Niat Doa Puasa Ramadan Latin dan Artinya, Penting Diamalkan
Sebelum berpuasa Ramadan, hendaknya kita membaca niat doa puasa dalam hati.
Sebelum berpuasa Ramadan, hendaknya kita membaca niat doa puasa dalam hati.
Ramadan adalah bulan yang penuh berkah, di mana umat Islam di seluruh dunia berpuasa dari fajar hingga senja. Bulan ini tidak hanya tentang menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga tentang pembersihan jiwa, peningkatan keimanan, dan praktik kesabaran.
Dalam pelaksanaannya yang penuh dengan tantangan, umat Muslim harus memulainya dengan satu bacaan penting, yang sekaligus menunjukkan kesiapan kita untuk menjalankan perintah Allah SWT. Bacaan tersebut adalah pernyataan batin yang kita kenal dengan niat doa puasa.
Dengan diucapkan dalam hati, niat doa puasa Ramadan adalah pembeda dari puasa-puasa lainnya di luar bulan yang mulia ini. Artikel ini akan mengajarkan pada kita bagaimana lantunan niat doa puasa Ramadan yang harus kita baca sebelum melaksanakan ibadah puasa wajib.
Niat doa puasa adalah salah satu bagian dari puasa yang sangat penting untuk kita lakukan. Al-Qadhi Abu Syuja’ rahimahullah mengatakan,
“Kewajiban puasa (rukun puasa) itu ada empat: (1) niat, (2) menahan diri dari makan dan minum, (3) menahan diri dari hubungan intim (jimak), (4) menahan diri dari muntah dengan sengaja.”
Dari perkataan Abu Syuja’ menunjukkan bahwa membaca niat sebelum berpuasa adalah wajib.
Artinya: "Aku niat berpuasa esok hari untuk menunaikan kewajiban di bulan Ramadan karena Allah Ta'ala."
Mengutip rumaysho.com, niat memiliki arti al-qashdu, yaitu keinginan. Niat puasa berarti keinginan untuk berpuasa. Niat tidak cukup jika hanya di lisan saja, hati pun harus berniat juga. Itulah kenapa niat dalam hati sudah teranggap sahnya.
Muhammad Al-Hishni pernah berkata,
“Puasa tidaklah sah kecuali dengan niat karena ada hadits yang mengharuskan hal ini. Letak niat adalah di dalam hati dan tidak disyaratkan dilafazhkan.” (Kifayah Al-Akhyar).
Kemudian Muhammad Al-Khatib berkata,
“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niat. Namun niat letaknya di hati. Niat tidak cukup di lisan. Bahkan tidak disyaratkan melafazhkan niat.” (Al-Iqna’).
Akan tetapi, disunnahkan pula untuk melafalkan niat di lisan bersama dengan niat dalam hati.
Untuk niat puasa Ramadan sendiri hukumnya adalah wajib. Sehingga, puasa Ramadan tidak akan sah jika tidak didahului oleh niat. Dalil wajibnya berniat adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya.” (Muttafaqun ‘alaih. HR. Bukhari dan Muslim)
Niat harus ada di setiap pengerjaan ibadah, namun cukuplah di hati, karena itulah yang dipersyaratkan. Adapun niat puasa wajib Ramadan harus dilafalkan di malam hari sebelum masuk waktu fajar (Shubuh).
Hadits no. 656 dari kitab Bulughul Maram, Ibnu Hajar membawakan hadis berikut:
rumaysho.com
Hadis ini dikeluarkan oleh Abu Daud, Tirmidzi, An Nasai dan Ibnu Majah. An Nasai dan Tirmidzi berpendapat bahwa hadis ini mauquf, hanya sampai pada sahabat (perkataan sahabat).
Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibbah menshahihkan hadisnya jika marfu’ yaitu sampai pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dalam riwayat Ad Daruquthni disebutkan, “Tidak ada puasa bagi yang tidak berniat ketika malam hari.”
Membaca niat sebelum berpuasa Ramadan memiliki peran yang sangat penting dalam praktik ibadah umat Islam. Niat merupakan pondasi dari semua amalan, termasuk puasa. Dalam Islam, niat dianggap sebagai penentu nilai sebuah amalan, sebagaimana disebutkan dalam hadis, “Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan.”
Niat puasa Ramadan adalah pernyataan batin yang mengkonfirmasi keinginan dan komitmen seseorang untuk menjalankan ibadah puasa sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT. Ini adalah momen reflektif di mana seseorang menyatakan tujuannya untuk berpuasa, memisahkan diri dari kegiatan sehari-hari dan fokus pada spiritualitas dan disiplin diri.
Membaca niat juga merupakan cara untuk memastikan bahwa puasa dilakukan dengan kesadaran penuh dan bukan sekadar rutinitas.
Selain itu, niat membantu memfokuskan pikiran dan hati pada tujuan puasa, yaitu untuk mencapai taqwa, atau kesadaran akan kehadiran Allah dalam setiap aspek kehidupan.
Dengan niat yang jelas, puasa menjadi lebih dari sekadar menahan lapar dan haus; itu menjadi latihan spiritual yang mendalam yang meningkatkan kesabaran, keteguhan, dan empati.
Dengan demikian, membaca niat sebelum berpuasa menegaskan kembali komitmen seseorang terhadap ibadah ini dan membantu mempertajam fokus pada tujuan yang lebih tinggi dari puasa, yaitu pertumbuhan spiritual dan pembersihan diri.
Ini juga menandai batas yang jelas antara kehidupan sehari-hari dengan waktu yang didedikasikan untuk ibadah, memungkinkan seseorang untuk memasuki keadaan ibadah dengan hati dan pikiran yang bersih dan siap menerima berkah Ramadan.
Umat muslim dianjurkan mandi sebelum memasuki bulan Ramadhan. Berikut niat mandi puasa Ramadhan latin.
Baca SelengkapnyaSaat pelaksanaan puasa Ramadhan, umat Muslim perlu mengawalinya dengan membaca niat berpuasa Ramadan.
Baca SelengkapnyaUsai melaksanakan sholat tarawih, lanjutkan dengan membaca doa dan berdzikir. Dengan begitu kita bisa menghidupkan malam Ramadhan dengan kebaikan.
Baca SelengkapnyaDoa ini mengandung ungkapan syukur, permohonan ampun, dan doa untuk kebaikan bagi diri sendiri, keluarga, dan seluruh umat Muslim.
Baca SelengkapnyaBagi umat muslim sebelum melaksanakan shalat, wudhu menjadi sesuatu hal yang wajib dan tidak bisa ditinggalkan. Berikut bacaan doa niat wudhu dan setelahnya.
Baca SelengkapnyaBerikut bacaan doa niat zakat fitrah untuk diri sendiri hingga keluarga yang diwakilkan.
Baca SelengkapnyaNuzulul Quran adalah momen yang menandai turunnya wahyu pertama kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Baca SelengkapnyaDoa puasa atau niat puasa patut dihafal untuk mengawali amalan yang satu ini.
Baca SelengkapnyaBerikut bacaan doa berbuka puasa Ramadan dan puasa sunnah lainnya.
Baca Selengkapnya