Tak Ingin Jadi Limbah, Ibu Rumah Tangga di Tangerang Olah Tulang Lele jadi Camilan Renyah
Inovasi stik tulang lele ini lahir dari banyaknya limbah tulang lele di tempat usaha abonnya
Inovasi stik tulang lele ini lahir dari banyaknya limbah tulang lele di tempat usaha abonnya
Seorang ibu rumah tangga di Kecamatan Larangan, Kota Tangerang berupaya mengurangi produksi limbah tulang lele. Sehari-hari dirinya memang membuat olahan abon berbahan ikan air tawar tersebut.
Lewat tangan kreatifnya, tulang yang tidak bisa dikonsumsi karena keras bisa dijadikan camilan berupa stik. Stik dari tulang lele ini punya rasa yang gurih dan tekstur yang renyah.
Diceritakan sang owner, Widiati, idenya ini sebelumnya muncul tanpa sengaja saat membuat abon. Berikut informasi selengkapnya.
Disampaikan Widiati bahwa mulanya ia fokus di bisnis abon ikan lele yang dimulai pada 2018 lalu. Ketika itu dirinya mendapat pelatihan dari Dinas Ketahanan Pangan setempat.
Ketika itu produk abonnya terus berkembang, dan melahirkan sejumlah varian rasa seperti original dan pedas.
“Ketika itu saya memulai membuat abon ikan lele ini di tahun 2018, dan terus berkembang sampai sekarang,” terangnya, mengutip kanal Youtube Pemkot Tangerang.
Dalam akun instagramnya, Widiati ingin mengenalkan bahwa daging ikan lele bisa diolah termasuk menjadi abon.
Tak main-main, dalam satu ekor daging ikan lele terkandung banyak protein yang dibutuhkan oleh tubuh manusia.
“Abon lele, lezat berprotein tinggi dan bikin pintar. Bahannya dari ikan lele segar dan berkualitas. Diracik dengan bumbu yang mantap. Cocok untuk lauk makan anak-anak,” tulis akun Instagram Abon Widi yang merupakan brand dari Widiati.
Menurut Widi, inisiatifnya untuk menciptakan varian stik tulang lele ini lahir dari banyaknya limbah tulang lele dari kegiatan produk abon.
Tulang-tulang itu kemudian ia cuci bersih, dan diolah menjadi varian stik renyah dengan ditambahkan bumbu serta bahan berkualitas lainnya.
“Setelah membuat abon lele di tahun 2018 itu, di 2021 saya coba olah limbah tulangnya menjadi stik lele seperti ini,” katanya
Untuk harga abonnya sendiri Widiati menjualnya secara terjangkau, yakni Rp25 ribu per bungkus berisi 80 gram.
Sedangkan stik tulang lele seberat 100 gram dijual seharga Rp12 ribu per bungkusnya.
“Walaupun sekarang harga pada mahal, tapi saya tidak menaikkan harga dan tetap Rp25 ribu untuk abon dan Rp12 ribu untuk stik tulang lelenya,” terang Widi
Untuk saat ini, Widi menjual produk abon dan stik tulang lele di dua platform.
Pertama ia menjualnya secara langsung di tempat tinggalnya, lalu Widi juga memanfaatkan media sosial lewat WhatsApp dan akun Instagram @abonwidi.
Widi membuka kesempatan bagi masyarakat yang ingin menjadi reseller dari produknya untuk dijual kembali.
Berawal dari coba-coba, siapa sangka produk dari bunga telang ini ternyata bisa menghasilkan cuan.
Baca SelengkapnyaSejak awal budidaya, Ria sudah lima kali panen dengan kondisi buah yang baik dan lebat.
Baca SelengkapnyaRengginang sudah ada sejak puluhan tahun silam di tanah Priangan
Baca SelengkapnyaBerawal dari kekhawatiran tak berkontribusi baik pada lingkungan, Khomsatun memproduksi sabun alami
Baca SelengkapnyaBermula dari memajang kue di status, ibu rumah tangga ini raup cuan hingga puluhan juta rupiah.
Baca SelengkapnyaPerayaan ultah ke-41 Bunga Citra Lestari digelar di rumah, undang anak yatim dan buka bersama.
Baca SelengkapnyaAda bangunan megah nan mewah di perkampungan Madura. Bangunan berlantai dua itu menelan biaya hingga miliaran rupiah.
Baca SelengkapnyaAyu Ting Ting mendatangi rumah salah satu asistennya yang tak jauh dari rumahnya. Ayu membangunkan sahur bersama anak-anak muda yang merupakan tetangganya.
Baca Selengkapnya