Dunia Masih Diliputi Gejolak, Target Pertumbuhan Ekspor Dipangkas Jadi 7,5 Persen
Merdeka.com - Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita menargetkan pertumbuhan ekspor non migas 2019 mencapai 7,5 persen tahun ini. Target tersebut turun sebesar 3,5 persen dari target ekspor non migas di 2018.
"Di tengah perekonomian global yang kini sedang alami ketidakpastian serta tren perlambatan ekonomi dunia, kami targetkan pertumbuhan ekspor non migas mencapai 7,5 persen pada tahun ini," ucapnya di Gedung Kemendag, Jakarta, Kamis (10/1).
Dia menambahkan, hingga November 2018, pertumbuhan ekspor non migas baru mencapai 7,5 persen. Sedangkan, target pertumbuhan ekspor non migas kemendag 2018 sendiri sebesar 11 persen.
Dia menjelaskan, tidak tercapainya target pemerintah untuk pertumbuhan ekspor non migas tersebut disebabkan ketidakpastian perekonomian global. Itu terutama dengan tren perlambatan ekonomi dunia pada tahun ini.
"Jadi memang ada varian lain yang tidak kami perhitungan pada saat itu (penetapan target ekspor non migas) yaitu adalah kondisi global yang terjadi. Itu seperti pertumbuhan ekonomi dunia yang melambat. Worldbank bahkan lebih pesimis dari IMF untuk pertumbuhan ekonomi di tahun ini," ujarnya
Sebagai informasi saja, meski target pertumbuhan ekspor non migas kemendag belum memenuhi target 11 persen, persentase ini telah melampaui target rencana kerja pemerintah (RKP) yang ditargetkan sebesar 5 - 7 persen.
Reporter: Bawono Yadika Tulus
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penurunan ini tak lepas dari anjloknya realisasi kinerja ekspor non migas pada Juli 2023 mencapai USD 19,65 miliar.
Baca SelengkapnyaNilai ekspor migas turun tipis 0,29 persen dengan nilai ekspor USD20,72 miliar.
Baca SelengkapnyaSecara tahunan nilai ekspor pada Desember 2023 mengalami penurunan cukup dalam yakni sebesar 5,76 persen.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Menurut Airlangga, pihaknya melihat tren positif di berbagai wilayah Indonesia untuk Partai Golkar.
Baca SelengkapnyaMenteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono berdalih target tersebut tidak tercapai karena banyaknya kendala.
Baca SelengkapnyaIndonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaAturan turunan ekspor pasir laut masih digodok karena melibatkan banyaknya tim kajian.
Baca SelengkapnyaKepastian hukum mempermudah jalan menuju pertumbuhan ekonomi 7 persen.
Baca SelengkapnyaPengelolaan arus lalu lintas tidak hanya mengarah ke Jawa Tengah dan Jawa Timur saja.
Baca Selengkapnya