Ternyata Kampung Baduy Tak Pernah Disentuh Penjajah, Begini Cara Warga Kelabui Belanda
Para leluhur Baduy di masa silam mengelabui Belanda dengan mengatakan bahwa di kampung tersebut hanya ada sedikit penduduk.
Para leluhur Baduy di masa silam mengelabui Belanda dengan mengatakan bahwa di kampung tersebut hanya ada sedikit penduduk.
Mengutip bantenologi.uinbanten.ac.id, pasukan Belanda mulanya datang ke Banten pada 1598 di bawah komando Cornelis De Houtman.
Ini merupakan kedatangan Belanda yang kedua. Sebelumnya pada 1580 Belanda mencoba masuk ke sana untuk misi pelayaran, namun ditolak karena sikap mereka yang kurang baik.
Di bawah komando Panglima Laut Belanda kelahiran Gouda, 2 April 1565 itu penguasa Banten berhasil luluh oleh sikapnya yang dianggap sopan.
Setelah beberapa waktu, Belanda semakin melihat peluang untuk lebih dari sekadar bertukar dan membeli rempah. Mereka mulai menambah armada yang terus menerus datang dan melakukan dominasi ekonomi di Kasultanan Banten.
Kebijakan perdagangan bebas yang digerakkan Sultan Banten justru memudahkan Belanda untuk melakukan politik adu domba hingga terjadi perang saudara, dan kerajaan Banten runtuh.
Sejak itu, Belanda mulai mengambil alih kekuasaan dan berbuat sewenang-wenang di sana serta berambisi untuk menguasai kawasan yang sudah dikenal sebagai pelabuhan dagang internasional pada masa itu.
Hampir seluruh daerah di Banten berhasil dikuasai, namun terdapat satu daerah yang tidak jadi disentuh oleh para penjajah yakni di wilayah permukiman adat Baduy.
Mengutip kanal YouTube De Hamkims Story, salah satu tetua adat Baduy luar, Pulung, menyebut bahwa para leluhur di masa silam mencoba mengelabui Belanda dengan mengatakan bahwa di kampung tersebut hanya ada sedikit penduduk.
“Dulu waktu ada Belanda, kata orang tua bilang ke Belanda kalau di Baduy hanya ada 40 orang, jadi disembunyikan,” katanya.
Menurut Pulung, Belanda tidak akan dapat apa-apa jika tetap memaksa masuk dan menduduki perkampungan mereka.
Ini tentu akan sia-sia, sehingga mereka angkat kaki dan tidak jadi menjajah di wilayah Kampung Baduy. Padahal saat itu penduduknya sudah terbilang banyak dan tersebar di beberapa padukuhan.
“Jadi ngapain menjajah kalau cuma ada 40 orang, nggak dapat apa-apa, kata orang Belandanya,” terang Pulung.
Sampai sekarang warga adat Baduy tetap rukun dan saling membantu walaupun kondisinya jauh dari teknologi. Mereka justru semakin kompak untuk saling tolong menolong, terutama saat ada salah satu warga yang tengah mengalami musibah.
Dicontohkan Pulung, ketika ada warga yang mengalami gagal panen, warga lain yang berkecukupan dalam panennya akan membantu memberi hasil.
Saat ini warga Baduy menerapkan prinsip hidup yang cukup, dan tidak ada yang kaya maupun miskin.
Semuanya setara dan saling bekerja sama.
Warga Baduy juga masih terus berpegang teguh kepada aturan adat sehingga hidup mereka tidak bergantung terhadap teknologi.
Mereka juga menjaga hutan agar tidak dieksploitasi secara besar-besaran sehingga menimbulkan bencana.
Warga Baduy bisa tetap hidup dengan baik walau tanpa televisi, internet, HP dan kemudahan lainnya.
Korban diduga terjebak asap pekat saat pembakaran lahan, sehingga kesulitan bernapas dan meninggal dunia di lokasi.
Baca SelengkapnyaRumah-rumah di Desa Sigandul berada di lereng bukit dengan kemiringan yang curam.
Baca SelengkapnyaSebelum memasuki kawasan perdagangan, kapal-kapal dari Sungai Bengawan Solo bersandar dulu di Gandekan
Baca SelengkapnyaGedung ini awalnya jadi lokasi hiburan militer bagi kalangan warga Belanda
Baca SelengkapnyaHeru Budi mengatakan, permintaan warga Kampung Bayam sudah ditangani pihak kecamatan.
Baca SelengkapnyaKampung itu merupakan kampung tertinggi di Kabupaten Ponorogo sebelah barat.
Baca SelengkapnyaPemberontakan yang ia pimpin menjadi pemberontakan besar terhadap Belanda yang pertama di Pulau Jawa.
Baca SelengkapnyaGadis ini kini menjadi penyanyi terkenal, meski pernah mengalami penggusuran dan kehilangan rumah serta kampung halamannya.
Baca SelengkapnyaWalaupun telah ditinggalkan selama ratusan tahun, namun pondasi bangunan benteng masih tampak kokoh.
Baca Selengkapnya