian Mantan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo pada tahun 2020 lalu. Saat itu ia mengaku sudah punya peta secara detail perusahaan apa saja yang melakukan pencemaran dan tindakan apa yang telah dilakukan.
Ia juga mengaku telah memanggil secara khusus perusahaan maupun industri kecil yang melakukan pencemaran. Mereka diminta komitmen untuk melakukan perbaikan pengelolaan limbah dalam waktu setahun.
“Beberapa sudah melakukan perbaikan, tapia da sejumlah kendala. Termasuk ada yang kesulitan menginstal teknologi limbahnya karena impor. Untuk UMKM dan peternak-peternak kecil kami damping dengan pembuatan IPAL komunal,” kata Ganjar.
Salah satu gunung api aktif yang berada di Selupu Rejang ini memiliki keindahan yang luar biasa, namun dibalik itu semua terdapat sebuah misteri.
Baca SelengkapnyaAda spesies kantong semar yang membuat dua orang asal Jerman rela ke Gunung Sibuatan hanya untuk melakukan penelitian terhadap tumbuhan tersebut.
Baca SelengkapnyaWarga heran keluarga tersebut nekat melintas di jalan tersebut
Baca SelengkapnyaDi bagian barat Pulau Sumatra, tepatnya di Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, terdapat danau yang tak kalah indahnya untuk dikunjungi, yaitu Danau Maninjau
Baca SelengkapnyaMalam tahun baru terjadi bencana alam gempa bumi yang melanda Kabupaten Sumedang.
Baca SelengkapnyaJaka Sembung jadi tokoh fiksi yang berasal dari Indramayu Jawa Barat. Intip fakta menariknya.
Baca SelengkapnyaTak jarang di Gunungkidul terdapat bukit yang tersusun dari batu karang seperti yang berada di lautan.
Baca SelengkapnyaSebanyak 14 remaja memilih melompat ke Sungai Cisanggarung Losari, Brebes untuk menghindari tawuran.
Baca SelengkapnyaGunung yang berada di Kabupaten Tanah Datar ini dulunya jadi salah satu gunung aktif dan memiliki kaldera yang begitu besar.
Baca Selengkapnya