Merdeka.com - Bagi masyarakat yang kerap mengunjungi mal, mungkin pernah melihat gerai resto Es Teler 77. Resto makanan siap saji ini didirikan oleh Sukyatno Nugroho, sosok yang kerap dianggap bodoh oleh teman-teman di sekolahnya.
Sukyanto merupakan pria kelahiran Pekalongan, Jawa Tengah, 3 Agustus 1948. Selama menempuh pendidikan, dia memang tidak cukup cerdas dalam hal akademik. Sukyanto malah pernah dua kali tidak naik kelas saat bersekolah. Karena inilah, teman-temannya menganggap ia bodoh. Sukyanto hanya menamatkan pendidikan sampai sekolah menengah pertama (SMP).
Ayah Sukyanto, Hoo Ie Kheng menyadari bahwa sang anak tidak menyukai pendidikan formal. Dia pun mengirim Sukyanto untuk tinggal di rumah pamannya di Jakarta. Selama tinggal bersama paman, Sukyanto diajari berdagang. Segala macam profesi pernah dijalani oleh Sukyatno agar bisa bertahan hidup di ibu kota.
Sukyanto pernah berjualan sisir, kancing baju hingga alat elektronik. Selama menjadi salesman, dia bertemu Yenny Setia Widjaja, pedagang barang elektronik, yang kemudian dinikahi Sukyanto. Keduanya melangsungkan pernikahan pada 28 September 1971.
Selama menjajal profesi, Sukyanto pernah menjadi calo surat izin mengemudi (SIM), tengkulak jual beli tanah hingga menjadi pemborong pembangunan perumahan.
Saat menjadi pemborong, dia pernah hampir dikeroyok karena membangun rumah pesanan dari departemen pemerintahan di atas tanah sengketa. Pembangunan rumah pun dihentikan. Akibatnya, Sukyanto rugi dan berutang banyak.
Sukyanto jatuh miskin usai insiden tersebut. Dia bahkan tidak sanggup untuk membayar biaya sekolah anaknya. Dari situ, dia mencoba membuka usaha salon kecil-kecilan.
Namun tak lama kemudian, Sukyatno Nugroho mulai mencoba berbisnis jajanan es teler yang kemudian mengubah nasibnya kelak. Berbekal modal usaha Rp1 juta dan resep es teler dari ibu mertuanya, Murniati Widjaja, hasil memenangkan lomba majalah Gadis, Sukyatno mencoba peruntungannya di bisnis kuliner ini.
Es Teler terdiri dari minuman es yang berisi campuran alpukat, kelapa muda, nangka dan santan kelapa ditambah sirup sebagai pemanisnya. Sukyatno memberi nama jajanan es telernya dengan nama Es Teler 77. Angka 77 bagi Sukyatno adalah angka keberuntungan.
Sukyatno kemudian mulai menjual dagangan es telernya pada tanggal 7 juli 1982. Dagangannya ia gelar di emperan pusat perbelanjaan Duta Merlin, Harmoni, Jakarta pusat dari pagi hingga malam hari.
Selama beberapa tahun dia menjajakan es di pinggir jalan dan berpindah-pindah tempat, tak jarang dia juga kena razia penertiban petugas.
Lambat laun, usaha es telernya mulai menunjukan peningkatan penjualan. Sehingga ia kemudian nekat mewaralabakan es teler 77 dagangannya pada tahun 1987.
Advertisement
Sukyatno sebenarnya tidak terlalu mengerti mengenai sistem waralaba, mulai dari bagi hasil hingga posisinya sebagai pemilik usaha. Dia hanya mengetahui mengenai waralaba dari artikel berbahasa Inggris yang dia baca. Meskipun dia hanya tamatan SMP saja, namun dia sedikit mengerti bagan dan skema dari sistem waralaba seperti KFC maupun McDonald yang ketika itu baru masuk di Indonesia.
Sukyatno kemudian mantap akan pilihannya mewaralabakan es teler 77 miliknya. Awalnya, dia selalu rugi saat mewaralabakan es telernya, namun itu dijadikan sebagai tantangan.
Dari tahun ke tahun semenjak dia mewaralabakan es telernya, gerai usahanya terus bertambah mulai dari Solo hingga Semarang dan kemudian mencapai ratusan gerai Es Teler 77.
Dia pun mematok harga es telernya lebih mahal dan memindahkan gerainya ke dalam pusat perbelanjaan seperti di mall maupun plaza.
Sukyatno Nugroho kemudian berani membuka gerai di gedung Wisma BNI yang megah di wilayah Sudirman, Jakarta. Tempat-tempat yang prestisius itulah yang membuat citra dari Es Teler 77 dikenal luas di masyarakat. Dia juga terkadang membuat berbagai kegiatan sosial yang menurutnya ‘heboh’, sehingga turut menaikkan pamor Es Teler 77 miliknya.
Sejak saat itu waralaba Es Teler 77 nya mulai menjamur di berbagai kota besar di Indonesia bahkan dia juga memiliki cabang di luar negeri seperti di Malaysia, Singapura, hingga Australia dengan jumlah karyawan sebanyak 3.000 orang.
Bisnisnya yang sukses besar membuat Sukyatno Nugroho sangat terkenal. Sejak itu, dia mulai menjadi pembicara mengenai bisnis waralaba di berbagai Universitas. Usahanya tersebut ia serahkan kepada anak-anaknya. Dia lebih memilih untuk bekerja di belakang layar saja.
Pada 11 Desember 2007, Sukyatno Widjojo. Bisnis waralaba Es Teler 77 sebanyak 300 outlet itu dia wariskan kepada anak-anaknya. Kematian Sukyanto juga menjadi perhatian Abdurrahman Wahid yang saat itu menjadi Presiden Republik Indonesia.
Baca juga:
Lebih Besar dari Gaji DPR, Komisi Agen PO Bus Haryanto Capai Jutaan Rupiah per Hari
Irwan Suryanto, Orang Paling Kaya di Majalengka yang Dulunya Sopir Bus
Keren, Indonesia Masuk Daftar Negara dengan Miliarder Terbanyak di Dunia 2023
Terlampau Kaya, Konten Get Ready With Me Pria Ini Curi Perhatian
Kenalan Sama Sigit Djokosoetono, Bos Blue Bird yang Nyamar Jadi Sopir Taksi
Daftar Terbaru 10 Negara Terkaya di Dunia, Ada Tetangga Indonesia
PP 26/2023 Atur Hasil Sedimentasi dan Jamin Rehabilitasi Ekosistem Pesisir
Sekitar 34 Menit yang laluKilas Balik Taman Buah Mekarsari, Wisata Legenda yang Pernah Diisukan akan Tutup
Sekitar 1 Jam yang laluLima Daftar Terbaru Orang Terkaya di Malaysia
Sekitar 1 Jam yang laluBRI dan BNPB Gelar Pelatihan Kedaruratan Bencana
Sekitar 2 Jam yang laluCerita Teh Botol Sosro, dari Jualan di Pasar Hingga Jadi Brand Besar di Indonesia
Sekitar 3 Jam yang laluDeretan Atlet Terkaya di Dunia Tahun Ini, Punya Harta Hingga USD2,2 Miliar
Sekitar 3 Jam yang laluDeretan Aktor Hollywood dengan Bayaran Tertinggi, Tom Cruise Posisi Pertama
Sekitar 3 Jam yang laluKisah Sukses Pempek Septa Binaan Kementerian Kelautan dan Perikanan
Sekitar 16 Jam yang laluKisah Ing Wong, Sukses Jadi Influencer dan Pebisnis Meski Tak Lulus SMP
Sekitar 17 Jam yang laluIndonesia Berpotensi Pimpin Blok Ekonomi Digital di Asia Tenggara, Ini Alasannya
Sekitar 18 Jam yang laluLuhut Hingga Sri Mulyani Ucapkan Selamat Waisak, Persatuan Bangsa Jadi Harapan
Sekitar 18 Jam yang laluKebun Kelapa Sawit Plasma PTPN V Jadi yang Terluas di Riau
Sekitar 19 Jam yang laluPerayaan Waisak Jadi Momentum Bangkitkan Ekonomi Daerah Usai Pandemi
Sekitar 22 Jam yang lalu4.000 Tiket Pelepasan Lampion Waisak Sudah Ludes Terjual
Sekitar 22 Jam yang laluKehebohan Para Napi Goyang Dangdut sama Polisi, Ucapan Perwira Polri Ngena Banget
Sekitar 1 Menit yang laluPeras Buronan WN Kanada di Bali, 2 Anggota Mabes Polri Diperiksa Propam
Sekitar 1 Jam yang laluKomplotan Pemeras Ngaku Tim Buser di Kalsel Ditangkap Polisi
Sekitar 3 Jam yang laluJenderal Polri Ketemu Anak Tukang Sayur Jadi Polisi, Orangtuanya langsung Dipanggil
Sekitar 5 Jam yang laluFerdy Sambo Kirim Bunga-Surat buat Anaknya yang Ultah ke-22, 'Mba Trisha Kesayangan'
Sekitar 3 Hari yang laluPesan Manis Sang Jenderal dan Istri dari Balik Jeruji di Hari Ultah Anak Perempuannya
Sekitar 3 Hari yang laluTerang-terangan Mahfud MD Sebut Ada Pejabat Bekingi Mafia, Singgung Rafael & Sambo
Sekitar 5 Hari yang laluSurvei Populi Center: Citra Polri Mulai Membaik Pascakasus Ferdy Sambo
Sekitar 6 Hari yang laluFerdy Sambo Kirim Bunga-Surat buat Anaknya yang Ultah ke-22, 'Mba Trisha Kesayangan'
Sekitar 3 Hari yang laluMenakar Peluang Kasasi Diajukan Putri Candrawathi, Mengurangi atau Perberat Hukuman?
Sekitar 1 Minggu yang laluMembaca Peluang Ferdy Sambo Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 1 Minggu yang laluSekuat Tenaga Ferdy Sambo Ingin Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 1 Minggu yang laluIntip Liburan Ronny Talapesy Pengacara Bharada E di Luar Negeri, Sosok Istri Disorot
Sekitar 1 Bulan yang laluPermohonan Banding Kandas, Ricky Rizal Tetap Dihukum 13 Tahun Penjara
Sekitar 1 Bulan yang laluFerdy Sambo Tak Hadir di Sidang Putusan Banding Vonis Mati
Sekitar 1 Bulan yang laluMinta Pasokan Serum dan Vaksin Antirabies, Viktor Laiskodat Telepon Menkes
Sekitar 3 Hari yang laluSudin KPKP Jakarta Selatan Gelar Vaksin Rabies Gratis untuk Cegah Penyakit Menular
Sekitar 5 Hari yang laluGabung Dewa United, Henhen Herdiana Ikut Doakan Persib Bisa Sukses di Liga 1 2023 / 2024
Sekitar 2 Jam yang laluLiga 1: Manajemen Madura United Curhat Susahnya Daratkan Pemain Baru
Sekitar 2 Jam yang laluAdvertisement
Advertisement
Dicky Budiman
Peneliti dan Praktisi Global Health Security Griffith University AustraliaMemaknai Pencabutan Status Darurat Kesehatan Masyarakat Covid-19
AM Hendropriyono
Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami