Tekan Emisi Karbon, Pemerintah Setop Izin Pembangunan PLTU Baru di RI
Merdeka.com - Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bidang Tata Kelola Mineral dan Batu Bara (Minerba), Irwandy Arif mengatakan, tidak ada tambahan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batubara baru di Indonesia. Hal ini untuk membantu menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK).
"Untuk menurunkan gas rumah kaca dari sektor energi, tidak ada tambahan pembangkit PLTU (batu bara) baru," ucap Irwandy dalam acara Musyawarah Nasional Ke-II Asosiasi Pengusaha Energi dan Batubara Indonesia (ASPEBINDO), Kamis (18/11).
Meski begitu, pembangunan PLTU batubara anyar tetap diperbolehkan dengan sejumlah ketentuan berlaku. Antara lain bagi PLTU batu bara yang telah berkontrak.
"Atau (PLTU batu bara) yang sedang konstruksi)," imbuhnya.
Selain itu, Kementerian ESDM juga berkomitmen untuk menonaktifkan PLTU batu bara di Indonesia secara bertahap. Nantinya PLTU batu bara akan digantikan oleh PLT Energi Baru Terbarukan.
"Sehingga, sesuai komitmen Presiden Indonesia (Jokowi) dalam mewujudkan teknologi hijau bersih sebagai sarana untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," tandasnya.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konversi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana menjamin langkah penutupan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dalam upaya mengejar target Net Zero Emission tak akan merugikan investor.
"Harus dipastikan investasi untuk pengembangan PLTU itu juga tidak ada kerugian dari sisi investor," kata dia dalam webinar Kilang dalam Transisi Energi, Selasa (16/11).
Menurutnya, proses pensiun PLTU itu dilakukan dengan mengikuti kontrak. Meski dia juga mengakui adanya upaya untuk mempercepat proses tersebut untuk dilakukan lebih dini dengan tujuan mempercepat penurunan gas rumah kaca. Misalnya, dengan memajukan langkan pensiun bagi PLTU jadi lima tahun lebih cepat.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pertamina Patra Niaga terus berkomitmen mendorong pengurangan emisi karbon.
Baca SelengkapnyaPercepatan transisi energi fosil ke EBT diperlukan untuk mewujudkan target emisi karbon netral atau net zero emission pada 2060 mendatang.
Baca SelengkapnyaGRP menargetkan kapasitas PLTS Atap terpasang sebesar 33 MWp, yang direncanakan selesai pada tahun 2025.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Rumah bersama ini merupakan komitmen pemerintah untuk memperkuat kolaborasi antar kementerian/lembaga terkait untuk percepatan transisi EBT.
Baca SelengkapnyaIndonesia akan resmi memiliki pembangkit integrated terbesar di Asia Tenggara.
Baca SelengkapnyaPenundaan pajak karbon ini merupakan penundaan yang kesekian kali setelah pada akhir 2021
Baca SelengkapnyaPemerintah seharusnya mengevaluasi faktor penyebab kegagalan pencapaian target investasi energi terbarukan selama ini.
Baca SelengkapnyaPertamina Patra Niaga telah menambah pasokan LPG 3 kg sebanyak 22.087 Metrik Ton atau setara dengan 7.36 juta tabung.
Baca SelengkapnyaTarget pengurangan emisi nasional yang diwujudkan dalam target konkrit, yaitu sebesar 31,89% pada 2030.
Baca Selengkapnya