Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Badai PHK Karyawan Berpotensi Terus Berlanjut, Ini Penyebabnya

Badai PHK Karyawan Berpotensi Terus Berlanjut, Ini Penyebabnya Klaster Covid-19 di Perkantoran. ©Liputan6.com/Faizal Fanani

Merdeka.com - Tingginya tingkat inflasi global bisa memicu badai pemutusan hubungan kerja (PHK) di Tanah Air. Sebab, melemahnya permintaan dari negara tujuan ekspor seperti Amerika Serikat (AS) dan Eropa bisa mengganggu produktivitas industri manufaktur.

"Inflasi global itu kan pasti berkaitan dengan harga global dan potensi ekspor dari industri yang selama ini, ekspor ke sana, terutama ke AS atau Eropa," kata Staf Khusus Menteri Ketenagakerjaan, Reza Hafiz dalam diskusi INDEF: Efek Resesi Global terhadap Ekonomi Politik Indonesia 2023 di ITS Tower, Jakarta Selatan, Rabu (14/12).

"Itu sudah pasti industri padat karya tersebut akan terdampak. Mau enggak mau PHK bisa saja terjadi," sambungnya.

Dari kacamata bisnis, Reza menyebut PHK merupakan hal yang biasa. Namun dalam hal ini Kementerian Ketenagakerjaan menilai PHK harus menjadi jalan terakhir yang dilakukan perusahaan dalam kondisi darurat.

Memang PHK merupakan upaya efisiensi pengeluaran perusahaan. Namun selain PHK, perusahaan bisa melakukan efisiensi dari pos anggaran lain biaya operasional.

"Itu PHK terakhirlah," kata dia.

Gelombang PHK Terus Berlangsung

Gelombang PHK memang di tahun depan diperkirakan masih akan terus berlangsung. Adapun sektor yang rentan melakukan PHK antara lain manufaktur dan perusahaan yang levelnya masih merintis (startup) di bidang teknologi, informasi dan komunikasi (TIK).

"Sektor yang paling berdampak itu manufaktur. Kedua kemungkinan di startup tapi sektor TIK yang perusahaannya masih di level start up," kata dia.

Meski begitu, karyawan yang pernah bekerja di level startup ini bisa pindah ke industri yang lebih besar dengan cepat. Sehingga sifatnya lebih dinamis walaupun dua sektor ini masih akan melakukan PHK.

"Jadi ketika gojek PHK, mereka sudah komunikasi dulu di komunitas startup. Ada teman-teman yang bakal meninggalkan Gojek misalnya," kata dia.

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Dua Jalur Laut Perdagangan Dunia Kritis, Siap-Siap Inflasi Mengancam Perekonomian Global
Dua Jalur Laut Perdagangan Dunia Kritis, Siap-Siap Inflasi Mengancam Perekonomian Global

Jika kondisi di Terusan Suez dan Terusan Panama tidak kembali kondusif, bisa berdampak pada peningkatan inflasi.

Baca Selengkapnya
Pengusaha Tolak Usulan Kerja 4 Hari Seminggu, Begini Pertimbangannya
Pengusaha Tolak Usulan Kerja 4 Hari Seminggu, Begini Pertimbangannya

Padahal YLKI pun mengusulkan kebijakan serupa diterapkan di Tanah Air.

Baca Selengkapnya
Kinerja Industri Pembiayaan Diprediksi Tumbuh Hingga 16 Persen di 2024
Kinerja Industri Pembiayaan Diprediksi Tumbuh Hingga 16 Persen di 2024

Industri pembiayaan diprediksi akan terus meningkat tahun ini.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Menko Airlangga: Indonesia Masuk Negara Menengah Atas, Pendapatan per Kapita Capai USD 5.400
Menko Airlangga: Indonesia Masuk Negara Menengah Atas, Pendapatan per Kapita Capai USD 5.400

Salah satu faktornya adalah kinerja ekspor sepanjang tahun 2023 mampu menembus USD 258,82 miliar.

Baca Selengkapnya
Bukti Tak Ada Lapangan Kerja di Indonesia: Pengusaha Kecil-kecilan Menjamur, dari 100 Rumah Saja Ada 25 Warung
Bukti Tak Ada Lapangan Kerja di Indonesia: Pengusaha Kecil-kecilan Menjamur, dari 100 Rumah Saja Ada 25 Warung

Bank Dunia yang menyebut Indonesia harus bisa menyediakan lapangan kerja berkualitas agar bisa menjadi negara berpendapatan tinggi.

Baca Selengkapnya
Kunjungan Kerja ke Inggris, Gibran Bakal Bawa Pulang 'Oleh-Oleh' Ini
Kunjungan Kerja ke Inggris, Gibran Bakal Bawa Pulang 'Oleh-Oleh' Ini

Duta Besar RI untuk Inggris Desra Percaya terus mendorong optimalisasi peran diaspora Indonesia dalam membangun ekonomi berbasisinovasi.

Baca Selengkapnya
Ternyata, Kenaikan PPN 12 Persen Jadi Tertinggi di Asia Tenggara
Ternyata, Kenaikan PPN 12 Persen Jadi Tertinggi di Asia Tenggara

Kenaikan PPN dengan menggunakan single tarif dapat menyebabkan semakin menurunnya daya saing industri.

Baca Selengkapnya
Mendag: Inflasi Tahun 2023 Sebesar 2,61 Persen Terendah Sejak Tahun 1999
Mendag: Inflasi Tahun 2023 Sebesar 2,61 Persen Terendah Sejak Tahun 1999

Kemendag bekerjasama dengan Badan Urusan Logistik (Bulog) dan Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk menahan inflasi.

Baca Selengkapnya
Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lebih Baik Dibanding AS dan China
Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lebih Baik Dibanding AS dan China

Artinya, Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi tinggi dan angka inflasi relatif bagus dan rendah.

Baca Selengkapnya