Usaha bangkrut & sempat jual panci, Irma sukses jadi pelatih bisnis
Merdeka.com - Berbagai macam profesi diperkenalkan sedari usia sekolah. Dokter, Polisi, Tentara, bahkan Guru sudah akrab di telinga masyarakat. Profesi-profesi tersebut dikenal menjanjikan gaji besar atau kebanggaan tersendiri di masyarakat.
Namun, pernah kah Anda mengenal profesi Business Coach atau pelatih di dunia bisnis?
Profesi ini memang tidak akrab di telinga masyarakat. Belum ada lembaga sertifikasi yang mengeluarkan sertifikat untuk profesi ini. Namun, pernyataan-pernyataan yang menunjukkan arah keberhasilan dari peserta coacing menjadi daya tawar tersendiri.
Irma Rahayu (41) mulai merancang metode dan menjalani profesi ini sejak tahun 2011. Berbekal jatuh bangun di dunia bisnis, kini Irma menangani sekitar 100 'anak coaching' yang disebutnya sebagai 'bangkoters'. Sementara para bangkoters menyebut Irma dengan sebutan 'mamak'. Sebutan ini khusus berlaku bagi bangkoters Irma Rahayu.
Irma Rahayu Istimewa
"Saya punya pengalaman yang mungkin dari mulai terseok-seok melamar pekerjaan, coba sana sini, jualan panci dari pintu ke pintu dari jaman baheula, jualan snack yang harganya cuma berapa ribu perak taruh (titip) di warung-warung, terus ya semua ya, catering iya, terus properti," kata Irma kepada merdeka.com, Minggu (1/5).
Irma pun sempat menjajal pengalaman sebagai penerima tamu (receptionist), hingga penjual karcis di sebuah 'club house' milik perusahaan properti, Ciputra.
Di sektor properti, Irma sempat menjadi 'money maker' di perusahaan tempatnya bekerja saat itu. Tantangannya adalah memuluskan penjualan proyek-proyek mati, proyek-proyek yang lama tidak terjual. Bekal Irma hanya satu, menjadi teman ngobrol yang baik bagi calon pembeli. Hasilnya, penjualan properti di tangan Irma bisa menembus angka hingga kisaran lebih dari USD 1 juta.
"Jadi saya tuh selalu dikasih proyek-proyek yang mati, yang enggak laku. Nah entah kenapa karena saya demen (suka) ngobrol, demen ketemu orang banyak, orang baru, ya di situlah akhirnya saya malah jadi enggak pernah pilih-pilih sama customer. Jadi mau dia pakai mobil, pakai ojek, kalau datang ya sudah saya pasti langsung 'say hi!' dan kebanyakan selain mereka tanya-tanya rumah, mereka juga sedikit curcol dan katanya sih saya enak diajak ngobrol," papar Irma.
Irma menekuni sektor properti selama lebih dari 13 tahun. tahun 2005 hingga 2008 Irma mulai mengalihkan fokusnya ke dunia fesyen dengan membuka sebuah butik. Namun, menggarap sektor bisnis baru tampaknya tidak mudah bagi Irma. Bisnis butiknya pun tidak kunjung menghasilkan, justru bangkrut. Irma juga mencoba berbagai bisnis, termasuk katering yang juga tidak menghasilkan. Ini menjadi alasan Irma kembali menggarap sektor properti di wilayah baru.
Kesempatan Irma untuk menggarap kembali sektor bisnis properti tampaknya tidak semulus sebelumnya. Irma sempat mengalami periode tidak menghasilkan selama tiga bulan, belum lagi Irma harus menghadapi persoalan baru di sektor properti dan masalah persaingan yang pada akhirnya menyebabkan Irma harus menelan pil pahit berupa pemecatan di tengah bulan tanpa gaji sepeser pun.
"Intinya dari jualan harga ribuan perak sampai harga juta US dolar, saya pernah dan perjalanan saya enggak selalu dapat yang saya inginkan," tutur Irma.
Pada saat itu Irma menyadari bahwa yang ia jalani bukan merupakan 'passion-nya'. Irma pun mencari apa yang menjadi 'passion-nya' selama ini.
"Dari semuanya akhirnya perjalanan itu membuat saya kenal karakter saya sendiri dan saya kenal peta hidup saya di situ. Akhirnya saya memutuskan untuk membantu teman. Ya sampai sekarang akhirnya saya jadi business coach," papar Irma.
Lebih khusus Irma menjelaskan bahwa metode yang ia jalani tidak semata-mata berdasarkan jumlah uang yang ditargetkan, atau periode suatu usaha bisa balik modal. Irma menilai sesi coaching lebih dari sekedar jumlah uang yang diperoleh nantinya.
"Kalau cuma supaya balik modal itu bukan saya, kalau dari sisi lain, saya benerin orangnya, saya benerin jiwanya, saya benerin karakternya, trauma-traumanya, dan menemukan apa sih yang mau dibisnisin," ucap Irma.
Irma menegaskan, membangun karakter agar peserta coachingnya memiliki mental baja untuk menghadapi berbagai persoalan di dunia bisnis, menjadi hal paling utama. Irma percaya bahwa dengan mental yang kuat, para peserta coaching nantinya akan mampu menghadapi berbagai persoalan untuk memperbesar bisnisnya.
Irma sendiri memberi sesi coaching secara personal dengan mengadakan pertemuan di pusat-pusat perbelanjaan. Dengan sesi coaching seperti ini diyakni lebih nyaman dan santai dalam memberi arahan kepada para 'bangkoters'.
"Nah itu bisnis coach ala saya," tegas Irma.
Irma sendiri memiliki situs sendiri yang bisa dijadikan referensi seputar bussiness coaching yang menjadi passionnya, yakni irmarahayu.com.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Cerita pria dulunya pengemis dan suka mabuk kini berhasil mengubah hidupnya menjadi pribadi lebih baik.
Baca SelengkapnyaSebagai menantu Haji Isam, Putra bukan dari keluarga sederhana. Kekayaannya tak berbeda jauh dengan sang mertua.
Baca SelengkapnyaIrham memulai perjalanan karirnya saat masih kuliah. Saat itu dia senang mempelajari ilmu yang berkaitan dengan pengembangan diri.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Alih-alih duduk di warung makan, pria ini memilih makan sembari melihat tawuran di pinggir jalan.
Baca SelengkapnyaAdi Hermawan (25) gelap mata setelah mendapatkan kabar istrinya dilecehkan. Dia pulang ke rumah dan menikami pelaku yang masih ada hubungan saudara dengannya.
Baca SelengkapnyaSaat pertama kali berkenalan, keduanya sama-sama memiliki latar belakang ekonomi yang sulit.
Baca SelengkapnyaDengan modal terbatas, Dicky merintis usaha martabak di pelataran rumahnya. Dia sempat ragu dan takut memulai usaha.
Baca SelengkapnyaHanya lulusan SMP, Sri mampu berjaya dengan usaha ekspor buah-buahan lokal.
Baca SelengkapnyaSetelah di-PHK, suaminya mulai mencari peluang lain dengan bekerja di proyek. Namun sayangnya dia malah ditipu hingga harus mengorbankan motornya.
Baca Selengkapnya