Kisah Mata Air Campaka Surga Tersembunyi di Bandung, Dulu Disinggahi Sunan Kalijaga
Airnya jernih dengan pemandangan hutan dan bukit yang memanjakan. Lokasi ini cocok untuk healing dari hiruk pikuk perkotaan.
Airnya jernih dengan pemandangan hutan dan bukit yang memanjakan. Lokasi ini cocok untuk healing dari hiruk pikuk perkotaan.
Adanya bentang alam pegunungan membuat Kabupaten Bandung kaya akan sumber mata air alami. Salah satu lokasi yang bernama mata air Campaka bahkan disebut sebagai surga tersembunyi.
Mengunjungi mata air Campaka di Kampung Campaka, Desa Drawati, Kecamatan Paseh ini benar-benar bikin candu. Kolam air yang jernih, dengan dikelilingi hutan yang asri menciptakan suasana yang teduh.
Tak sekedar memiliki pemandangan yang bagus, mata air Campaka juga pernah jadi tepat persinggahan Sunan Kalijaga. Berikut potret daya tariknya.
Untuk letak sumber mata air ini ada di perkampungan Campaka yang berjarak sekitar 48 kilo meter dari pusat Kota Bandung.
Letaknya ada di perbukitan, dengan hamparan hutan dan sawah milik warga yang hijau. Sepanjang perjalanan, pengunjung dijamin tidak akan bosan karena suasanannya benar-benar jauh dari hiruk pikuk perkotaan.
“Ini jalurnya sudah ditata rapi (masuk permukiman), jalan kakinya paling sekitar 10 menitan,” kata vlogger yang mengunjungi mata air Campaka di kanal Udar1der Channel, dikutip Merdeka, Kamis (15/2).
Untuk tiketnya, pengunjung harus merogoh kocek sebesar Rp5 ribu per orang. Tiket ini berlaku bagi anak-anak dan orang dewasa, alias tidak ada perbedaan harga.
Setelah berjalan selama 10 menit, lokasi mata air langsung bisa dinikmati. Indah, jernih dan syahdu menjadi kata yang tepat menggambarkan kondisi di lokasi.
“Mata airnya jernih banget, Majalaya punya beginian, mantap,” katanya lagi.
Di lokasi pemandian pengunjung bisa beristirahat di saung dan warung, maupun langsung berenang. Sudah tersedia kolam besar dengan kedalaman kurang lebih satu meter.
Airnya jernih dan melimpah. Ini terlihat dari tampaknya bagian dasar kolam yang berisi bebatuan.
Air di lokasi juga melimpah, dengan pancuran dari beberapa pipa yang dialirkan dari perbukitan di Kecamatan Paseh.
Selain memiliki keindahan yang luar biasa, mata air Campaka ini pernah disinggahi Sunan Kalijaga. Informasi ini turut dibenarkan oleh pengelola objek wisata, Dena Firmansyah.
Menurut dia, karena disinggahi Sunan Kalijaga, maka awalnya penamaan tempat tersebut adalah Sirah Sijaga.
“Sebelum bernama Campaka, namanya itu Sirah Sijaga, karena dulu mata air ini disinggahi oleh Sunan Kalijaga,” katanya, mengutip YouTube Pemkab Bandung, Kamis (15/2).
Kemudian, lambat laun kawasan tersebut ditumbuhi banyak pohon cempaka. Ini tentu bisa dimanfaatkan oleh masyarakat untuk membuat bangunan, salah satunya masjid.
“Jadi alhamdulillah, pohon cempakanya itu dibangun masjid di daerah Kampung Drawati, dari sana mata air ini dinamanya Campaka,” katanya lagi.
Untuk saat ini pohon cempaka sudah tidak ada, dan berganti dengan jenis pohon lainnya dan menjadi kawasan hutan di sekitar mata air.
Sebenarnya kolam di mata air Campaka fungsi utamanya bukan sebagai kolam renang rekreasi. Kolam ini sebagai wadah penampung air dari Gunung Kasur di Kecamatan Paseh.
Air tersebut kemudian dialirkan kembali melalui saluran irigasi kecil menuju area sawah dan perkebunan warga.
“Kalau sekarang patilasannya sudah ditumbuhi semak belukar, dulunya berbentuk gundukan batu layaknya makam keramat,” tambah Dena.
Curug Uci bisa dibilang serpihan surga di bumi Garut, Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaTak hanya terkenal dengan mata airnya, Tuk Budoyo nyatanya kini telah menjadi cagar budaya.
Baca SelengkapnyaKabarnya, air yang ada di pemandian Umbul Manten bersumber dari dua buah mata air.
Baca SelengkapnyaSelain saluran air, ada juga sumur kuno yang ditemukan secara tidak sengaja oleh warga.
Baca SelengkapnyaSaat musim hujan tiba, kampung itu benar-benar terisolir karena jalan ke sana terhalang aliran air sungai yang deras
Baca SelengkapnyaKonon pada zaman dahulu mata air tersebut digunakan untuk mandi para tentara.
Baca SelengkapnyaAirnya sangat jernih hingga membuat dasar sungai tampak jelas
Baca SelengkapnyaSampai saat ini mata air tersebut masih terjaga kesuciannya.
Baca SelengkapnyaMengapa orang Sunda memukul lesung saat terjadi gerhana bulan? begini kisahnya
Baca Selengkapnya