Lebih dari 1 Juta Warga Palestina Terjebak di Rafah, Israel Malah Jatuhkan Bom Fosfor Putih Ilegal
Penggunaan bom fosfor putih dianggap kejahatan perang berdasarkan hukum internasional.
Penggunaan bom fosfor putih dianggap kejahatan perang berdasarkan hukum internasional.
Israel tanpa henti membombardir kota Rafah di Jalur Gaza selatan pada Rabu (8/5), di mana lebih dari 1 jura warga Palestina terjebak di sana dan harus menghadapi bahaya mematikan setelah pasukan penjajah Israel menguasai kota perbatasan tersebut sehari sebelumnya. Rafah merupakan wilayah paling selatan Gaza, yang berbatasan langsung dengan Mesir.
"Semalaman sampai subuh, militer Israel terus menerus meghancurkan wilayah timur kota Rafah," menurut laporan Al Jazeera.
Laporan tersebut menambahkan, fasilitas kesehatan di Rafah tidak bisa menampung banyaknya korban jiwa yang tewas akibat serangan brutal penjajah Israel.
Dikutip dari laman The Cradle, Kais (9/5), sejumlah warga Palestina tewas dan terluka, termasuk anak-anak saat Israel dengan brutal mengebom Rafah pada Selasa (7/5). Seorang bayi empat bulan, dua anak-anak berusia enam dan delapan tahun tewas akibat bom Israel yang menargetkan rumah keluarga Qishta di Rafah pada Selasa malam. Seorang pria juga terbunuh akibat serangan udara Israel di dekat perbatasan Rafah.
Tentara Israel berulang kali menggunakan bom fosfor putih terhadap warga sipil di Gaza dan Lebanon sejak awal agresinya. Sejumlah kelompok HAM telah menyerukan penyelidikan mendesak setelah beberapa jasad warga Palestina di Gaza ditemukan menguap, diduga kuat Israel menggunakan senjata termobarik ilegal untuk menargetkan warga sipil.
Sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam mengatakan pada Rabu, para pejuangnya terlibat dalam bentrokan sengit dengan tentara Israel yang memasuki Rafah timur.
Israel mengumumkan pada Selasa pagi, pihaknya telah merebut perbatasan Rafah. Video yang beredar di media sosial menunjukkan tank-tank Israel berada di perbatasan Rafah. Tentara penjajah mulai memasuki wilayah tersebut pada Senin pagi.
Sekjen PBB, Antonio Guterres memperingatkan pada Rabu, serangan skala besar di Rafah dapat dianggap "kesalahan strategis, bencana politik, dan mimpi buruk kemanusiaan."
Setelah menyatakan Rafah adalah zona aman untuk warga sipil, Israel mengancam akan menyerang daerah tersebut yang kini menampung 1.5 juta warga Palestina.
Baca SelengkapnyaBocah Palestina Ditemukan Tewas di Mobil Dua Pekan Setelah Dikepung Tentara Israel
Baca SelengkapnyaMereka yang menolak ikut wajib militer terancam dipenjara.
Baca SelengkapnyaBadan Pertahanan Sipil Palestina pada Selasa (30/4/2024) kemarin mengungkap fakta terbaru.
Baca Selengkapnyatentara Israel juga begitu kejam terhadap perempuan dan anak perempuan Palestina. Tak cuma di Gaza, perlakuan biadab itu juga terjadi di Tepi Barat.
Baca SelengkapnyaBerikut jawaban pemuda saat ditanya kenapa Tuhan tak menolong Gaza Palestina dari kekejaman Israel.
Baca SelengkapnyaPentingnya peran-peran kekuatan masyarakat sipil, tokoh lintas agama dan akademisi memperlemah Israel.
Baca SelengkapnyaSosok pria Arab pembenci Palestina dan pro Israel kini terbaring lemah di RS. Seperti ini penampakannya.
Baca SelengkapnyaMalaysia melarang warga Israel memasuki wilayahnya.
Baca Selengkapnya