Mengunjungi Masjid Ats Tsauroh Serang, Bentuknya Mirip Pendopo Jawa dan Punya Taman Estetik
Begini sejarah Masjid Ats Tsauroh Serang yang bergaya pendopo kuno
Begini sejarah Masjid Ats Tsauroh Serang yang bergaya pendopo kuno
Abad ke-16 sampai abad ke-18 menjadi masa kejayaan Kesultanan Banten yang bernapaskan Islam.
Kesultanan ini membuat hampir seluruh wilayah kekuasaan raja Banten didirikan langgar serta masjid sebagai identitas, salah satunya Ats Tsauroh yang berada di pusat Kota Serang.
Masjid ini dipercaya jadi salah satu yang tertua di Banten, dengan tanggal peresmian pada 14 Februari 1872. Sejak awal berdiri, desain masjid memang dibuat dengan menunjukan identitas kebudayaan lokal. Ini jadi salah satu cara ulama Serang untuk memberontak terhadap kebijakan kolonialisasi.
Sampai sekarang masjid ini masih dikenal sebagai ikon dari Kota Serang, dengan nuansa kebudayaan Jawa khas Yogyakarta Hadiningrat yang kuat. Ini terlihat dari bentuknya yang dibuat mirip dengan rumah pendopo agar mampu menampung banyak jemaah.
Pada November 2023 lalu, masjid ini rampung direnovasi dengan penambahan taman estetik di halamannya sehingga makin memiliki daya tarik tambahan. Berikut informasi selengkapnya.
Gambar: Youtube Mang Dhepi Channel
Mengutip Youtube Gufroni Banten, Masjid Ats Tsauroh belakangan dikenal sebagai Masjid Agung Kota Serang. Letaknya persis di Jalan Veteran 43, Lingkungan Pegantungan, RT01/RW07, Kecamatan Serang, Kota Serang.
Penyematan nama Masjid Agung Serang sendiri karena pertimbangan posisi yang berada di tengah pusat kota, dengan kapasitas jemaah yang besar.
Masjid ini juga jadi yang utama sekaligus salah satu yang tertua di sana.
Dari segi arsitektur dan interior, Masjid Agung Ats Tsauroh benar-benar menarik untuk dikunjungi karena masih mempertahankan desain kuno, di samping beberapa di antaranya sudah diperbaharui melalui renovasi besar.
Mengutip kanal Youtube seputar sejarah dan budaya Banten, Mang Dhepi Channel, Masjid Ats Tsauroh diketahui diinisiasi pembangunannya oleh Bupati kelahiran Jawa Tengah, Raden Tumenggung Basudin Tjondronegoro.
Ketika itu, Basudin Tjondronegoro masih memimpin karisidenan Pandeglang yang meliputi Serang dan sekitarnya. Latar belakang keturunan Jawa dari sang bupati membuat desain masjid kental dengan budaya Jawa.
Semisal, bagian selasar masjid yang dibuat mirip pendopo khas rumah keraton, dengan konsep yang luas dan banyak ditopang pilar. Lalu atap tumpang yang saling bertumpuk dengan bagian Memolo di atasnya juga memperkuat arsitektur kebudayaan Jawa dari masjid tersebut.
Sosoknya juga dikenal dekat dengan rakyat dan pro kepada warga Banten, karena latar belakang keluarga Jawanya yang sederhana walau ia memimpin Pandeglang dan Serang ditunjuk oleh Belanda.
Dari sisi dalam masjid, pilar-pilar besar menjulang tinggi menopang atap tumpang ala kerajaan Jawa.
Sebagai penopangnya diberikan rangka beton di bawah atap, yang juga sebagai penghias bangunan yang kini semakin modern.
Ciri khas Jawa lainnya ada di lampu gantung besar bagian dalam ruang utama masjid, yang juga ada di rumah-rumah atau istana keraton Jawa tengah. Saat ini masjid tersebut direvitalisasi dengan penambahan lantai dua.
Bagian alas genting yang menyerupai segitiga juga mencirikan desain ala limasan yang terkenal sebagai rumah priyayi Jawa masa silam.
Setelah revitalisasi, keindahan masjid tersebut semakin bertambah dengan adanya taman estetik di halaman depan. Kini sudah ada hamparan rumput serta beberapa tumbuhan yang tertata rapi di sana.
Turut dihadirkan pula bangku bagi jemaah dan tempat duduk beratap besi, agar tetap nyaman beribadah di sana.
Masjid tersebut bukan hanya sebagai ikon sejarah di Kota Serang, tetapi kini jadi simbol wisata religi bagi masyarakatnya.
Masjid ini dulunya jadi tempat rahasia bagi para pejuang kemerdekaan Indonesia.
Baca SelengkapnyaMasjid itu punya kemiripan dengan masjid agung Keraton Surakarta.
Baca SelengkapnyaMasjid lawas ini punya desain bangunan yang unik dan terdapat makam kuno.
Baca SelengkapnyaKota Palembang memiliki ragam bangunan kuno yang sampai sekarang masih bisa dijumpai.
Baca SelengkapnyaMasjid yang konon sudah berusia lebih dari satu abad ini memiliki nuansa Melayu yang begitu kental serta tradisi unik.
Baca SelengkapnyaBanyak santrinya merupakan mantan penjahat dan pecandu narkoba.
Baca SelengkapnyaMengingat usianya yang begitu tua, masjid ini punya sejarah yang panjang
Baca SelengkapnyaKisah perjalanan seorang pengusaha sukses asal Wonosobo, Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaMasjid yang berada di samping mal ini merupakan pusat penyebaran Islam di Kota Lumpur
Baca Selengkapnya