Melihat Sejarah Perkembangan Vaksin di Gedung Heritage Bio Farma Bandung, Ada Alat Medis Lawas hingga Berbagai Sampel Ular Berbisa
Gedung heritage Bio Farma Bandung menyimpan perkembangan vaksin di Indonesia
Gedung heritage Bio Farma Bandung menyimpan perkembangan vaksin di Indonesia
Selama pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia dan dunia beberapa tahun lalu, keberadaan vaksin menjadi begitu penting. Tak hanya Covid-19, vaksin juga berhasil menghentikan berbagai wabah mulai dari cacar hingga malaria.
Jika ingin melihat perkembangan vaksin sejak zaman Belanda, mampirlah ke gedung heritage Bio Farma yang beralamat di Jalan Pasteur Nomor 28, Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung, Jawa Barat.
Selain sebagai museum vaksin, lokasi ini juga jadi arsip perkembangan kesehatan di Indonesia melalui peninggalan alat medis lawas juga berbagai jenis sampel ular berbisa untuk penelitian anti racun. Yuk simak informasi selengkapnya berikut ini.
Merujuk Antara, daya tarik dari gedung heritage Bio Farma adalah konstruksi bangunannya.
Diketahui gedung yang juga sebagai kantor ini memiliki gaya art deco hasil ciptaan arsitek kenamaan Belanda Prof. Dr. Ir. Charles Prosper Wolff Schoemaker pada 1890.
Schoemaker sendiri berupaya menggabungkan unsur budaya timur dan barat melalui bentuk atap yang miring sebanyak dua tumpuk. Sedangkan gaya barat terlihat dari jendela dan pintu yang tinggi dan membentuk setengah kubah.
Sampai sekarang, gaya tersebut masih dipertahankan dengan cara dicat berkala dan dilakukan renovasi tanpa mengubah desain utamanya.
Pada masa Hindia Belanda, banyak warga setempat yang belum tersentuh tenaga medis. Tak sedikit yang mengalami daya tahan tubuh lemah, hingga mudah terserang penyakit.
Dari sana lahirlah sebuah lembaga bernama Parc Vaccinogene yang dipimpin oleh Eilerts de Haan. Ia merupakan lulusan dari Insitituut Pasteur de France.
Pada 1902 lembaga tersebut mulai meneliti berbagai vaksin yang diperuntukkan bagi kesehatan masyarakat. Tahun 1923, lembaga dipindahkan ke Bandung di lokasi yang saat ini menjadi gedung Heritage Bio Farma dan menambah objek penelitiannya dengan serum ular berbisa.
Mengutip laman resmi Kementerian Kesehatan RI, pada 1806 penyakit cacar masuk ke Indonesia.
Penyakit itu muncul dari pada budak yang dibawa oleh Belanda untuk bekerja di Indonesia.
Ketika itu peneliti kesehatan Belanda, dr. A Schuckink Kool melakukan penelitian vaksin hasil pengembangannya dari hewan sapi. Rupanya vaksin ini berhasil mengendalikan kasus cacar api yang banyak menyerang anak-anak kala itu.
Dengan masifnya upaya memutus mata rantai cacar, dibangunlah Parc Vaccinogen Instituut Pasteur sebagai tempat untuk mengembangkan jenis vaksin.
Di gedung ini juga terdapat berbagai alat medis dari Bio Farma yang dipakai untuk pengembangan kesehatan zaman Belanda silam. Alat-alat itu disimpan di dalam kotak kaca agar terlindungi.
Lalu ada juga gambar-gambar kegiatan penelitian vaksin dan obat-obatan oleh Bio Farma di masa silam. Semuanya tersusun secara rapi di museum yang berada di sayap kanan bangunan gedung heritage Bio Farma itu.
Para pemimpin Bio Farma sejak zaman Belanda juga terpampang di sana, juga para petugas kesehatan yang berjasa melalui patung berseragam.
Di ruangan lain juga terdapat tempat penyimpanan berbahan kaca berisi berbagai jenis ular yang sudah diawetkan.
Ular-ular tersebut merupakan sampel yang dahulu digunakan untuk proses pembuatan serum anti racun ular.
Ada pula kotak-¬kotak serum dan vaksin sebagai hasil dari penelitian tersebut dan difungsikan untuk mengorganisir racun ular saat masuk ke dalam tubuh. Sejak lama, Bio Farma memang fokus meneliti dan membuat berbagai jenis vaksin hingga serum anti racun hewan.
Terakhir Bio Farma juga membuat vaksin anti Covid-19 dan digunakan untuk memutus penyebarannya. Lokasi ini jadi wisata sejarah kesehatan yang sayang untuk dilewatkan saat bertandang ke Kota Bandung.
Stasiun itu merupakan salah satu stasiun penting di jalur kereta api Jogja-Magelang.
Baca SelengkapnyaGedung ini punya cerita tentang perkembangan listrik di Bandung dan Jawa Barat. Berikut selengkapnya.
Baca SelengkapnyaDi balik hingar bingarnya, Cakung menyimpan banyak kisah unik yang jarang diketahui.
Baca SelengkapnyaKini kondisi bangunan bekas Stasiun Cikajang benar-benar memprihatinkan
Baca SelengkapnyaSalah satu bangunan peninggalan DSM yang sampai sekarang masih berdiri kokoh adalah Stasiun Medan
Baca SelengkapnyaSuku asli dari kota Pagaralam, Ogan Komering Ulu Selatan, dan Muara Enim ini melakukan perlawanan terlama dalam sejarah.
Baca SelengkapnyaTambang Batu Bara Ombilin, menjadi kawasan tambang tertua yang ada di Asia Tenggara dan dinobatkan menjadi situs warisan dunia oleh UNESCO.
Baca SelengkapnyaJembatan yang satu ini konon menjadi jembatan tertua yang ada di Pulau Sumatera.
Baca SelengkapnyaBangunan yang didirikan kolonial Belanda ini pernah menjadi tempat pengasingan Soekarno dan tokoh nasional lainnya.
Baca Selengkapnya