Disebut Mahfud MD sebagai Contoh Desa yang Maju, Ini Sejarah Desa Panggungharjo Bantul
Desa itu memiliki beragam potensi wisata kuliner, sejarah, dan budaya
Desa itu memiliki beragam potensi wisata kuliner, sejarah, dan budaya
Pada saat debat Cawapres Minggu (21/1) lalu, Cawapres nomor urut tiga, Mahfud MD menyebut Desa Panggungharjo di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai salah satu contoh sukses dari program desa mandiri.
“Ada satu daerah namanya Panggungharjo, desa itu dikenal sangat maju koperasinya. Irigasinya jalan, UMKM-nya jalan, jalan dikelola oleh desa itu dengan sangat baik,” kata Mahfud dikutip dari ANTARA pada Minggu (23/1).
Lantas seperti apa sejarah desa tersebut? Berikut selengkapnya:
Dilansir dari Panggungharjo.desa.id, Desa Panggungharjo dibentuk berdasarkan maklumat monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan saat itu.
Dari maklumat tersebut, ditetapkan bahwa hari jadi Desa Panggungharjo adalah tanggal 24 Desember 1946.
Pembentukannya merupakan penggabungan dari tiga wilayah kalurahan yaitu Kalurahan Cabeyan, Prancak, dan Krapyak.
Namun sesungguhnya keberadaan Desa Panggungharjo sudah ada sejak zaman dulu. Apalagi banyak situs sejarah yang ditemukan di sana.
Pada abad ke 9-10, Desa Panggungharjo merupakan kawasan agraris. Hal ini dibuktikan dengan adanya Situs Yoni Karang Gede di Pedukuhan Ngireng-Ireng.
Lalu pada abad ke-16, wilayah Krapyak Kulon dan Glugo di Desa Panggungharjo merupakan kawasan wisata berburu.
Sedangkan pada abad ke-17 kawasan tersebut menjadi tempat olahraga memanah kijang dan sebagai tempat pertahanan.
Hal ini ditandai dengan keberadaan bangunan Panggung Krapyak yang masih berdiri megah sampai sekarang.
Kemudian pada tahun 1911, di wilayah Krapyak Kulon didirikan Pondok Pesantren Al Munawir, sehingga budaya pesantren berkembang pesat sejak saat itu.
Seiring waktu, Desa Panggungharjo bertransformasi menjadi desa yang maju. Berbagai industri kerajinan berkembang di desa tersebut. Salah satunya adalah industri perajin gamelan milik Wibowo yang berdiri pada tahun 2009.
Selain itu ada pula rumah kerajinan yang bergerak di bidang tatah sungging wayang kulit yang berlokasi di Jalan Nyai Cabe, Cabean, Panggungharjo. Rumah kerajinan milik Riyadi Dwi Susanto itu berdiri sejak tahun 1988.
Di samping itu, berbagai olahan kuliner juga bisa ditemui di Desa Panggungharjo. Salah satu yang legendaris adalah Mangut Lele Mbah Marto. Berbagai kuliner kekinian seperti seblak, boba, dan salad juga bisa ditemui di Desa Panggungharjo.
Masyarakat menyematkan penutup kepala tanjak kepada Mahfud yang merupakan simbol penerimaan sebagai keluarga besar adat Melayu.
Baca SelengkapnyaJembatan yang satu ini konon menjadi jembatan tertua yang ada di Pulau Sumatera.
Baca SelengkapnyaKomoditi andalan dari salah satu wilayah di Provinsi Bangka Belitung berpeluang menjadi Indikasi Geografis oleh Kemenkumham.
Baca SelengkapnyaPengunjung seolah diajak napak tilas kejayaan Banten Lama, melalui sejumlah peninggalannya di kampung wisata tersebut.
Baca Selengkapnya"Kalau menjadi pejabat, bikin kebijakan yang memberi manfaat kepada masyarakat," kata Manfud
Baca SelengkapnyaProgram 1 desa 1 faskes 1 nakes menjadi prioritas Ganjar-Mahfud dalam menahkodai pemerintahan selanjutnya.
Baca SelengkapnyaSeiring berjalannya waktu, banyak penduduk non-musilm yang pindah agama Islam
Baca SelengkapnyaSuku asli dari kota Pagaralam, Ogan Komering Ulu Selatan, dan Muara Enim ini melakukan perlawanan terlama dalam sejarah.
Baca SelengkapnyaDesa Wisata Onje menyimpan potensi wisata dari sejarah hingga alam
Baca Selengkapnya