Malaysia dan Indonesia sepakat tampung 8 ribu pengungsi Rohingya
Merdeka.com - Hari ini, Rabu (20/5) dari pertemuan tiga negara yakni Indonesia, Malaysia, dan Thailand, dicapai kesepatakan terkait nasib ribuan pengungsi Rohingya. Malaysia dan Indonesia bersiap membangun pemukiman sementara bagi para imigran gelap yang terkatung selama berbulan-bulan di lautan itu.
Tapi keputusan ini tidak berarti etnis Rohingya yang masih berada di Myanmar boleh berbondong-bondong menggelar eksodus ke dua negara tersebut.
"Kami hanya akan menerima mereka yang ada di laut," kata Menteri Luar Negeri Malaysia Anifah Aman seperti dilansir Reuters.
Artinya, Indonesia dan Malaysia akan menjamin nasib lebih dari 7.000 orang yang kini ada di sekitar Selat Malaka. Sementara ini, Malaysia menerima lebih banyak imigran Rohingya maupun Bangladesh. Adapun Indonesia menampung 1.346 orang di Aceh Utara sejak pekan lalu. Pagi tadi, dilaporkan ada tambahan 500 pengungsi yang diselamatkan dari laut di perairan Kuta Binje.
Diperkirakan kini ada 4.000 pengungsi Rohingya dan Bangaladesh yang masih terombang-ambing di laut. Mereka awalnya hendak ke Malaysia untuk mencari nafkah, tapi ditipu oleh calo imigran dari kapal berbendera Thailand. Dua bulan terakir mereka ditinggalkan di laut tanpa bahan makanan dan air bersih oleh para penyelundup.
Berdasarkan pembicaraan dengan Badan Pengungsi PBB (UNHCR) serta Organisasi Imigran Internasional (IOM), Indonesia-Malaysia minta agar seluruh pengungsi itu didata. Bagi yang punya kewarganegaraan, khususnya asal Bangladesh, maka mereka harus dideportasi.
Sementara untuk menampung warga Rohingya yang tidak punya status kewarganegaraan karena diskriminasi Myanmar, Indonesia dan Malaysia tengah mempelajari beberapa opsi. Misalnya menyediakan pulau kepada yang bisa jadi tempat tinggal sementara.
Mendagri Malaysia Ahmad Zahid Hamidi minta semua lembaga internasional ikut membantu meningkatkan kesejahteraan para pengungsi itu.
"Saya mendesak semua LSM, dari semua ras dan agama untuk menjadi sukarelawan dan membantu para imigran Rohingya ini," tuturnya.
Dana pembangunan penampungan sementara para imigran gelap itu, menurut pernyataan bersama RI-Malaysia, harus berasal dari lembaga internasional.
"Komunitas internasional akan bertanggungjawab, dalam menyediakan dukungan yang dibutuhkan Malaysia, Indonesia dan Thailand, terutama bantuan keuangan, untuk memungkinkan penyediaan penampungan sementara dan bantuan kemanusiaan."
(mdk/ard)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tiga pengungsi rohingya kabur dari gedung Balee Meuseuraya di Aceh saat salat subuh pada Selasa (22/1).
Baca SelengkapnyaAnggota Polsek Panipahan menemukan 11 orang Rohingya dan 11 Warga Negara Indonesia (WNI) yang akan menyebrang ke Malaysia secara ilegal.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini ratusan pengungsi Rohingya masih berada di pesisir Kuala Parek.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Polisi menetapkan dua tersangka baru dalam kasus dugaan penyelundupan manusia etnis Rohingya ke Aceh. Dua tersangka itu berinisial MAH (22) dan HB (53).
Baca SelengkapnyaMereka berangkat dari Bangladesh dan tiba di Pekanbaru Rabu (13/12) malam.
Baca Selengkapnya13 warga Rohingya tersebut untuk dibawa ke tempat yang semestinya.
Baca SelengkapnyaDia menjelaskan letak geografis Provinsi Aceh dimana di sebelah barat berbatasan langsung dengan Samudera Hindia.
Baca SelengkapnyaPengungsi Rohingya terus berdatangan ke Indonesia menuai pro dan kontra
Baca SelengkapnyaMayat tersebut ditemukan mengapung pada jarak 12 mil laut dari bibir pantai Calang.
Baca Selengkapnya