Mitos Gunung Mujur, Makam Keramat, dan Candi Telih yang Misterius
Merdeka.com - Gunung Mujur, sebuah objek wisata yang bisa jadi kurang familiar di telinga. Terutama jika dibandingkan dengan Bromo atau Semeru yang sangat populer di antara wisatawan.
Secara administratif, gunung Mujur terletak di desa Taman Harjo, kecamatan Karangploso, kabupaten Malang. Gunung ini memiliki ketinggian sekitar 655 meter dari permukaan laut.
Cukup sering disambangi para pecinta olahraga ekstrem berkat rute curam yang dimilikinya. Terkenal pula di antara penggemar cerita mistis, berkat mitos yang menyelimutinya.
Rute Favorit Pecinta Olaharaga Ekstrem
Walaupun Gunung Mujur relatif kurang populer, ternyata gunung anakan yang menyembul di lereng Arjuna ini cukup dikenal pecinta downhill maupun motor trail. Karakter Gunung Mujur yang didominasi oleh turunan, tapi minim tanjakan, membuatnya cukup disukai pecinta downhill untuk berlatih.
Jaraknya yang tak jauh dari pusat kota Malang dan kota Batu, juga membuat gunung ini sering dikunjungi, terutama di akhir pekan.
Hutannya yang masih terawat membuat udara di sekitar gunung terasa sejuk dan nyaman. Meskipun, di beberapa titik, area gunung telah berubah menjadi lahan pertanian penduduk setempat.
Perbukitan Hijau Berliput Misteri
Menelusuri jalan setapak gunung Mujur, tak hanya keindahan alam yang bisa dinikmati di gunung ini. Beberapa mitos seputaran gunung Mujur pun cukup santer terdengar di telinga para pengunjung.
Beberapa di antaranya seperti berkah kemujuran yang bisa didapatkan siapa pun yang datang berkunjung, baik berupa rejeki, jodoh, penglarisan dan lainnya. Terutama, jika pengunjung datang pada hari Jumat Legi.
Namun, hal sebaliknya akan terjadi jika pengunjung berperilaku negatif di gunung ini. Mitos menyebutkan, siapapun yang berkata kotor maupun bersikap buruk saat sedang berada di gunung ini, diyakini akan mendapat celaka.
Aturan yang serupa berlaku bagi mereka yang terlalu banyak mengeluh saat berada atau berjalan di gunung ini. Mitosnya, apapun yang dikeluhkan, bakal benar-benar terjadi pada orang yang mengeluh tersebut.
Mitos Gunung Mujur, Makam Keramat, dan Candi Telih
Selain mitos tersebut, terdapat dua mitos lainnya yang terbilang cukup populer dan legendaris di gunung mujur. Pertama, yakni mitos terkait makam keramat yang memang ditemukan di gunung Mujur.
Kedua, yakni mitos tentang candi Telih, sebuah situs bersejarah yang meninggalkan kisah pertemuan Ken Arok dan Ken Umang.
Mendaki puncak gunung Mujur, terdapat dua makam yang kerap menjadi tujuan kedatangan para pengunjung. Untuk mencapai makam tersebut, pengunjung harus rela menaiki anak tangga sejauh 100 meter.
Gunung Mujur dan Makam Keramat Misterius
Terdapat dua makam yang terdapat di area tersebut. Posisi kedua makam tersebut berlawanan, namun tidak berjauhan. Satu makam membujur dari Utara ke Selatan, sedangkan makam lainnya membujur dari Timur ke Barat.
Beberapa rumor beredar terkait dengan makam tersebut. Sebuah rumor menyebutkan, bahwa salah satu makam sebagai makam Kertanegara, penguasa terakhir raja Singhasari. Dan, makam lainnya disebut sebagai makam Abdi Setia sang raja.
Rumor lain menyebutkan, makam tersebut sebagai makam Sakumintir, salah satu patih pada masa kerajaan Blambangan (Banyuwangi). Meski begitu, rumor lain pun menyebutkan bahwa makam tersebut merupakan makam Ki Ageng Kertojoyo.
Berdasar pada keyakinan akan rumor tersebut, tak sedikit pengunjung yang sengaja datang ke gunung Mujur, untuk berziarah ke makam tersebut. Mereka meyakini bahwa makam tersebut keramat, sehingga bisa mendatangkan berkah.
Gunung Mujur dan Candi Telih
Tak hanya makam, keberadaan candi Telih di gunung Mujur pun menjadi salah satu situs yang dikeramatkan. Meskipun tak sepopuler candi Kidal, candi Telih cukup dikenal dengan mitos yang membawa nama ken Arok, sang penguasa kerajaan Singhasari pertama.
Konon, candi Telih merupakan tempat bertemunya ken Arok dan ken Umang. Ken Umang sendiri merupakan selir sang Raja, yang pun disebut-sebut sebagai wanita yang dicintai oleh Ken Arok.
Sayangnya, situs ini terlihat tak cukup terawat. Tak terlihat adanya pagar pembatas, maupun tulisan khusus yang menunjukkan bahwa candi yang terdapat di tengah ladang tersebut merupakan sebuah situs bersejarah.
Reporter: Siti Rutmawati
(mdk/tsr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mitos ini mengatakan bahwa kejatuhan cicak di kepala memiliki makna tertentu, bisa menjadi tanda akan sesuatu yang buruk, atau baik.
Baca SelengkapnyaKejatuhan cicak di pundak dikaitkan dengan mitos keberuntungan.
Baca SelengkapnyaCegukan seringkali dikaitkan adanya suatu pertanda tertentu.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Bagi sebagian orang, kejatuhan cicak, khususnya di tangan, dianggap memiliki arti tertentu, seperti tanda baik atau malah tanda yang buruk.
Baca SelengkapnyaAda mitos yang meyakini bahwa kejatuhan kotoran cicak membawa pertanda buruk atau sial.
Baca SelengkapnyaGunung Sumbing ternyata menyimpan berbagai mitos yang belum banyak diketahui orang. Mitos inilah yang membuat gunung ini semakin menarik.
Baca SelengkapnyaMemotong rambut sendiri kerap dikaitkan dengan mitos-mitos tertentu. Apa saja?
Baca SelengkapnyaBayi menangis tengah malam sering dikaitkan dengan hal mistis.
Baca SelengkapnyaBurung perkutut putih tak lepas dari mitos-mitos yang mengakar di masyarakat.
Baca Selengkapnya