Merdeka.com - Fenomena menggadaikan Surat Keputusan (SK) Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil (SK PNS) bukanlah hal yang asing. Bahkan, perbankan menggelar karpet merah bagi para PNS yang ingin mendapatkan kredit atau pinjaman.
Ekonom Center of Economics and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira menilai pemerintah perlu memberikan batasan maksimal bagi PNS yang mengajukan kredit ke perbankan atau lembaga keuangan lainnya. Artinya dalam hal ini Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) harus merancang kebijakan khusus.
"OJK dan Kemendagri harus koordinasi soal batasan plafon kredit PNS dengan jaminan SK," kata Bhima saat dihubungi merdeka.com, Jakarta, Sabtu (28/1).
Pemerintah perlu mengatur batasan maksimal pinjaman PNS. Sebab, banyak bank yang memberikan promosi bunga atau margin yang rendah kepada PNS. Bahkan, ada bank yang berani memberikan pinjaman hingga cicilan kreditnya 80 persen dari gaji bulanan yang diterima.
"Plafon harus diatur jangan sampai nominal pinjaman terlalu besar," kata dia.
Selain itu ada juga ada beberapa bank yang memiliki kebijakan memberikan kredit atau pinjaman baru meskipun PNS tersebut masih punya cicilan di waktu yang sama. Sehingga, Bhima menilai sudah saatnya pemerintah turun tangan terkait hal ini agar PNS tidak ketagihan berutang ke bank atau lembaga keuangan lain.
"Jangan sampai ini membuat PNS ketagihan berutang," kata Bhima.
Sebelumnya, anggota Komisi II DPR RI dari Fraksi PAN, Guspardi Gaus mengaku prihatin dengan fenomena aparatur sipil negara (ASN) atau PNS terlilit pinjaman kredit. Dia khawatir, banyaknya PNS yang kesulitan membayar cicilan kredit akan memicu tindakan korupsi.
"Kita merasa prihatin banyaknya PNS yang terlilit utang. Dan tentu akan melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan hukum apakah dia korupsi," kata Guspardi saat dihubungi Merdeka.com di Jakarta, Jumat (27/1).
Atas fenomena tersebut, Guspardi meminta Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi (PANRB) untuk membina para PNS terkait pentingnya perencanaan keuangan. Dengan cara ini diharapkan keuangan para PNS akan lebih jauh sehat untuk meningkatkan performa kerja.
"Artinya para PNS harus menatap masa depan itu agar ada kepastian bagaimana meningkatkan kesejahteraan. Kalau ini kan menjadi fikiran untuk membayar utang-utang dengan cara jangan membeli itu berdasarkan keinginan, tetapi kebutuhan," ucap Guspardi. [idr]
Baca juga:
Pemerintah Harus Batasi Plafon Kredit untuk PNS
Fenomena PNS Gadai SK Pengangkatan, Ekonom: Perlu Edukasi Literasi Keuangan
Perbankan Siapkan Promo dan Kemudahan Demi Gaet PNS Jadi Nasabah
PNS Jadi Sasaran Empuk Perbankan untuk Salurkan Pembiayaan, Kenapa?
Ini Dia PNS dengan Bayaran Paling Mahal se-Indonesia
Advertisement
Kapal BBM Pertamina Terbakar, Stok Pertalite Aman?
Sekitar 5 Jam yang laluPamer Hidup Mewah di Medsos, Pejabat Ditjen Kemenhub dan Istri Dimintai Keterangan
Sekitar 6 Jam yang laluKapal BBM Pertamina Terbakar di Laut Mataram, Bawa 5.900 KL Pertalite
Sekitar 10 Jam yang laluPemerintah Imbau THR Cair Sebelum 19 April 2023, Ini Kata Apindo
Sekitar 10 Jam yang laluMark Zuckerberg Dikaruniai Anak ke-3, Namanya Terinspirasi dari Kaisar Romawi
Sekitar 10 Jam yang laluDibuka Besok, Ini Tips 'War' Tiket Konser Suga BTS
Sekitar 11 Jam yang laluCuti Lebaran 2023 Ditambah dan Dimajukan, Pengusaha: Kami Ikuti
Sekitar 12 Jam yang laluMau Dapat Tiket Konser Suga BTS, Perhatikan Hal-Hal ini
Sekitar 15 Jam yang laluDeretan Hotel Bintang 5 di Jakarta, Tarif Menginap Capai Rp4 Juta per Malam
Sekitar 16 Jam yang laluBisnis Maskapai Penerbangan, Pengeluaran Tinggi Tapi Minim Keuntungan
Sekitar 16 Jam yang laluAgrowisata Taman Anggur, Inovasi Berbuah Juara Desa BRILian
Sekitar 17 Jam yang laluSejumlah Maskapai Langgar Tarif Batas Atas, Kemenhub Beri Sanksi
Sekitar 18 Jam yang laluDaftar Terbaru 10 keluarga Terkaya di Asia, Ada dari Indonesia
Sekitar 21 Jam yang laluKisah Startup Lokal Bikin Ojek Online Sendiri, Kini Terima 1.000 Transaksi per Hari
Sekitar 1 Hari yang laluSurvei: Publik Dukung Polri Usut Kasus KSP Indosurya dan Investasi Bodong
Sekitar 7 Jam yang laluSpripim Polda Gorontalo Ditemukan Tewas Dalam Mobil Dinas, Diduga Bunuh Diri
Sekitar 11 Jam yang laluKematian Bripka Arfan Dinilai Janggal, Polda Sumut Bentuk Timsus Lakukan Pengusutan
Sekitar 19 Jam yang laluMomen Haru, Ayah & Anak Saling Melepas Rindu di Balik Bui, Akhirnya Polisi Buka Sel
Sekitar 21 Jam yang laluVIDEO: "Papa Kangen" Isi Surat Sambo & Putri Candrawathi ke Anak Tercinta
Sekitar 2 Hari yang laluSepucuk Surat Ferdy Sambo & Putri untuk Si Bungsu yang Ultah, Ada Pesan Haru
Sekitar 2 Hari yang laluPutra Bungsunya Ulang Tahun, Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi Tulis Pesan Haru
Sekitar 3 Hari yang laluVIDEO: Mahfud Duga Sambo Tak Akan Dieksekusi Mati, Hukuman Jadi Seumur Hidup
Sekitar 6 Hari yang laluLPSK Cabut Perlindungan Richard Eliezer Buntut Wawancara TV, Ini Kata Pengacara
Sekitar 2 Minggu yang laluAlasan LPSK Cabut Perlindungan Bharada Richard Eliezer
Sekitar 2 Minggu yang laluLPSK Cabut Perlindungan Terhadap Bharada Richard Eliezer
Sekitar 2 Minggu yang laluCEK FAKTA: Hoaks Permintaan Terakhir Sambo Satu Sel dengan Putri Sebelum Dihukum Mati
Sekitar 2 Minggu yang laluTOP NEWS: Harta Miliaran Rafael Terbongkar | LPSK Kecewa Berat Eliezer Langgar Aturan
Sekitar 1 Minggu yang laluLPSK Cabut Perlindungan, Bharada E akan Diperlakukan Seperti Ini oleh Polisi
Sekitar 1 Minggu yang laluVIDEO: Duduk Perkara Hingga LPSK Cabut Perlindungan Buntut Eliezer Wawancara di TV
Sekitar 1 Minggu yang laluVaksin IndoVac Sudah Bisa Digunakan Sebagai Booster Kedua Masyarakat 18 Tahun ke Atas
Sekitar 2 Minggu yang laluHoaks, Kemenkes Terbitkan Artikel Pria Tak Vaksinasi Berefek pada Kualitas Sperma
Sekitar 3 Minggu yang laluBRI Liga 1: PSIS Digasak Barito Putera karena Kesalahan Fatal, Gilbert Agius Siap Pasang Badan
Sekitar 1 Jam yang laluHasil BRI Liga 1: Dua Blunder Berbuah Pahit, PSIS Takluk di Markas Barito Putera
Sekitar 6 Jam yang laluAdvertisement
Advertisement
AM Hendropriyono
Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami