Harga TBS Melonjak, Petani Kelapa Sawit Kantongi Rp12 Juta Sebulan
Merdeka.com - Harga Tandan Buah Segar (TBS) mengalami kenaikan dan membuat pendapatan para petani kelapa sawit juga naik. Saat ini, petani kelapa sawit bisa mengantongi pendapatan hingga Rp12 juta per bulan.
"Alhamdulillah, sebulan bisa Rp12 juta kalau mau ambil tiap hari. Di pengepul Tandan Buah Segar (TBS) harganya Rp2.800 per kg, sebelumnya hanya Rp2.400 per kg sampai Rp2.500 per kg," ungkap Wisnu salah satu petani sawit di Desa Prangat Selatan, Kaltim dikutip dari Antara, Minggu (20/3).
Sementara itu, apabila kelapa sawit hasil panen dibawa ke pabrik harganya akan lebih mahal, bisa mencapai Rp3.000 per kg lebih.
"Tapi bawanya pakai truk, ke Muara Badak yang paling dekat dari sini. Kalau dibawa ke Jonggon (Kutai Kartanegara) lebih mahal lagi," jelasnya.
Wisnu mengaku, belum pernah menjual dengan harga Rp3.000 per kg, namun dalam sehari dia bisa menghasilkan Rp400.000 dari luas lahan satu hektare setengah dengan jumlah pohon seratus lebih miliknya.
"Rp400.000 itu kira-kira satu kuintal setengah. Kalau pakai motor dua kali bolak-balik jadi modal bensin Rp50.000," tuturnya.
Dia menjelaskan, jarak dari rumah menuju kebun kelapa sawit miliknya sekitar 5 kilometer sehingga jika bolak-balik menjadi 10 kilometer. "Dua kali narik jadi 20 kilometer dengan kondisi jalan rusak dengan motor yang harus dimodif," terangnya.
Dia menambahkan, dulu sebelum TBS naik, harga kelapa sawit sempat hanya sekitar di harga Rp500-Rp700 per kg. "Pada waktu itu orang belum berminat ke kelapa sawit. Disuruh ngambil aja nggak ada yang mau," tutupnya.
Kelapa Sawit Lebih Menguntungkan Dibanding Karet
Sementara itu, penyadap karet yang juga tinggal di Prangat Selatan Kalimantoro menambahkan, hasil kelapa sawit lebih menguntungkan ketimbang karet.
"Memang karet lebih tinggi Rp10.000 per kg tapi susah nyari sekilo. Satu hektare paling 10 kilo Rp100.000, sebulan Rp3 juta jadinya," kata Kalimantoro.
Dia mengungkapkan, pendapatan maksimal dari menyadap karet sekitar Rp3 juta, berbeda jauh dengan kelapa sawit yang mencapai Rp12 juta dengan perbandingan kerja yang lebih ringan.
"Kalau karet harus keliling satu-satu menyadap pohonnya, lebih capek, belum lagi kalau hujan hancur getahnya jadi air," ucapnya.
Sebagai informasi, petani di Marangkayu umum-nya memiliki lahan sawit dan karet sekaligus sehingga apabila harga sawit tidak setinggi sekarang, kemungkinan petani akan kembali beralih menyadap karet.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pada Desember 2023, NTP Provinsi Sulawesi Tengah mengalami kenaikan tertinggi mencapai 2,22 persen dibandingkan NTP provinsi lainnya.
Baca SelengkapnyaRencana impor beras sebanyak 1,6 juta ton ini telah mendapatkan restu dari Presiden Jokowi maupun kementerian teknis terkait.
Baca SelengkapnyaSejumlah komoditas pangan rata-rata mengalami kenaikan harga menjelang Lebaran Idul Fitri 2024.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Mendag mengaku pagi ini telah melakukan kunjungan ke Pasar Palmerah Jakarta Pusat untuk memantau stabilitas harga
Baca SelengkapnyaKakek di Gorontalo hanya santap parutan kelapa untuk mengganjal perut lapar hingga disorot warganet.
Baca SelengkapnyaGanjar pun membeli beberapa sayuran untuk dibawa pulang. Sontak itu membuat pedagang antusias melayaninya.
Baca SelengkapnyaPanen padi di food estate Kalimantan Tengah baru 20 persen dari luas lahan 7.164 hektare.
Baca SelengkapnyaAda beberapa harga komoditas bahan pangan yang mengalami kenaikan antara lain, beras, telur ayam, daging ayam, dan gula pasir.
Baca SelengkapnyaSaat ini harga beras medium dijual Rp13.500 per kg, sedangkan beras premium sudah menyentuh Rp 18.500 per kg.
Baca Selengkapnya