AS Kirim Persenjataan dengan Presisi Paling Akurat ke Ukraina
Merdeka.com - Amerika Serikat (AS) kembali mengirim bantuan senjata ke Ukraina untuk melawan invasi Rusia. Kali ini Pentagon mengirim artileri yang presisi paling akurat, disebut Excalibur berpemandu GPS.
Excalibur adalah senjata yang bisa menjangkau targetnya dalam jarak 2 meter. Senjata ini pertama kali digunakan di Irak pada 2007 saat pembunuhan pemimpin Al-Qaidah Abu Jurah dan pengikutnya.
Menurut dokumen anggaran bulan lalu, Departemen Pertahanan AS akan mengalokasikan USD92 jutaatau sekitar Rp1,3 triliun dana tambahan yang disetujui kongres "untuk pengadaan amunisi pengganti M982 Excalibur yang dikirim ke Ukraina untuk mendukung upaya internasional untuk melawan agresi Rusia", dikutip dari South China Morning Post, Jumat (9/9).
Menurut dokumen tersebut, Excalibur memungkinkan komandan medan perang membidik target dengan lebih tepat. Senjata ini memiliki jangkauan 40 kilometer.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden Jokowi bahkan melawat langsung untuk mendorong perdamaian antara Rusia dan Ukraina.
Baca SelengkapnyaAlaska dijual oleh Rusia kepada Amerika Serikat dengan nilai sebesar 7,2 juta dolar pada tanggal 30 Maret 1867.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat, yang menjadi sekutu utama Israel, akhirnya mengirimkan bantuan kemanusiaan ke wilayah Jalur Gaza untuk pertama kalinya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Amerika Serikat (AS) cemas melihat rencana Rusia mau meletakan senjata nuklir di luar angkasa.
Baca SelengkapnyaKunjungan kehormatan ini bertujuan untuk meningkatkan kerjasama militer antara Indonesia dan Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaPutin Sebut Dirinya Lebih Suka Joe Biden Ketimbang Trump di Pemilu AS 2024, Alasannya Tak Terduga
Baca SelengkapnyaJutaan orang Amerika Serikat berlomba memiliki paspor dari negara lain demi menyelamatkan harta kekayaan mereka.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menerima surat kepercayaan dari sembilan duta negara-negara sahabat
Baca SelengkapnyaGanjar menyarankan untuk mencari negara alternatif sebagai pemasok bahan
Baca Selengkapnya