Awal Kisah Cinta Soeharto & Ibu Tien, Awalnya Tak Pede Karena Turunan Ningrat
Bagaimana pertama kali keduanya bertemu?
Bagaimana pertama kali keduanya bertemu?
Tahun 1947, Perang Kemerdekaan masih berkecamuk. Belanda ingin kembali berkuasa di Indonesia yang telah menyatakan kemerdekaannya. Saat itu Soeharto masih berusia 26 tahun dan berpangkat Letnan Kolonel, Komandan Resimen TNI di Yogyakarta.
Ibu Prawiro mengingatkan Soeharto untuk segera menikah. Usianya sudah matang untuk berumah tangga. Awalnya Soeharto menolak. Dia mengaku masih sibuk mengurusi Resimen dan berjuang untuk kemetdekaan RI. Tetapi Ibu Prawiro menekankan membentuk keluarga itu penting. Tidak perlu terhalang oleh perjuangan.
Serahkan pada kami, kata Bu Prawiro. Rupanya mereka sudah punya calon.
Mereka orang ningrat, kata Soeharto. Ayah Siti Hartinah adalah wedana dan pegawai Mangukengaraan. Soeharto sendiri memang saat itu telah menjadi seorang komandan militer. Tapi latar belakang keluarganya bukanlah orang terpandang. Namun Ibu Prawiro menilai hal itu tidak penting. Dia menilai zaman sudah berubah.
Saat itu Soeharto mengaku merasa kikuk karena sudah lama tidak bertemu dengan wanita itu. Dia pun masih belum pede, apakah nanti gadis ningrat itu benar-benar akan suka padanya?
Tidak ada dokumentasi perinkahan keduanya. "Maklumlah, suasana masih serba darurat," kenang Soeharto. Dengan naik kendaraan dinas tua, Letkol Soeharto menuju tempat resepsi. Agak kesulitan duduk di mobil karena sebilah keris terselip di sana. Resepsi diikuti cukup banyak orang karena ayah Ibu Tien cukup terpandang di Solo.
Mereka berpegang pada pepatah 'witing tresna jalaran saka kulina.' Artinya datangnya cinta karena bergaul dari dekat.
Pasangan ini melewati banyak peristiwa bersama. Ibu Tien menemani Soeharto mulai dari Letkol hingga menjadi Jenderal TNI dan kemudian Presiden Kedua Republik Indonesia. Maut memisahkan mereka saat ibu Tien meninggal dunia tahun 1996.
Di tengah panasanya penumpasan PKI, Jenderal Soeharto mengaku sempat mau dibunuh.
Baca SelengkapnyaIbu Tien memang dikenal antipoligami. PNS pun dilarang punya istri lebih dari satu.
Baca SelengkapnyaApakah ada lobi-lobi partai seperti sekarang? Atau dipilih sendiri? ini kata Soeharto.
Baca SelengkapnyaPara Jenderal TNI AD tak mau kecolongan lagi usai G30S/PKI. Mereka siap tempur melawan pasukan Letkol Untung Cs.
Baca SelengkapnyaSoeharto mengaku cepat akrab dengan keluarga BJ Habibie karena ibu Habibieyang berasal dari Yogyakarta masih fasih berbahasa Jawa.
Baca SelengkapnyaPelaku yang belakangan diketahui punya kekerabatan dengan Ibu Tien membuat Soeharto tidak nyaman.
Baca SelengkapnyaMiliter ada di belakang aksi-aksi mahasiswa pasca G30S/PKI. Ini pengakuan para jenderal saat itu.
Baca SelengkapnyaNada bicara Soeharto meninggi saat menjawab tudingan soal Astana Giribangun yang diisukan dihiasi emas.
Baca SelengkapnyaMomen anak-anak dan cucu Presiden Soeharto semua tanpa terkecuali berkumpul di pinggir sawah dan BBQ-an bersama.
Baca Selengkapnya