Balita di Tangerang Diberi Obat Kedaluwarsa oleh Puskesmas, Begini Penjelasan Dinkes
Merdeka.com - Seorang balita di Kota Tangerang, Banten mendapat obat kedaluwarsa saat mengikuti kegiatan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) di Posyandu Bunga Kenanga, Kecamatan Karang Tengah, Selasa (9/8). Terkait insiden itu, pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat pun angkat bicara.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang, dr Dini Anggareni tidak membantah kejadian tersebut. Menurutnya, hal ini bermula dari kelalaian petugas puskesmas setempat yang tidak mengecek kondisi obat yang disertakan dalam kegiatan BIAN.
"Kami sangat menyayangkan kejadian ini, dan memohon maaf sebesar-besarnya kepada para keluarga atas kelalaian pengelolaan obat yang terjadi di luar gedung Puskesmas.” Kata dr Dini, mengutip laman resmi Pemkot Tangerang, Kamis (11/8).
Obat Kedaluwarsa Lupa Diserahkan ke Petugas Farmasi
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang, dr Dini Anggareni ©2022 Dokumentasi Pemkot Tangerang/ Merdeka.com
Dijelaskan Dini, kronologi pemberian obat kedaluwarsa kepada balita bernama Arkaa itu bermula saat petugas puskesmas menemukan tiga obat PCT drop yang sudah lewat masa pakai di dalam tas Posyandu. Obat itu kemudian langsung dipisahkan dan berencana diserahkan ke petugas Farmasi Puskesmas, Senin (8/8).
Namun, keesokan harinya pada Selasa (9/8), petugas tersebut lupa menyerahkan obat kedaluwarsa tersebut kepada petugas farmasi Puskesmas hingga terbawa oleh tim yang akan menjalankan BIAN di Kenanga Pondok Pucung.
Usai pelaksanaan imunisasi, obat tersebut justru diberikan kepada pasien karena berasal dari tas yang sama tanpa memeriksa kembali ED (expired date). Tak berapa lama, salah satu kader menerima laporan obat yang dikonsumsi oleh balita yang bersangkutan ternyata telah melewati masa kedaluwarsa dan langsung melakukan penarikan.
Adapun yang diberikan merupakan obat penurun panas, sebagai antisipasi saat mengalami kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI).
Posyandu Baru Aktif Setelah Dua Tahun Pandemi
Dilanjutkan Dini, Posyandu tersebut sebetulnya baru aktif lagi setelah dua tahun terdampak pandemi Covid-19. Dari situ, stok obat lama belum sempat dilaporkan atau dikembalikan ke petugas farmasi di puskesmas.
“Posyandu itu sudah tidak aktif 2 tahun karena pandemi. Obat yang lama ini belum sempat dilaporkan atau dikembalikan ke petugas farmasi di puskesmas. Sekali lagi kami meminta maaf yang sebesar besarnya bagi keluarga pasien,” lanjutnya.
Pada Rabu (10/8) lalu, seluruh petugas, baik dari Posyandu, Puskesmas, Ketua Mutu, UKP, UKM hingga Dinas Kesehatan langsung melakukan pembahasan guna menelusuri kejadian tersebut lebih jauh. Pihaknya pun berjanji akan segera menindaklanjuti serta melakukan perbaikan pelayanan ke depannya.
"Petugas sudah langsung melakukan kunjungan ke rumah pasien, serta meninjau dan memeriksa langsung kondisi Arkaa pasca minum obat tersebut. Petugas juga langsung memberikan obat pengganti dan pendukung pemulihan Arkaa. Sambil dilakukan peninjauan lanjutan," jelas dr Dini.
Lakukan Teguran ke Petugas dan Kepala Puskesmas
Untuk saat ini, pihak Dinas Kesehatan Kota Tangerang telah memberikan evaluasi kepada petugas serta memberikan surat teguran kepada kepala Puskesmas bersangkutan agar lebih memperhatikan tata Kelola obat.
"Puskesmas diperintahkan untuk ikut memperhatikan ketepatan pemberian obat dan pelayanan kesehatan di luar gedung Puskesmas," tegasnya.
Dini berharap kejadian serupa tidak terulang dan pihaknya melalui Bidang Pelayanan Kesehatan akan terus melakukan pemantauan terhadap pelayanan kesehatan masyarakat khususnya dalam ketersediaan dan ketepatan pemberian obat.
"Ini menjadi evaluasi besar pastinya, akan kian diperketat agar hal-hal seperti ini tidak terjadi lagi. Pastinya, kelalaian ini jangan sampai kembali terjadi," tegasnya.
(mdk/nrd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Salah satu korban gigitan ulat berbisa di Kampung Cibogo Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar, pada bagian tangan kanananya menghitam dan membusuk.
Baca SelengkapnyaKemenkes memperoleh beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19, salah satunya datang dari Kota Bandung.
Baca SelengkapnyaHal ini memungkinkan para pemudik untuk tetap mendapatkan perawatan medis yang dibutuhkan tanpa harus beralih ke fasilitas kesehatan baru.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sejumlah kondisi batuk pada bayi tidak perlu terlalu dikhawatirkan orangtua dan tidak selalu harus diobati.
Baca SelengkapnyaDinas Sosial Kota Tangerang Selatan mengakui tidak teliti dalam pemberian paket bantuan bagi masyarakat korban banjir.
Baca SelengkapnyaPemerintah mempertimbangkan untuk menghentikan sementara penyaluran bantuan pangan beras saat hari tenang hingga pencoblosan pemilu yakni 11-14 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaAtas rekomendasi dokter, ibu muda rekomendasi dokter, ibu muda itu membutuhkan perawatan sekitar dua minggu.
Baca SelengkapnyaMeskipun memikat untuk dinikmati, menu-menu lebaran sebaiknya dinikmati dengan porsi yang terkendali demi mencegah timbulnya sejumlah masalah kesehatan.
Baca SelengkapnyaSebelum dtemukan jadi mayat, korban sempat ditemani suaminya berobat ke sebuah rumah sakit tapi tiba-tiba saja menghilang.
Baca Selengkapnya