FOTO: Musim Kemarau, Kebutuhan Air Bersih Jeriken di Muara Angke Meningkat
Wilayah pesisir Jakarta Utara bukan hanya menjadi langganan banjir rob sebagai dampak krisis iklim, tetapi juga menghadapi krisis air bersih.
Wilayah pesisir Jakarta Utara bukan hanya menjadi langganan banjir rob sebagai dampak krisis iklim, tetapi juga menghadapi krisis air bersih.
Sampai saat ini sebagian warga di Muara Angke masih mengandalkan air bersih jeriken.
Hal itu disebabkan tidak adanya aliran air bersih yang menjangkau permukiman mereka.
Selain itu, mereka juga tak bisa menggunakan air sumur lantaran airnya yang asin.
Bahkan, di beberapa lokasi permukiman di Muara Angke, warganya mengandalkan air hujan untuk memenuhi kebutuhan air.
Kondisi itu membuat mereka terpaksa menggantungkan kebutuhan air bersih pada penjual air keliling, terutama untuk minum dan memasak.
Seorang pedagang air bersih berjualan di kawasan Muara Angke.
Sudah hampir satu bulan, lebih dari 635 KK atau 2.150 jiwa di Desa Weninggalih mengalami kesulitan mendapatkan air bersih. Simak foto-fotonya!
Baca SelengkapnyaAir Kali Cihoe kerap dijadikan sumber mata air andalan bagi Warga Cibarusah saat musim kemarau.
Baca SelengkapnyaSejumlah wilayah di Jakarta Barat dan Jakarta Utara bakal berkurang suplai air bersihnya
Baca SelengkapnyaHasil tangkapan nelayan Dadap mengalami penurunan drastis akibat gencarnya pembangunan di pesisir utara Jakarta.
Baca SelengkapnyaMusim kemarau berkepanjangan membuat penjual air bersih keliling meraup keuntungan lebih.
Baca Selengkapnyakrisis air terjadi lantaran penurunan kualitas air baku di IPA Hutan Kota PAM Jaya
Baca SelengkapnyaWarga Desa Sumberkare terpaksa menggunakan air sungai untuk berbagai kebutuhan.
Baca SelengkapnyaWilayah yang belum terdampak kekeringan atau kesulitan air bersih hanya Cileungsi, Ciseeng dan Tajurhalang.
Baca SelengkapnyaSaat ini sebagian warga mengandalkan air tanah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Baca Selengkapnya