Kemarin Sesumbar Militer AS Terkuat, Kini Trump Malah Takut Perang dengan Iran
Merdeka.com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengaku tak akan mengerahkan pasukan militernya untuk melawan Iran. Artinya, Trump memilih mundur dari konflik dan menolak untuk membalas Iran dengan serangan rudal.
Seperti diketahui, dua pangkalan militer AS di Irak diserang puluhan rudal balistik Iran. Serangan tersebut sebagai aksi balasan, setelah Trump memerintahkan membunuh Mayor Jenderal Qassem Sulaimani.
Trump hanya memberi peringatan selama dirinya menjadi Presiden AS, Iran tak akan pernah diizinkan memiliki senjata nuklir.
"Selama saya menjadi presiden Amerika Serikat, Iran tidak akan pernah diizinkan memiliki senjata nuklir," kata Trump dilansir CBSNews, Kamis (9/1).
Padahal sebelumnya, Trump sesumbar soal pasukannya yang kuat dan tak terkalahkan. Bahkan Trump menyebut akan membombardir 52 situs warisan Iran.
"Sejauh ini, kita memiliki militer yang paling kuat dan lengkap di seluruh dunia! Saya akan membuat pernyataan besok pagi," tulis Trump lagi.
Lalu seperti apa taktik perang yang diinginkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump?
Tidak Menggunakan Militer Beserta Peralatannya
Presiden AS Donald Trump menyebut Iran "tampaknya akan mundur" setelah menembakkan rudal ke pangkalan udara AS di Irak. Menurut Trump, keputusan itu sangat baik bagi semua pihak yang terkait.
"Iran tampaknya mundur, yang merupakan hal yang baik untuk semua pihak yang terkait," tambahnya dikutip dari BBC.
Dia juga mengatakan bahwa kekuatan Amerika, baik militer maupun ekonomi, adalah pencegah terbaik.
"Fakta bahwa kita memiliki militer dan peralatan hebat ini, tidak berarti kita harus menggunakannya," kata Trump.
Sanksi Ekonomi
Bukan dengan pasukan militer, Presiden Trump 'berperang' melawan Iran dengan memberikan sanksi ekonomi. Trump mengatakan sanksi tambahan terhadap Iran akan tetap berlaku sampai Republik Islam itu "mengubah perilakunya" terhadap Amerika Serikat dan negara-negara di kawasan itu.
"Amerika Serikat akan memberlakukan sanksi ekonomi tambahan terhadap rezim Iran," kata Trump dalam pidato singkat Gedung Putih dilansir CNBC.
Meski begitu, belum jelas seperti apa bentuk sanksi ekonomi yang akan diberikan AS untuk Iran.
Lewat Jalur Negosiasi
Selain sanksi ekonomi, Trump juga berencana akan melakukan negosiasi dan kesepakatan dengan Iran. Padahal sebelumnya Trump sudah sesumbar tentang kekuatan militer AS, yang jauh lebih kuat dibandingkan Iran.
"Kita semua harus bekerja sama untuk membuat kesepakatan dengan Iran yang membuat dunia menjadi tempat yang lebih aman dan damai," kata Trump dilansir CNN.
Trump mendesak agar negara-negara lain melepaskan diri dari perjanjian nuklir era Obama dengan Iran dan membuat kesepakatan baru.
Kemarin Trump Sesumbar Militer AS Terkuat di Dunia
Presiden Amerika Serikat Donald Trump menanggapi serangan puluhan rudal ke arah dua pangkalan militer AS di Irak. Trump menyiratkan kesiapannya menghadapi perang dengan Iran sebagai buntut pembunuhan Qassim Sulaimani, Panglima Pasukan Quds yang merupakan bagian dari Pasukan Garda Revolusi Iran.
"Sejauh ini, kita memiliki militer yang paling kuat dan lengkap di seluruh dunia! Saya akan membuat pernyataan besok pagi," tulis Trump lagi.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kementerian Luar Negeri juga meminta para WNI segera menghubungi maskapai masing-masing untuk mendapatkan informasi terkini terkait penerbangan mereka.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Masih menjadi negara digdaya dengan kekuatan militer di peringkat pertama.
Baca SelengkapnyaIsrael menyerang pangkalan udara militer utama milik Iran
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pemerintah terus memonitor perkembangan konflik Iran-Israel dan mempertimbangkan berbagai kemungkinan skenario kebijakan.
Baca SelengkapnyaPemerintah juga diminta menekan impor barang pangan dan barang konsumsi
Baca SelengkapnyaYordania menyatakan keadaan darurat, menurut TV berita Al-Mamlaka milik negara. Negara itu juga menutup wilayah udaranya untuk penerbangan.
Baca SelengkapnyaNegara Israel memiliki 612 pesawat terbang dan 241 jet tempur. Selain itu juga memiliki 146 helikopter dan 48 Helikopter tempur atau penyerang.
Baca SelengkapnyaPutin Sebut Dirinya Lebih Suka Joe Biden Ketimbang Trump di Pemilu AS 2024, Alasannya Tak Terduga
Baca SelengkapnyaIran Akui Serangan ke Israel Balasan Atas Penyerangan Konsultan di Suriah
Baca Selengkapnya