Genjot Jumlah Pengusaha, Hipmi Lirik Industri Kreatif
Merdeka.com - Salah satu indikator ketangguhan perekonomian sebuah negara bisa dilihat dari rasio jumlah pengusaha dengan jumlah penduduknya. Rata-rata negara maju yang memiliki ekonomi stabil, 14 persen dari jumlah penduduk di negara tersebut adalah pengusaha.
Sementara, posisi Indonesia dalam hal rasio jumlah pengusaha masih rendah, meski kabar gembiranya dari tahun ke tahun jumlah tersebut memiliki tren naik.
Berdasarkan data BPS, jumlah wirausaha UKM di Indonesia naik dari 1,56 persen pada tahun 2014, menjadi 3,1 persen dari jumlah penduduk pada akhir tahun 2016, dan pihak Kemenkop dan UKM sendiri yakin akhir 2019, target 5 persen rasio jumlah pengusaha ini akan mampu dicapai.
Presiden Jokowi dalam beberapa kesempatan menekankan bahwa Indonesia harus mampu menembus 14 persen rasio jumlah pengusaha dan berharap semua pihak bisa berkolaborasi agar jumlah ideal pengusaha ini bisa tercapai.
Calon ketua umum badan pengurus pusat (BPP) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi), Mardani H. Maming mengatakan jika terpilih menjadi ketum BPP HIPMI dia berjanji akan berusaha keras meningkatkan jumlah pengusaha Indonesia dan melahirkan konglomerat baru dari HIPMI.
"Pengusaha di Indonesia setiap tahun memang mengalami peningkatan, tapi banyak juga yang tidak bisa bertahan di dalam dunia usaha. Di sinilah pentingnya para pengusaha muda yang baru memulai usaha ini harus dirangkul dan dibimbing agar bisa bertahan dan tidak mudah menyerah," ucap Mardani.
Untuk itu, Mardani bertekad menjadikan Hipmi mampu mengambil peran secara aktif untuk mendorong jumlah pengusaha di Tanah Air bisa terkerek naik.
"Hipmi bukan hanya sekadar wadah bagi pengusaha di Indonesia, tapi dari sinilah kita persiapkan para gerenasi yang baru untuk menjadi pengusaha dan terus meningkatkan kualitas pengusaha Indonesia dengan program-program yang kita siapkan. Tekadnya kita mau konglomerat-konglomerat baru bisa lahir kembali dari Hipmi," kata Mardani.
Mardani juga menjelaskan saat ini banyak startup Unicorn yang saling bersaing mereka lahir bukan dari HIPMI, sedangkan Anggota HIPMI tidak sedikit juga yang gagal bersaing dalam dunia usaha.
"Salah satunya kita berharap dapat melahirkan konglomerat baru yang artinya HIPMI berhasil memberikan dampak terhadap perekonomian Nasional," tutup Mardani.
Mardani juga mengajak caon-calon pengusaha untuk melirik sektor industri ekonomi Kreatif. Dia menyebut ekonomi kreatif kini mampu menjadi industri penting untuk menopang perekonomian bangsa perlu diberikan insentif.
"Sektor ekonomi kreatif ini sangat penting. Pemerintah harus serius memberikan insentif dan akses permodalan kepada para pelaku ekonomi kreatif yang tidak bankable. Dalam hal ini pemerintah harus hadir di sektor yang sangat strategis ini," ucapnya.
"Jika ekonomi kreatif ini kita fokuskan, kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia juga bisa meningkat, dapat menciptakan produk lokal berkualitas yang berdaya saing tinggi. Kita tidak boleh kalah dengan negara luar," kata Mardani.
Wakil Bendahara Umum BPP Hipmi ini juga mengatakan dengan ekonomi kreatif banyak sekali dampak yang akan tercipta yaitu membuka lapangan pekerjaan baru dan menekan angka pengangguran.
"Selain membuka lapangan pekerjaan, industri ini menciptakan pola pikir pengusaha menjadi kreatif, kompetisi dunia bisnis yang lebih sehat dan meningkatkan inovasi di berbagai sektor. Ke depan, kita akan terus lahirkan dan maju bersama para pelaku ekonomi kreatif di Hipmi," tegas Mardani.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurut Jokowi, pertumbuhan ekonomi Indonesia banyak dikontribusikan oleh belanja konsumsi masyarakat hingga masuknya investasi.
Baca SelengkapnyaAdapun perhitungan ini didapatnya setelah berkaca dari China, yang butuh waktu 40 tahun untuk jadi negara dengan kekuatan ekonomi besar dunia.
Baca SelengkapnyaPadahal ekonom memprediksi angka PDB Jepang kali ini jauh di bawah perkiraan median pertumbuhan sebesar 1,4 persen.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Industri pembiayaan diprediksi akan terus meningkat tahun ini.
Baca SelengkapnyaProyeksi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2022 yang mencapai 5,31 persen (yoy).
Baca SelengkapnyaTerdapat empat aspek yang dapat memengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia ke depan.
Baca SelengkapnyaPer Februari 2024 terdapat 214 juta penduduk Indonesia yang berada di usia kerja.
Baca SelengkapnyaMayoritas jenis pajak utama tumbuh positif sejalan dengan ekonomi nasional yang stabil.
Baca SelengkapnyaKepastian hukum mempermudah jalan menuju pertumbuhan ekonomi 7 persen.
Baca Selengkapnya