Heru Budi Tahu Riset di China soal Semprot Air Memperparah Polusi
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menanggapi kritikan pakar soal penyemprotan air di jalanan Ibu Kota tak efektif mengurangi polusi udara.
Bahkan, semprotan air di jalan dikhawatir justru menguap bersamaan dengan polusi.
Heru mengatakan, evaluasi bakal dilakukan terlebih dahulu. Dia mengaku bersedia menghentikan cara tersebut, apabila pembahasan rampung dilakukan serta ditemukan bahwa menyiram jalan tak efektif kurangi polusi di Jakarta.
"Ya nanti akan dibahas. Kalau memang tidak boleh ya saya berhentikan. Gampang,"
kata Heru di acara Diskusi Publik Quick Response Penanganan Kualitas Udara di DKI Jakarta" di Hotel Shangri La, Jakarta Pusat, Senin (28/8).
merdeka.com
"Ya dikritik kan karena ada PM 10 terpecah jadi PM 2.5. Saya tahu itu, tapi di salah satu kota di ASEAN melakukan itu dan memang beda situasi mungkin ya. Tapi mereka melakukan itu,"
ucap Heru.
berita untuk kamu.
Lebih lanjut, Heru menyatakan akan menghadiri rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara. Dia berujar, akan menyampaikan saran ahli dan pakar ihwal penyemprotan air di jalan Ibu Kota.
"Nanti itu saya sampaikan, saya minta syarat, kalau itu enggak boleh ya kita hentikan," kata dia.
Sebelumnya, Profesor Bidang Iklim dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Edvin Aldrian, menanggapi soal penyiraman air di jalanan Ibu Kota guna menekan polusi udara dan suhu panas. Menurut Edvin ada sejumlah catatan yang membuat cara itu tak sepenuhnya efektif.
"Menurut saya penyemprotan (air di jalan) itu jadi seperti hujan, tapi satu waktu saja. Jadi hujannya tidak merata. Kalau hujan TMC (Teknologi Modifikasi Cuaca) agak merata," kata Edvin kepada Liputan6.com, Minggu (27/8).
Edvin menjelaskan, penyiraman air yang hanya dilakukan di situasi tertentu itu dikhawatirkan justru menguap bersama polutan yang ada di tanah.
"Takutnya ini yang kecil tadi kan karena disemprot pada situasi tertentu dan waktu tertentu air yang disemprot itu bisa naik lagi karena menguap, takutnya begitu,"
jelas Edvin.
Adapun kekhawatiran Edvin bukan tanpa alasan. Dia menyebut, berdasarkan hasil sebuah riset di China yang terbit di jurnal National Library of Medicine pada Mei 2021, menemukan penyemprotan air malah membuat polusi udara makin parah.
"Iya saya mengkhawatirkan karena ada catatan dengan yang dari China. Dia kan menyimpulkan begitu kalau sekali saja (penyemprotan) tidak efektif ya," ungkap Edvin.
- Lydia Fransisca
China dipercaya menjadi salah satu negara yang sangat panjang dengan kehidupan amat dinamis.
Baca SelengkapnyaPemerintah China menyelesaikan persoalan polusi membutuhkan kurun waktu selama 20 tahun.
Baca SelengkapnyaPenemuan jejak kaki raksasa ini menghebohkan warga desa Pingyan, provinsi Guizhou, China.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Mahfud mengakui kalau makam China itu bagus ada atap, pagar dam ubin. Jadi, tidak bakal kepanasan.
Baca SelengkapnyaKerangka sepasang kekasih ini ditemukan di makam kuno di Datong, China utara.
Baca SelengkapnyaChina benar-benar punya keinginan yang mungkin tak bisa dibendung soal Bulan. Berikut sederet faktanya.
Baca SelengkapnyaMeski hidup sederhana, pasangan WNi dan pria China ini sangat transparan soal uang.
Baca SelengkapnyaGiok sangat lekat dengan kebudayaan China dan telah berlangsung sejak tahun 6.000 SM.
Baca SelengkapnyaMisi ini benar-benar memiliki ambisi besar. Ingin mengawali ilmu pengetahuan dibandingkan Amerika Serikat (AS).
Baca Selengkapnya