YLKI Minta Pemerintah Transparan soal Alasan Tak Turunkan Harga BBM
Merdeka.com - Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi angkat suara terkait keengganan pemerintah untuk menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di tengah rendahnya harga minyak dunia. Tulus menyebut pemerintah tak konsisten atau inkonsistensi.
"Pemerintah inkonsistensi kebijakan di bidang energi termasuk soal penurunan harga (BBM). Ini penyakit lama," katanya melalui diskusi virtual di kanal Zoom, Jumat (22/5).
Tulus Abadi mengatakan, kebijakan menahan penurunan minyak sepenuhnya membebani masyarakat selaku pengguna yang saat ini tengah dihadapkan pada kondisi sulit akibat pandemi covid-19. Terlebih, Pertamina yang menyandang status perusahaan BUMN bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat.
Selain itu, kebijakan menahan penurunan minyak harus disampaikan secara transparan sehingga tidak menimbulkan praduga pada tataran masyarakat. Apalagi di tengah pandemi ini masyarakat menjadi lebih sensitif perihal kebijakan yang menyangkut persoalan ekonomi.
"Kebijakan harus bersifat transparan. Karena kemampuan orang membeli minyak itu berbeda dengan harga saat ini," lanjut dia.
Jangan Alokaikan untuk Impor
Tulus menambahkan, pemerintah juga tidak boleh mengalokasikan uang hasil penjualan BBM untuk pembiayaan belanja impor. Cara ini, dianggap minim manfaat bagi perbaikan kondisi ekonomi domestik.
"Kalau untuk tujuan impor sangat tidak efisien. Sebaliknya kalau tidak diturunkan ini untuk apa? Intinya tidak boleh untuk berkaitan impor," pungkasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menko Airlangga berjanji pemerintah tidak akan menaikkan BBM dalam waktu dekat.
Baca SelengkapnyaPertamina tidak menaikkan harga BBM meski harga minyak dunia merangkak naik dan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat melemah.
Baca SelengkapnyaUsai Pemilu 2024, Arifin pun mempersilakan penjualan BBM non-subsidi kepada masing-masing badan usaha, mengikuti pergerakan harga minyak dunia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Harga BBM di SPBU Pertamina tidak mengalami kenaikan per 1 Maret 2024 ini.
Baca SelengkapnyaTriyono khawatir kenaikan harga minuman manis dalam kemasan nantinya akan membebani daya beli masyarakat.
Baca SelengkapnyaPertamina memprediksi konsumsi BBM mengalami kenaikan sebesar 6 persen secara agregat.
Baca SelengkapnyaCak Imin meluruskan janji akan menggratiskan bahan bakar minyak (BBM).
Baca SelengkapnyaPertamina mempertimbangkan evaluasi harga serta kebutuhan masyarakat pada Ramadan dan Idulfitri.
Baca SelengkapnyaHal ini merespons isu kenaikan harga minyak kita akibat kurangnya realisasi domestic market obligation (DMO) oleh produsen.
Baca Selengkapnya